Putri Panji Gumilang Pemimpin Ponpes Al Zaytun Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Warganet Langsung Terkaget-kaget, Ini Sosoknya

Putri Panji Gumilang Pemimpin Ponpes Al Zaytun Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Warganet Langsung Terkaget-kaget, Ini Sosoknya

29 Juni 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Nama Panji Gumilang pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, belakangan ini ramai diperbincangkan lantaran dianggap menyimpang dari syariat agama Islam.

Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu, didemo oleh masyarakat karena mencampur adukkan ajaran agama Islam dengan agama lain.

Orang-orang terdekat, termasuk keluarga Panji Gumilang pun ikut berimbas jadi sorotan publik.

Diketahui, Panji Gumilang memiliki putri seorang politisi bernama Anis Khairunnisa

Anis Khairunnisa merupakan putri Panji Gumilang dari istrinya bernama Farida Al-Widad.

Adapun Anis Khairunnisa di Jakarta pada tanggal 25 Mei 1980 dengan usianya sekarang menginjak 43 tahun.

Anis Khairunnisa sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada pemilihan umum (Pemilu) tahun 2014.

Dirinya kala itu bergabung dengan partai persatuan pembangunan (PPP) dengan daerah pilih Jawa Barat 8.

Sebelumnya dirinya pernah menjabat sebagai anggota DPRD kabupaten Indramayu.

Anis Khairunnisa menikah dengan Eji Anugrah Romadhon dan dikaruniai satu orang anak.

Untuk pendidikan Anis Khoirunnisa menyelesaikan pendidikan di Universitas Ushuluddin dengan jurusan perbandingan agama.

Kemudian Anis Khairunnisa melanjutkan pendidikan strata 2 (S2) di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan manajemen pendidikan.

Selain itu Anis Khairunnisa sempat jadi pengurus HMI cabang Ciputat, kemudian pengurus Teater Syahid Jakarta dan ketua umum pengurus olahraga Hockey tahun 2010.

BACA JUGA: 6 Kapolsek Gagal Ujian Praktek SIM C Zig-zag dan Angka 8, Kapolri Langsung Bilang Begini

Profil Panji Gumilang

Pemilik nama lengkap Syaikh Dr. (HC). K. H. Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang lahir di Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik pada 30 Juli 1946.

Melansir wikipedia, Panji Gumilang sejak kecil dekat dengan kegiatan keagamaan.

Saat belajar di Sekolah Rakyat (SR) di pagi hari, ia juga belajar mengaji di langgar di sore hari.

Setelah tamat di SR, Panji Gumilang melanjutkan pendidikannya ke Pondok Modern Gontor.

Namun, pendidikannya tidak diselesaikan, ia tak menamatkan sekolahnya.

Diketahui, Panji Gumilang aktif menjadi Petugas Rabithoh ‘Alam Islami yang ditugaskan di Majlis Ulama Islam Malaysia Sabah bahagian Da’wah tahun 1982-1989.

Di tahun yang sama Panji Gumilang dipercaya menjadi Presiden Perhimpunan Keluarga Besar Indonesia Sabah Malaysia (PERKISA).

Lalu, Panji Gumilang kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat dengan mengambil Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab.

Panji Gumilang pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni UIN Syarif Hidyatullah sejal 2006, selama dua periode.

Pada 24 Mei 2003 ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa bidang Management, Education and Human Resources oleh IMCA (International Management Centres Association) atau Revans University.

Adapun universitas ini tidak terakreditasi action learning yang bertempat di Buckingham, Inggris dan Amerika Serikat.

Syaykh AS Panji Gumilang dianggap berjasa melakukan perubahan dalam transformasi kependidikan di Indonesia.

Yakni mewujudkan ide baru dalam sebuah paradigma baru pendidikan Islam melalui Al-Zaytun.

Diketahui, Panji Gumilang mendirikan Pondok Pesantren Al-Zaytun pada 13 Agustus 1996 di Indramayu, Jawa Barat.

Di Pesantren Al-Zaytun, ia menerapkan Sistem Pendidikan Satu Pipa (One Pipe Education System) yaitu sistem pendidikan formal yang tidak terputus.

Mulai dari tingkat dasar atau Madrasah Ibtidaiah hingga Perguruan tinggi.

Ia dianggap sebagai pelopor pendidikan terpadu atau kampus peradaban karena mendirikan pondok pesantren modern bertajuk Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi serta Pengembangan Budaya Perdamaian.

Sebagai seorang guru, ia mengandalkan manajemen kekitaan bukan keakuan.

BACA JUGA: Bagi yang Sudah Punya Kartu Keluarga silahkan Merapat, Ada Info Penting untuk Anda, Ini Serius!

Sejarah Ponpes Al-Zaytun

Pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun berada di Indramayu kembali jadi sorotan publik Indonesia.

Setelah beberapa kontroversi yang terjadi di ponpnes Al-Zaytun membuat publik menduga ada aliran sesat.

Salah satunya yang sempat viral yakni ketika pelaksanaan sholat idul fitri dimana jemaah lelaki dan perempuan bercampur jadi satu.

