Bahaya Laten PLTU Tanjung Jati B. Tubananan Bangsri – Jepara

Bahaya Laten PLTU Tanjung Jati B. Tubananan Bangsri – Jepara

23 Maret 2021 0 By NKRI POST
PLTU

NKRIPOST.COM, JEPARA – Di negara lain, pamor pembangkit listrik berbahan bakar batu bara makin tak dilirik, tetapi pemerintah Indonesia justru makin bernafsu untuk menambah jumlahnya demi satu alasan: menambah pasokan listrik dengan biaya “murah”. Padahal, dampak negatif nan laten dari PLTU batu bara bagi kesehatan dan ekologis begitu mengerikan.

Merujuk laporan kolaborasi Greenpeace dan Universitas Harvard pada Agustus 2015 silam, gangguan sistem pernafasan adalah efek paling ringan akibat polutan batu bara. Pada tingkat lebih parah, dampak buruk hadirnya PLTU batu bara di Jepara—dan tempat-tempat lain di Indonesia maupun dunia—dapat memburuk menyebabkan kematian dini.

Sekadar info, Tanjung Jati B Jepara adalah PLTU batu bara dengan jumlah produksi energi listrik sebesar 2640 MW. PLTU ini sudah beroperasi sejak 2006 lalu. Sayang, energi yang dihasilkan dari pembakaran batu bara untuk menghasilkan tenaga uap itu mesti dibayar dengan nyawa penduduk sekitar. Angka mortalitasnya gigantis. Hingga tahun 2012 saja, Greenpeace memperkirakan emisi PLTU Jepara diestimasi telah menyebabkan 1.020 kematian dini per tahun.

Menurut data Greenpeace, 20 kematian anak-anak pada usia di bawah usia lima tahun diakibatkan oleh infeksi akut saluran pernafasan dan 90 kematian diakibatkan penyakit pernafasan kronis. Sebanyak 60 kematian disebabkan oleh kanker paru-paru obstruktif kronis, 400 kematian diakibatkan penyakit jantung iskemik, dan 450 kematian akibat stroke.

PLTU batu bara dan emisi yang dihasilkan lewat cerobong asapnya menyebabkan masyarakat terpapar bahan-bahan beracun, ozon, dan logam berat. Logam berat tersebut mencangkup cadmium, nikel, kromium, arsenik, timbal, merkuri, nitrogen oksida, dan sulfur oksida.

Penyebabnya, menurut laporan Greenpeace, partikel-partikel halus polutan batu bara menembus ke dalam paru-paru dan aliran darah. Penyakit yang timbul mulai dari kanker, serangan asma, ganguan fungsi paru-paru, hingga gangguan perkembangan paru-paru pada anak.

Sementara itu di tingkat nasional, korban akibat polutan batu bara bisa jadi lebih banyak. Mengingat di pulau Jawa dan Bali saja, Indonesia memiliki kurang lebih 13 PLTU batu bara. Di luar pulau Jawa dan Bali, Indonesia memiliki 25 PLTU batu bara baru yang akan segera dibangun mulai dari Aceh hingga Papua. Pembangkit listrik yang menghasilkan partikel-partikel polutan berbahaya itu saat ini mengakibatkan kematian dini sekurang-kurangnya untuk 6.500 jiwa per tahun di Indonesia.

Penyebab utamanya masih berkutat pada penyakit stroke yaitu 2.700 jiwa, penyakit jantung iskemik sebanyak 2.300 jiwa, kanker paru-paru sejumlah 300 jiwa, penyakit paru-paru obstruktif kronik sebanyak 400 jiwa, serta penyakit pernafasan dan kardiovaskular lainnya sebanyak 800 jiwa.

Angka itu hanya berlaku di Indonesia. Di dunia, 3 juta orang per tahun mengalami kematian dini akibat polusi udara, estimasi total korban kematian dini akibat emisi PLTU batu bara mencapai 21.200 jiwa per tahunnya.

NkriPost. – Purnomo