Harapan Pelaku Wisata Maumere Untuk Menparekraf Sandiaga Uno

Harapan Pelaku Wisata Maumere Untuk Menparekraf Sandiaga Uno

22 Februari 2021 0 By NKRI POST

NKRIPOST.CO, MAUMERE – Sejak era tahun 1970-an ketika seorang putra daerah asal Maumere Kabupaten Sikka malang melintang menjadi Menteri di Kabinet Pembangunan Era Presiden Sokearno sampai Era Presiden Soeharto, nama Teluk Maumere sudah dikenal luas dan menjadi titik selam tertua di Flores dan Indonesia, seiring dengan indahnya alam bawah laut yang gemar dipromosikan saat itu sampai ke tingkat internasional. Sosok itu adalah Almarhum Fransiskus Xaverius Seda atau yang akrab disapa Frans Seda.

Tahun 1992, Rudi H.Kuiter setelah beberapa kali menyelem di Teluk Maumere menerbitkan sebuah buku dengan judul “Tropical Reef-Fishes on the Western Pasific, Indonesia Adjacent Waters, terbitan Gramedia dan berikutnya di tahun 2001 silam, Rudie H. Kuiter dan Takamasa Tonozuka penyelam sekaligus fotografer bawah laut asal Jepang menerbitkan lagi buku yang berjudul ‘INDONESIAN REEF FISHES’ yang merupakan referensi identifikasi ikan dan kekayaan bawah laut di perairan Indonesia. Sebagain besar isi foto dalam buku tersebut diambil di perairan bawah laut Teluk Maumere, sebuah kota kecil yang terletak di Pulau Flores tepatnya di Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Salah seorang pelaku pariwisata Kabupaten Sikka Harry Ajo yang dihubungi media ini, membeberkan sejumlah terobosan Alm. Frans Seda di massa silam dan juga ‘Project Planing’ akan potensi wisata Flores khususnya Maumere Kabupaten Sikka. Dalam keterangan yang diterima redaksi, Harry Ajo mengupas tuntas apa yang menjadi Visi Utama Frans Seda dan strategi promosi sampai ke tingkat dunia saat itu.
Berikut petikan wawancaranya :

K (Kontributor)
HA (Harry Ajo / Narasumber)

K : Apa kabar Bang Harry Ajo..?? Lama saya tak berkomunikasi dengan anda. Semoga anda dan keluarga sehat.
HA : Kabar saya sehat walafiat sekeluarga, walaupun ditengah pamdemi kita semua tetap harus yakin bahwa kita akan bisa keluar dari kemelut ini, dengan terus mengikuti anjuran pemerintah untuk selalu menaati protokol kesehatan.

K : Bang Harry, apa yang anda ketahui tentang Visi Besar atau cita-cita Almarhum Pak Frans Seda bagi Flores khususnya Maumere di bidang Pariwisata dengan Teluk Maumere dan Taman Laut yang cukup terkenal waktu itu..??
HA : Sejauh yg saya pahami, visi utama pak Frans Seda pada waktu itu adalah Konservasi Alam Wisata Flores yakni Konservasi Alam yang ada pada laut dan pada zona pendukung yang ada di daratan dengan menginisiasi pendirian Taman Laut Teluk Maumere yang status pendiriannya dikukukan dengan SK Mentri Kehutanan tahun 1987.

K : Selain Konservasi Alam, bisa anda jelaskan apa saja yang menjadi Visi Utama Alm. Frans Seda, dalam menyiapkan potensi di Flores khususnya Maumere..??
HA : Visi yang lain yang bisa saya gambarkan adalah Konservasi budaya dan model pelayanan serta fasilitas tourisme melalui pendirian Ecolodge Sao Wisata dengan berbagai fasilitasi penunjang seperti Dive Center & Tours and Travel Service.

