IWPG Jadi Tuan Rumah Ke-4 Pertemuan Umum Tahunan Cabang Internasional “Perdamaian Dunia Yang Terhenti Oleh COVID-19”

IWPG Jadi Tuan Rumah Ke-4 Pertemuan Umum Tahunan Cabang Internasional “Perdamaian Dunia Yang Terhenti Oleh COVID-19”

22 Januari 2021 0 By Nkri Ku
Para peserta wanita meneriakkan “We Are One” (Kita adalah satu).

IWPG Menjadi Tuan Rumah Ke-4 atas Pertemuan Umum Tahunan Cabang Internasional “Perdamaian untuk dunia yang terhenti oleh COVID-19” Kegiatan Wanita Perdamaian di 131 Negara yang berbagi masa dengan COVID-19. Donor darah darurat, kampanye anti-diskriminasi, dan banyak lagi di setiap negara.

NKRIPOST, KOREA – Pada tanggal 19 Januari pukul 2 sore (Waktu bagian Korea Selatan), Grup Perdamaian Wanita Internasional (IWPG, Pimpinan: Hyun Sook Yoon) menjadi tuan rumah ke-4 atas Pertemuan Umum Tahunan Cabang Internasional secara online.

Tahun ini menandai pertemuan ke-4 di mana pencapaian tahun lalu dan rencana utama IWPG ke depan akan dibagikan. Ada 102 cabang dari 131 negara yang berpartisipasi dalam pertemuan ini di mana terdapat pidato ucapan selamat dari H. E. Nadia Hashem Aloul, mantan Menteri Urusan Wanita Yordania, dan H. E. Yayesh Tesfahuney Kiflay, Anggota Parlemen, serta penerapan pidato terbaik.

Dalam pidato pembukaan oleh Pimpinan Yoon, ia menyampaikan, “Untuk mengatasi COVID-19 dan sebagai alternatif, pertemuan online dilakukan untuk menyelenggarakan Pertemuan Umum Tahunan Cabang Internasional. Citra dan tindakan setiap orang di sini yang mencintai perdamaian walau berada di tengah masa sulit ini akan tercatat dalam sejarah.” 

Ia juga menambahkan bahwa, “Hukum perdamaian internasional untuk penghentian perang diperlukan karena perang masih berlangsung di berbagai wilayah di seluruh dunia. Jika tidak ada perang, maka tidak diperlukan hukum perdamaian internasional. Namun perang tidak dapat dihentikan jika tidak ada undang-undang, itulah sebabnya IWPG dan semua cabangnya bekerja keras untuk mendesak dan mendapatkan dukungan agar implementasi hukum perdamaian internasional dapat tercapai. Saya meminta semua orang untuk tetap terus berjalan bersama kami sampai hari perdamaian tercapai. We are one! (Kita adalah satu!)”

H. E. Nadia Hashem Aloul, mantan Menteri Urusan Wanita Yordania, mengatakan, “Tahun 2020 adalah tahun yang berat dan sangat sulit karena COVID-19. Bumi berhenti dan masih berhenti.” “Meskipun COVID-19, IWPG menyelenggarakan “Kampanye SOS” secara online, semata-mata untuk menyatakan keberadaan mereka, dan bekerja keras untuk mencegah diskriminasi di seluruh dunia. Kedamaian itu ada dalam pikiran setiap wanita yang menumbuhkan generasi perdamaian,” katanya.

Acara ini menghadirkan peranan dan arahan dari 3,8 miliar wanita di seluruh dunia. Selain pengumuman rencana tahun baru, ini adalah saatnya untuk mendengar kegiatan penerapan perdamaian terbaik oleh baik dalam, dan luar negeri.

H. E. Yayesh Tesfahuney Kiflay, Anggota Parlemen Ethiopia, yang mempresentasikan penerapan aktivis perdamaian terbaik di luar negeri, berkata, “Saya bermimpi bahwa akan datang harinya ketika Ethiopia akan dikenal sebagai negara damai yang bebas konflik.” “Setelah menyelesaikan Pendidikan Pelatihan Perdamaian Wanita (PLTE) IWPG, jika semua keluarga di seluruh dunia memahami dan mengakui pendidikan ini, ini akan menjadi peluang besar bagi tiap individu dan perspektif kita untuk berubah, dan perdamaian adalah sesuatu yang tidak pernah bisa kita tinggalkan,” ia tekankan.

Melanjutkan presentasi tentang penerapan terbaik di Korea Selatan oleh Nona Baek Lee Jo, Manajer Cabang Daejeon Chungcheong yang berkata, “Kami pertama kali mengetahui tentang gadis sekolah menengah yang menderita leukemia akut melalui seorang YouTuber yang dengan kami menandatangani MOA tahun lalu. Enam cabang di daerah Chungcheong di Daejeon berkumpul untuk mengirimkan total 860 sertifikat donor darah yang diterima dari keluarga dan tetangga mereka, langsung ke sekolah.” “Kami akan bekerja sama untuk menjadi IWPG yang memiliki mimpi untuk mengambil langkah baru dengan berkomunikasi dengan 3,8 miliar anggota wanita di seluruh dunia untuk mewujudkan perdamaian.”

