Sekelumit Kisah Asal Usul “DESA TELUK AWUR”

Sekelumit Kisah Asal Usul “DESA TELUK AWUR”

21 Februari 2021 0 By NKRI POST

SEKELUMIT CERITA ASAL USUL“DESA TELUK AWUR”

Assalamualaikum Wr.Wb

NKRIPOST.COM – JEPARA | Kali ini saya akan membahas tentang asal usul nama TELUK AWUR, warga Jepara pasti sudah tidak asing dengan nama ini,saya pastikan itu. Nah kebanyakan mereka hanya tau namanya saja,tetapi tidak tau darimana asal nama tersebut,mengapa dinamakan TELUK AWUR? Mengapa tidak nama yang lain saja? Nah kali ini saya akan memberikan sedikit pengetahuan bagi kalian semuanya gaess,yuk dibaca sampai bawah.

Teluk Awur adalah sebuah desa yang letaknya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Desa ini memiliki nama TELUK AWUR karena, pada zaman dahulu kala di sebuah desa,hidup sepasang suami istri yang hidupnya bahagia dan salin mencintai. Sang suami bernama Syeikh Abdul Aziz, dan sang istri bernama Den Ayu Roro Kuning. Sang istri adalah murid dari dari Sunan Muria yang memiliki paras cantik bak bidadari. Sedangkan suaminya adalah seorang pria dari negeri timur yang mempunyai tugas dari ayahnya untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.

Selain menyebarkan agama Islam, Syeikh Abdul Aziz juga bekerja di ladang. Syeikh Abdul Aziz ini memiliki kebiasaan,yaitu sebelum pekerjaan nya tuntas,dia selalu pulang terlebih dahulu dan meninggalkan pekerjaanya itu. Kebiasaan Syeikh Abdul Aziz di sebabkan karena dia selalu rindu terhadap istrinya yang memiliki paras cantik layaknya seperti bidadari,sehingga setiap detik pun dia tidak ingin melewatkan kecantikan istri tercintanya itu. Kebiasaan itu dilakukan setiap hari oleh Syeikh Abdul Aziz, sehingga istrinya pun khawatir dengan pekerjaan suaminya yang akan terbengkalai jika kebiasaan ini tidak di hilangkan. Akhirnya sang istri pun memilik ide kepada Syeikh Abdul Aziz. Istrinya menyuruh Syeikh Abdul Azizuntuk melukis wajah cantik istrinya itu,sehingga lukisanwajah istrinya itu bisa di bawa ke ladang setiap hari. Syeikh Abdul Aziz pun setuju dengan ide istrinya,akhirnya dia mulai melukis wajah cantik istrinya.

Setelah selesai melukis, Syeikh Abdul Aziz selalu membawa lukisan tersebut ke ladang setiap harinya,sehingga dia tidak perlu pulang ke rumah sebelum pekerjaannya selesai. Nah pada suatu pagi yang cerah, Syeikh Abdul Aziz pergi ke ladang dengan membawa lukisan tersebut. Setelah sampai di ladang, dia meletakkan lukisan tersebut di keranjang yang dia bawa. Tanpa ada firasat apapun tiba-tiba datang angin yang teramat kencang,sehingga gambar tersebut terbang diterpa angin kencang itu,dan akhirnya jatuh di di halaman kerajaan yang rajanya bernama Joko Wongso. Joko Wongso melihat lukisan tersebut dan Joko Wongso pun terkejut setelah melihat gambar seorang wanita yang memiliki paras cantik dan mempesona itu. Joko wongso langsung memerintahkan prajuritnya untuk mencari wanita yang ada di lukisan tersebut. Tak lama, prajurit Joko Wongso menemukan Den Ayu Roro Kuning (wanita yang ada di lukisan itu), dan membawanya ke kerajaan. Den Ayu Roro Kuning selalu sedih dan gelisah karena memikirkan suaminya yang pasti akan mencari-cari dirinya itu.

