Usai Dituding Beking Ponpes Al-Zaytun, Moeldoko Langsung Keluarkan Kalimat Serius Ini, Isinya Tak Main-main!

Usai Dituding Beking Ponpes Al-Zaytun, Moeldoko Langsung Keluarkan Kalimat Serius Ini, Isinya Tak Main-main!

27 Juni 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Kepala KSP, Moeldoko membantah dirinya menjadi beking pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu.

Moeldoko mengatakan dirinya bukan preman yang memiliki kemampuan untuk membekingi seseorang atau lembaga tertentu.

“Emang preman kok jadi beking. Itu yang ngomong (membekingi) itu suruh sekolah dulu itu, biar pintar dikit,” jelas Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/6/2023), Dilansir dari Merdeka.

Kendati begitu, dia mengakui dekat dengan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang.

Hanya saja, Moeldoko mengatakan kedekatannya dengan Panji Gumilang sebatas komunikasi politik dan publik.

“Emang kenapa (dekat)? Enggak boleh apa dekat?” ucapnya.

“Ya biasa saja (dekatnya dengan Panji). Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan gitu. Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya,” kata Moeldoko.

Dia meminta masyarakat tak mengartikan macam-macam soal kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun.

BACA JUGA:

Sah! 12 Orang Ini Resmi Dilantik Jokowi sebagai Duta Besar Indonesia yang Baru, Ada 2 Eks Wartawan Loh, Berikut Nama-namanya

Kemdikbud Ristek Keluarkan SE Terbaru untuk Seluruh TK, SD, SMP, SMA hingga SMK, Seluruh Sekolah Wajib Tahu!

Moeldoko menilai kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun justru sebagai hal yang positif.

“Jadi jangan terus diartikan macam-macam. Dan semakin saya bisa dekat dengan, Pak Panji Gumilang kan saya bisa makin melihat apa yang dia akan lakukan,” ujarnya.

Moeldoko sendiri pernah diundang dua kali untuk berceramah soal kebangsaan di Ponpes Al Zaytun. Dia melihat norma-norma kebangsaan di Ponpes Al Zaytun berjalan dengan normal.

“Tapi yang saya lihat bahwa norma-norma apa itu, kebangsaan itu berjalan di sana. Lagu Indonesia Raya itu selalu dinyanyikan. Gitu. Jadi kesehariannya kan aku dari situ. Tapi secara aku hanya melihat bahwa nilai-nilai kebangsaan, Pancasila dann seterusnya selalu dibicarakan di sana,” tutur mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko tak mengetahui apabila yang terjadi secara utuh di dalam Ponpes Al Zaytun, termasuk soal dugaan penyimpangan.

Menurut dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) apabila ada penyimpangan di Ponpes Al Zaytun.

“Kalau ini terjadi ada penyimpangan di sisi ajaran agama Islamnya kan ada MUI, bertindak dong. Kalau ada penyimpangan di bidang ideologi kan ada, ada lembaga yang menangani kan ada,” pungkas dia.

“Jadi engga boleh berlarut. Karena apa ? Karena ada ribuan anak yang dididik di sana. Itu kan gelisah itu anak-anak. Harus perlu ada kepastian dari kita,” imbuh Moeldoko.

Dia meminta masyarakat tak mengartikan macam-macam soal kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun. Moeldoko menilai kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun justru sebagai hal yang positif.

“Jadi jangan terus diartikan macam-macam. Dan semakin saya bisa dekat dengan, Pak Panji Gumilang kan saya bisa makin melihat apa yang dia akan lakukan,” ujarnya.

Moeldoko sendiri pernah diundang dua kali untuk berceramah soal kebangsaan di Ponpes Al Zaytun.

Dia melihat norma-norma kebangsaan di Ponpes Al Zaytun berjalan dengan normal.

“Tapi yang saya lihat bahwa norma-norma apa itu, kebangsaan itu berjalan di sana. Lagu Indonesia Raya itu selalu dinyanyikan. Gitu. Jadi kesehariannya kan aku dari situ. Tapi secara aku hanya melihat bahwa nilai-nilai kebangsaan, Pancasila dann seterusnya selalu dibicarakan di sana,” tutur mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko tak mengetahui apabila yang terjadi secara utuh di dalam Ponpes Al Zaytun, termasuk soal dugaan penyimpangan.

Menurut dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) apabila ada penyimpangan di Ponpes Al Zaytun.

“Kalau ini terjadi ada penyimpangan di sisi ajaran agama Islamnya kan ada MUI, bertindak dong. Kalau ada penyimpangan di bidang ideologi kan ada, ada lembaga yang menangani kan ada,” pungkas dia.

“Jadi engga boleh berlarut. Karena apa ? Karena ada ribuan anak yang dididik di sana. Itu kan gelisah itu anak-anak. Harus perlu ada kepastian dari kita,” imbuh Moeldoko.

BACA JUGA: Lama Diam, Ibu yang Dikabarkan Berhubungan Badan dengan Anak Kandung hingga 11 Tahun Akhirnya Buka Suara, Gak Nyangka, Walikota Pasti Syok

(Yar/sis)