Harta Yang Paling Berharga Adalah Pancasila dan Tanah Tumpah Darah Indonesia

Harta Yang Paling Berharga Adalah Pancasila dan Tanah Tumpah Darah Indonesia

19 April 2021 0 By NKRI POST

Harta Yang Paling Berharga Adalah Pancasila dan Tanah Tumpah Darah Indonesia

Oleh : Punomo.

NKRIPOST.COM. Aksi terorisme adalah sampah masyarakat. Lebih hina dari kotoran anjing. Demi kemaslahatan dan kedamaian. Kita harus memutus rantai penyebaran terorisme utamanya di sarang provokasinya adalah medsos. Karena anak muda 90% bermedsos & rawan terjangkit penyakit radikalisme. Terus tularksn kesadaran ini. sudah terlalu banyak contoh nya. Anti radikalisme di Medsos harus terus digalakkan dan jangan beri ruang pada intoleransi.

Jihad Sosmed Melawan Teror

Seorang ulama Suriah,Syeh Abdul Salam Rejeh.
Pernah menyampaikan, jangan sampai harta paling berharga yang di miliki Indonesia di koyak siapapun. Pertahankan sekuat-kuatnya, seberat apapun dan berapapun biaya nya

Karena ketika harta itu berhasil di koyak, maka seluruh kekayaan yang dimiliki negara tidak akan pernah sanggup membiayai pemilihannya.

Harta itu adalah PANCASILA!!
Tameng sekaligus senjata pamungkas yang tidak di miliki negara manapun,yang mampu meleburkan segala perbeda.

Mantan napiter yg kini sudah bebas dan kembali ke masyarakat..
Kini merekw Jihad untuk keluarga dan bangsa.

Saat ini ketika ruang-ruang baiat kelompok jihad di hambat. Mereka mengubah strategi dengan melakukan operasi di dunia digital, media sosial salah satu nya.

Jangan sampai orang-orang yang tidak waras menguasai media sosial dan seolah-olah menjadi sumber kebenaran.

Maka yang waras jangsn hanya diam!!

Sebab kalau tidak hoaks kebohongan akan merajalela!
Orang-orang baik, Orang-orang berilmu sudah saatnya turun gunung. Bersama-sama kita Jihad Medsos.

Di desa-desa masih banyak kita temukan bagaimana kerukunan umat bergama selama puluhan bahkan ratusan tahun. Maka dari itu penting nya kita menjaga kehidupan sosial. Saling menghargai dan saling menghormati antar sesama.

Kita tidak ingin, damai nya kehidupan masyarakat di desa dan kota menjadi ruang untuk menebar kebencian dan curiga karena hadir nya kelompok yang tidak bisa menerima perbedaan di antara kita.(***)