Disamping itu Syeikh Abdul Aziz mencari lukisan di mana-mana,tapi tidak ketemu juga. Akhirnya Syeikh Abdul Aziz memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya dirumah alangkah terkejutnya Syeikh Abdul Aziz karena tidak mendapati istrinya dirumah. Suatu ketika dia mendengar kabar kalau istrinya dibawa oleh Raja Joko Wongso untuk dijadikan sebagai permaisurinya. Mendengar ini Syeikh Abdul Aziz kemudian pergi ke kerajaan Joko Wongso dengan cara mengamen/bermain kentrung. Sesampainya di halaman kerajaan, suami Den Ayu Roro Kuning ini menyanyi sambil memainkan kentrungnya. Dari dalam kabupaten sayup-sayup suara lagu dan musik inipun terdengar sampai ke telinga Den Ayu Roro Kuning. Setelah jelas terdengar dia tak ragu lagi bahwa itu adalah suara dari suaminya tercinta. Maka dia menyuruh abdinya untuk memanggil pengamen tersebut yaitu Syeikh Abdul Aziz tercinta.

Pertemuan inipun menggembirakan bagi keduanya, sehingga mereka sepakat menyusun rencana, bagaimana cara agar Den Ayu Roro Kuning tidak bisa dijadikan istri Joko Wongso. Rencana dirancang yakni, Den Ayu Roro Kuning mengajukan syarat pada sang Raja. Den Ayu Roro Kuning menghadap sang raja, istri Syeikh Abdil Aziz ini berkata “Baginda hamba siap dijadikan permaisuri tapi dengan syarat, carikan kerang (kijing) yang menari dan raja harus berpakaian ala nelayan lengkap dengan kepisnya”..

Karena hasrat untuk memperistri Den Ayu Roro Kuning yang sangat kuat maka Joko Wongso setuju tanpa rasa curiga sedikitpun atas syarat yang diajukan oleh istri Syeikh Abdul aziz ini. Berangkatlah sang Raja ke laut dengan harapan dapat memiliki Den Ayu Roro Kuning dengan meninggalkan pakaian kerajaannya. Sementara itu dalam kerajaannya, pasangan suami istri ini melaksanakan strategi yang sudah diatur. Syeikh Abdul Aziz berganti pakaian memakai baju kerajaan raja Joko Wongso dan berpura-pura jadi raja Joko Wongso. Kemudian dia memerintahkan pada prajurit dan rakyat kerajaan Joko Wongso untuk menyisir pantai karena ada mata-mata yang akan menghancurkan kerajaan. Mata-mata tersebut berpakaian nelayan lengkap dengan kepis nya.

Dalam perintahnya itu ada sebagian rakyatnya yang ragu (tidak percaya) tapi karena yang memerintahkan raja maka mereka berangkat untuk mencari mata-mata yang sebenarnya adalah rajanya sendiri. Pencarian membuahkan hasil, tanpa ditanya dulu prajurit dan rakyat ini mengeroyok sang nelayan. Dalam keadaan ini nelayan bilang Teluk,Teluk, (Takluk) tapi prajurit dan rakyat tidak mau tahu, sehingga membuat sang nelayan mati, sebelumnya ajalnya tiba sang nelayan sempat bicara ”AKU RAJAMU, AKU SUDAH BILANG TELUK, TELUK TAPI KALIAN TETAP NGAWUR”.

Ucapan inilah yang sekarang dijadikan nama tempat dimana Raja Joko Wongso dulunya didholimi dan di aniaya yaitu ”TELUKAWUR” Jasad JOKO WONGSO dimakamkan berdekatan dengan makam dan DEN AYU RORO KUNING. Makam tersebut ada di desa Telukawur, sedangkan Syeikh Abdul Azis dimakamkan di Desa Jondang yang kemudian Syeikh Abdul Azis dikenal dengan sebutan nama “SYEIKH JONDANG”.

~SELESAI~

Wassalamualaikum Wr.Wb

NkriPost – Purnomo.