Usai Bebas, Anas Urbaningrum Langsung Sampaikan Hal Mengejutkan Ini ke Publik, SBY Pasti Merinding

Usai Bebas, Anas Urbaningrum Langsung Sampaikan Hal Mengejutkan Ini ke Publik, SBY Pasti Merinding

11 April 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bebas dari Lapas Sukamiskin setelah menjalani hukuman kasus korupsi terkait proyek Hambalang.

Anas menyampaikan permohonan maaf jika ada yang berpikir dirinya membusuk di penjara.

“Saya ingin menyampaikan permohonan maaf, pertama mohon maaf kalau ada yang berpikir saya di tempat ini mati membusuk,” kata Anas di hadapan loyalisnya yang menyambut di Lapas Sukamiskin, Selasa (11/4/2023), Dilansir Kumparan.

Anas mengatakan tidak menjadi bangkai fisik dan sosial gara-gara dipenjara.

Dia mengatakan dirinya tetap sehat dan waras berkat dukungan keluarga dan sahabat-sahabatnya.

“Kalau ada yang berpikir, saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial, ini mohon maaf, itu alhamdulillah tidak terjadi,” ujarnya.

Dia juga mengatakan tidak terpisah dengan teman-teman seperjuangannya meski berada di balik jeruji.

Anas mengaku bersyukur bisa keluar dari penjara hari ini.

“Yang kedua, saya juga mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa dengan waktu saya agak lama di sini, terhitung hari ini berarti 9 tahun 3 bulan, waktu yang cukup lama, itu hampir 2 periode Pak Saan di DPR itu. Mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan waktu yang lama itu kemudian bisa memisahkan saya dengan sahabat-sahabat saya seperjuangan,” ujarnya.

PROFIL ANAS URBANINGRUM

Anas Urbaningrum lahir pada 15 Juli 1969 di Desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur.

Ia diketahui menempuh pendidikan dari tingkat dasar (SD) hingga menengah atas (SMA) di daerah kelahirannya, Kabupaten Blitar.

Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, Anas melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), di Kota Surabaya.

Ia lulus pada 1992 silam. Ia juga diketahui mendapatkan gelar master bidang politik dari Universitas Indonesia pada 2000.

Saat menempuh pendidikan pasca-sarjana di UI, Anas tergolong aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Keaktifannya di HMI ini menjadi awal perkenalannya dengan dunia politik Indonesia.

Saat berkecimpung di HMI, Anas sempat terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI, melalui Kongres HMI di Yogyakarta 1997.

Selanjutnya, ia melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar doktor ilmu politik.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, kiprah Anas di dunia politik Indonesia diawali dari keaktifannya dalam HMI, di mana ia terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada 1997.

Saat itu, situasi politik Indonesia tengah bergejolak, di mana gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia menuntut adanya reformasi.

Anas pun turut aktif bergerak bersama para mahasiswa dalam gejolak politik yang kemudian berujung pada turunnya Presiden Soeharto dari panggung kekuasaan yang telah dipegang selama lebnih dari tiga dekade.

Di awal masa-masa reformasi, Anas anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik atau Tim Tujuh.

Ia anggota Tim Seleksi Partai Politik atau Tim Sebelas yang bertugas memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam Pemilu 1999.

Kemudian, ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan Pemilu 2004.

Namun, keanggotaannya di KPU tak bertahan lama. Sebab, ia memutuskan mengundurkan diri pada 8 Juni 2005, untuk bergabung dengan Partai Demokrat, yang merupakan partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY sendiri terpilih menjadi Presiden RI ke-6, melalui perhelatan Pemilu 2004.

Di awal karirnya sebagai anggota Partai Demokrat, Anas mendapatkan jabatan sebagai Ketua Divisi Otonomi Politik dan Daerah DPP Partai Demokrat. Melalui keaktifannya di dalam Partai Demokrat, karier politik Anas makin terbuka, di mana pada Pemilu 2009 ia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perawakilan Rakyat (DPR).

Dalam Pemilu Legislatif 2009, ia terpilih dengan memperoleh suara terbanyak untuk daerah pemilihan Jawa Timur VII, yang mencakup Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung, dengan perolehan 178.381 suara.

Di DPR, Anas menjadi Ketua Fraksi Demokrat untuk periode 2009-2014.

Perjalanan karir politiknya makin menjulang, di mana pada Kongres Partai Demokrat yang diselenggarakan pada 20-23 Mei di Bandung, Jawa Barat, ia terpilih menjadi Ketua Umum, mengalahkan calon kuat seperti Andi Malarrangeng dan Marzuki Alie.

Anas kemudian dilantik sebagai Ketua Umum, dengan Edi Baskoro Yudhoyono sebagai Sekertaris Jenderal DPP Partai Demokrat untuk periode 2010-2015.

Saat itu, Anas dinilai menjadi salah ketua partai politik termuda di Indonesia, dan memiliki masa depan yang cerah dalam dunia politik Indonesia. Ia bahkan disebut-sebut menjadi bakal calon presiden dari generasi muda.

(Yar/Sis)