Dibalik segala kontorversi yang ada, menarik untuk menelisik soal awal mula berdirinya ponpes Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang tersebut.

Diketahui Ponpes Al Zaytun tepatnya berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Mengutip laman resminya, Ponpes ini mengeklaim sebagai pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian.

Menggenggam visi berupa “Perbaikan kualitas pendidikan ummat”, Al Zaytun mengaku memiliki tujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas selaras perkembangan dunia.

Individu hasil didikan Ponpes Al Zaytun juga disebut mampu mengembangkan kreativitas, berdaya kompetisi tinggi, berjiwa mandiri, serta tekun dalam penelitian dan penemuan ilmiah.

Juga, penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa, terampil berkomunikasi, berdisiplin tinggi, menguasai tahfiz Al Quran, serta selalu berakhlak karimah.

Gagasan pembangunan Ponpes Al Zaytun muncul sejak 1 Juni 1993, saat hari raya Idul Adha 1413 H oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).

Namun, pembangunan baru dimulai tiga tahun kemudian, tepatnya pada 13 Agustus 1996.

Selang tiga tahun sejak pembangunan, pada 1 Juli 1999, kegiatan pembelajaran pertama kali di Al Zaytun pun dilakukan.

Kendati demikian, pondok pesantren ini baru diresmikan oleh Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie pada 27 Agustus 1999.

BACA JUGA: Usai Dilaporkan ke Polisi, Walikota Bukittinggi Langsung Ungkap Fakta Mengejutkan Ini Terkait Kasus Anak Setubuhi Ibunya

Ciri khas Ponpes Al Zaytun

Bangunan Ponpes Al Zaytun memiliki konsep modern dengan asrama terintegrasi.

Bukan hanya itu, Ponpes ini juga dilengkapi lahan persawahan dan hutan sendiri.

Masih dari laman Al Zaytun, pesantren ini memiliki luas total lebih dari 1.200 hektare untuk melaksanakan kegiatan pendidikan.

Seluas 200 hektare di antaranya terdiri dari kompleks sarana pendidikan, seperti gedung pembelajaran, asrama siswa putra maupun putri, serta sarana olahraga.

Salah satu bangunan paling monumental di kompleks Al Zaytun adalah Masjid Rahmatan Lil Alamin.

Dikutip dari Kompas.com, bangunan masjid berukuran 99 x 99 meter yang merefleksikan asmaul husna.

Sementara itu, enam lantainya merupakan simbol dari arkan al-iman atau rukun iman.

Masjid ini terdiri dari lima buah kubah, yakni satu kubah besar yang dikelilingi empat kubah lebih kecil berbentuk seperempat lingkaran.

Empat kubah kecil tersebut merupakan simbol dari empat mazhab besar dunia, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, serta Hambali.

Sedangkan kubah besarnya, merupakan risalah Nabi Muhammad yang menaungi keempat mazhab.

Selain bangunan dan wilayahnya, Ponpes ini turut mengaku unggul dalam menerapkan sistem pendidikan dengan kualifikasi internasional.

Program pendidikan di pesantren ini selalu mengacu pada standar kualifikasi internasional, termasuk program ICDL (International Computer Driving Licence) dan ICCS (International Certificate in Computer Studies) dengan jaminan standar berskala internasional.

BACA JUGA: PLN Keluarkan Pengumuman Serius untuk Seluruh Pengguna Listrik se-Indonesia, Warga Wajib Tahu, Simak!*

Didemo Masyarakat

Ratusan orang yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM) berunjuk rasa di depan Ponpes Al-Zaytun menuntut pembubaran segera pondok pesantren tersebut, kamis lalu.

Bentrok nyaris terjadi karena pihak ponpes ternyata juga menyiapkan massa tandingan yang tidak kalah banyak.

Pimpinan Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang, bahkan turun langsung, berada di baris paling depan menginspeksi barisannya.

Sempat terjadi aksi dorong-dorongan. Beruntung, aparat Polres Indramayu yang sigap segera melakukan pengamanan sehingga bentrokan besar bisa dihindarkan.

Koordinator aksi, Syahid Mukhlisin, mengatakan, unjuk rasa dilakukan karena warga resah dengan keberadaan Ponpes Al-Zaytun.

“Kami mendesak agar MUI dan Kemenag agar segera mengusut tuntas soal dugaan ajaran sesat karena lembaga itu yang memiliki kewenangan,” ujarnya.

Syahid mengatakan, massa yang datang kecewa karena unjuk rasa hanya bisa dilakukan di lokasi yang cukup jauh dari Ponpes Al-Zaytun.

“Jika tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi lainnya langsung ke Jakarta,” imbuhnya.

Koordinator aksi lainnya, Jamal Wibisono mengungkapkan mereka juga mendesak pemerintah untuk segera membubarkan Ponpes Al-Zaytun.

“Warga sekitar tidak merasakan manfaat keberadaannya. Apalagi ponpes ini tertutup tidak bisa diakses secara umum,” ujarnya.

BACA JUGA: Kasus Al Zaytun Belum Kelar, Kini Viral Ponpes Al Kafiyah Sholat Dipimpin Wanita Bercadar, Lihat

(Yar/Sis)