K : Saat itu Alm. Frans Seda adalah seorang pejabat pemerintahan setingkat Menteri. Apa saja implementasi yang dilakukan baik secara pribadi maupun dalam kapasitas sebagai pejabat saat itu dalam rangka menerjemahkan Visi tersebut..??
HA : Sebetulnya pada waktu itu beliau sudah bukan lagi pejabat negara namun masih aktif di berbagai kegiatan informal lainnya dan sebagai penasihat senior serta di dengar pendapatnya dalam berbagai bidang karena memang beliau pernah menjadi pejabat negara sejak era Soekarno dan Soeharto. Dalam hal pengembangan Pariwisata Flores, beliau memperkenalkan model yang terintegrasi antara berbagai pihak seperti Pemerintah Pusat dan Daerah, Divisi Pelestaraian Hutan Alam dan Lingkungan di Kementrian Kehutanan, Penerbangan Perintis, Membangun Stakeholder di desa serta kampung-kampung untuk mendorong pembentukan sanggar budaya dan kerajinan menenun dengan bahan alami serta pelatihan sumber daya manusia berupa menempatkan anak anak Maumere untuk magang di berbagai hotel dan travel yang ada di Bali dan Jakarta berikut memberikan kurus spesialis menjadi dive guide, dive master dan instruktur

K : Dari penjelasan anda soal Visi Besar diatas, tentunya langkah dan strategi selanjutnya yang dilakukan oleh Alm. Frans Seda saat itu yang bisa saya pastikan lebih dominan ke promosi untuk mencapai goal dari tujuan bersama. Apa saja strategi yang dilakukan saat itu untuk mencapai output dari planing project tersebut…??
HA : Berbagai strategi promosi diperkenalkan pada waktu itu antara lain adalah :

  1. Mengadakan event tahunan Lomba Fotografi bawah laut Internasional dengan jumlah kepesertaan mencapai 15 sampai 20 Negara
  2. Menjadi tuan rumah Workshop pre Indo-Pasific Fish Conference( Konferensi ikan hias Internasional kawasan Indo – Pasifik ).
  3. Familirisasi bagi Tour Operator baik nasional maupun Internasional.
  4. Mengundang jurnalis khusus “in flight magazine” dari maskapai penerbangan Internasional Japan Airline, Garuda dan Merpati dan jurnalis adventure dari beberapa negara untuk menulis series tentang Flores.
  5. Mengundang berbagai penulis jurnal ilmiah dan ilmuwan dari berbagai universitas dalam negri dan di luar negri untuk menulis tentang ‘Biota Taman Laut Teluk Maumere, antara lain dari LIPI, Hawain University, Dr. Rudy Kuiter, Prof.Jack Randal, Dr. Mike Sevrans, Roger Stein dll.
  6. Membuat iklan tetap di Majalah ASIAN DiVER yang berbasis di Singapura.
  7. Membuat seminar Satu Flores Lembata dan Alor untuk pengembangan Pariwisata terpadu.
  8. Mengusulkan ke Merpati Airline untuk menerbangkan Pesawat Foker-27 menggantikan ‘Twin Otter’ dan ‘Casa’ dan dikemudian hari selain menerbangkan Foker-27 juga menerbangkan Foker-50 dan foker-100.
  9. Ikut memberikan masukan kepada Merpati Airline untuk membuat koneksi flight antara Timor – Flores dan Sumba sehingga wisatawan dapat dengan mudah mengakses ketiga pulau itu sebagai Pre atau ‘Post Tournya’ ke Maumere Flores (Saat itu koneksinya via Maumere dan kemudian Ende).

10.Memberi masukan agar program Sail Darwin – Ambon supaya diperluas sampai ke Flores dan Bali.

K : Sangat detil penjelasan anda, apa yang anda harapkan tentang Pariwisata Maumere dan apa terobosan yang harus dilakukan oleh Kementerian Pariwisata..??
HA : Yah, yang dapat saya katakan adalah melanjutkan upaya pengembangan pariwisata terpadu yg tidak melupakan nilai nilai konservasi. Artinya menjaga keunikan, keaslian dan selaras dengan alam dan budaya kita. Kalau soal promosi, zaman sekarang ini sudah sangat mudah karena akses komunikasi yg canggih. Tetapi keunikan dan keaslian susah diperoleh. Karena itu tanggungjawab kita semua untuk menjaga baik-baik keunikan ini supaya tetap menjadi pemicu dan potensi kedatangan wisatawan.

K : Oh ya, tahun 2019 yang lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini Bapak Sandiaga Uno sempat mengunjungi Maumere walau tidak lama. Apa harapan anda kepada Pa Sandiaga…???
HA : Wah, apa ya.? Saya mengerti, beliau mendapat tantangan jadi Menparekraf di saat pandemi seperti sekarang ini. Seluruh akses internasional masih terkunci namun seiring waktu saya kira akan muncul paradigma tourisme ala pandemi hehehehee…. Artinya ada semangat pariwisata domestik yang juga terus kita dorong, jadi harapan saya agar beliau mendorong dan bila perlu ‘mencambuk’ agar setiap destinasi harus bebas dari sampah plastik dan sampah kimia, fokus benahi ekosistim lingkungan di destinasi pariwisata.