Larzy Varghees dari Mumbai adalah Kepala Sekolah dari Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah St. Matthew’s yang menyelesaikan Pendidikan Pelatihan Perdamaian Wanita (PLTE) IWPG. Dalam pembukaan pidatonya, ia mengatakan bahwa ia sangat memahami bahwa, “Kita perlu memiliki kualitas perdamaian yang baik dan perlu membagikannya dengan masyarakat. Kita perlu Pendidikan ini,” Ia juga menyebutkan, “jika semua wanita di dunia menjadi satu tim dan bekerja sama, maka perdamaian dapat dicapai.”

Tahun ini, IWPG berencana untuk secara aktif mempromosikan kegiatan perdamaian sebagai tanggapan terhadap era pasca-COVID19 dengan slogan “Women Who Lead Peace” (Wanita yang memimpin perdamaian) dan tiga nilai inti yaitu, “Koeksistensi, Pemulihan, dan Komunikasi.”

IWPG adalah LSM dalam status konsultatif khusus dengan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) dan terdaftar di Badan Komunikasi Global (DGC). Dengan hati seperti hati seorang ibu, IWPG terutama berfokus pada beberapa prakarsa seperti mendesak dukungan untuk Hukum Perdamaian Internasional (DPCW), Pendidikan Perdamaian Wanita, pertukaran dan kerja sama, serta menyebarkan budaya damai.

Peace for the world that is paused due to COVID-19”

Women participants of the meeting are shouting “We Are One.”

IWPG Hosts the 4th International Branch Annual General Meeting
“Peace for the world that is paused due to COVID-19”
Women’s peace activities from 131 countries shared in era with COVID-19
Active emergency blood donation, anti-discrimination campaigns,
and more in each nation

On January 19th at 2PM (Local Time in South Korea), the International Women’s Peace Group (IWPG, Chairwoman Hyun Sook Yoon) hosted the 4th International Branch Annual General Meeting online.

This year marks the 4th meeting where achievements of the past year and the upcoming main plans of IWPG are introduced. There were 102 branches from 131 countries who participated in this meeting where there were congratulatory speeches from H.E. Nadia Hashem Aloul, former Minister of Women’s Affairs of Jordan, and H.E. Yayesh Tesfahuney Kiflay, Member of Parliament, along with best practice speeches.

In Chairwoman Yoon’s opening she said, “In order to overcome COVID-19 and find an alternative, online measures were used to host the International Branch Annual General Meeting. The image and actions of everyone here who loved peace despite these times of hardship will remain in history.” She also added that, “the international peace law for the cessation of war is needed because war is still taking place in different areas throughout the world. If there is no war, then there is no need for an international peace law. However, war cannot be stopped if there is no law which is why IWPG and all the branches are working hard to urge support for the implementation of an international peace law. I ask for everyone to continue to be with us until the day peace is achieved. We Are One!”

H.E. Nadia Hashem Aloul, former Minister of Women’s Affairs of Jordan, said, “2020 was a very hard and difficult year due to COVID-19. The earth paused and is still paused.” “Despite COVID-19, IWPG hosted the “SOS Campaign” online, as if to prove itself, and worked to prevent discrimination around the world. That peace is in the minds of all women who raise a generation of peace,” she said.

This event presented the role and direction of 3.8 billion women around the world. In addition to the announcement of plans for the new year, there was a time to hear the best practices of domestic and foreign peace activities.

H.E. Yayesh Tesfahuney Kiflay, Member of Parliament of Ethiopia, who presented best practice of peace activists abroad, said, “I dream that the day will come when Ethiopia will be known as a conflict-free country of peace.” “After completing the IWPG Women’s Peace Lecturer Education (PLTE), if all families around the world understand and recognize this education, it will be a great opportunity for individuals and our perspectives to change, and peace is something we can never give up on,” she emphasized.

Continuing on was the presentation of best practice in South Korea by Ms. Baek Lee Jo, Daejeon Chungcheong Branch Manager who said, “We first learned of the high school girl who has acute leukemia through a YouTuber who we signed an MOA with last year. Six branches in the Chungcheong area of Daejeon came together to deliver a total of 860 blood donation certificates received from their families and neighbors directly to the school.” “We will work together to become an IWPG that dreams of taking a new leap forward by communicating with 3.8 billion female members around the world to realize peace.”

Larzy Varghees from Mumbai is a principal from St. Matthew’s High School and Junior College who completed the IWPG Peace Lecturer Training Education (PLTE). In her commencement speech she said she understood deeply that “through this education we need to have the good qualities of peace and need to share that with society.” She also mentioned, “if all women in the world become one team and work together, then peace can be achieved.”

This year, IWPG is planning to actively promote peace activities in response to the post-COVID19 era with the slogan of “Women Who Lead Peace” and three core values of “Coexistence, Recovery, and Communication.”

IWPG is an NGO in special consultative status with the UN Economic and Social Council (ECOSOC) and registered with the Global Communications Agency (DGC). With a motherly heart, IWPG mainly focuses on carrying out initiatives such as urging support for the International Peace Law(DPCW), Women’s Peace Education, exchange and cooperation, and spreading the culture of peace. (*)