K : Terakhir, apa pesan anda dari apa yang sudah, telah dan akan terus dilakukan oleh semua stakeholder, masyarakat, para pelaku wisata, pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat dalam melestarikan Taman Bawah Laut Maumere…??
HA : Sebelum kita bicarakan Maumere, saya ingin agar Pak Menteri Sandiaga di zaman pandemi ini mau mengambil resiko dengan bersafari keliing Nusantara guna membangkitkan semangat pariwisata domestik kita tentu tak lupa tetap mengedepankan protokol kesehatan. Sedangkan semangat pariwisata mancanegara itu otomatis bangkit bila suasana sudah kondusif, dan bagi Mamere dan Flores khususnya, semoga semangat Alm. Frans Seda menggugah hati Pak Menteri Sandiaga untuk ke Flores dan bisa melihat langsung keindahan bawah laut Maumere karena beliau juga seorang Master Diving dan gemar snoorkeling, agar bisa terus kita pertahankan dan mampu kita upgrade untuk bisa menambah daya tarik wisatawan baik itu domestik maupun manca negara dan bagi masyarakat, praktisi dan segenap stakeholder agar mampu menjaga mentalitas pelayanan kita sebagimana moto SAPTA PESONA dan adat budaya kita.

K : Terima kasih Bang Harry Ajo atas waktunya, salam saya untuk anda dan keluarga semoga sehat selalu dan mari terus kita promosikan Pariwisata Maumere sampai ke tingkat dunia.
HA : Baik terima kasih kembali. MAUMERE, HORRO….!!!

Dalam penjelasannya Harry Ajo yang kini juga sebagai Dosen part time jurusan Ekowisata di Politeknik Cristo Re Maumere Flores ini menyimpulkan bahwa semangat dan strategi Alm. Frans Seda adalah mengedepankan pembangunan pariwisata yang harus selaras antara alam dan budayanya agar keunikannya tetap terjaga. “Hal lain yang juga menarik adalah beliau mengalihkan pekerjaan para pembom ikan menjadi usahawan rumput laut, namun semua itu tidak dapat berlanjut saat gempa dan tsunami 1992 dimana berbagai fasilitas gudang dan kapal hancur diterjang gelombang”, jelasnya.Kiranya rintisan itu dapat bangkit dan berlanjut.

Tahun 1992, bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Pulau Flores meluluhlantahkan semua tatanan dan corak alamiah yang merupakan warisan dari Sang Pencipta. 12 Desember 1992, Maumere dilanda gempa dahsyat berkekuatan 7,5 Skala Ritcher (SR) pada koordinat 8,340° LS dan 122,490° BT dengan kedalaman 20,4 Kilometer. Korban meninggal berjumlah 2.126 orang, korban hilang 500 orang dan seluruh bangunan diatas tanah rusak berat. Sontak Menko Kesra saat itu PB. Rustam selaku Ketua Bakornas mengumumkan bahwa tsunami dan gempa bumi Flores 1992 merupakan ‘Bencana Nasional’ yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden No. 66 Tahun 1992.

Tuhan Maha Besar. Bekas patahan bumi ‘The Crack’ yang mengakibatkan gempa dan tsunami tanggal 12 Desember 1992 yang merenggut ribuan korban jiwa itu kini sudah berangsur pulih dan semakin memikat hati seakan ditukar kembali dengan tatanan alam bawah laut yang baru, yang menyisakan bentuk patahan dan menarik bagi mereka yang gemar menyelam untuk melihat biota – biota laut yang kini sudah pulih dibalik patahan itu.

Titik selam bekas patahan bumi di dunia tidaklah banyak. Dalam penelusuran saya mencatat bahwa hanya ada di empat negara di dunia yakni Thailand, Maladewa, Sri Lanka dan tentunya Indonesia yakni di Pulau Babi, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. ‘The Crack’ yang ada di Maumere memiliki kedalaman antara 10-16 meter yang mengundang rasa penasaran pala penyelam dari pemula hingga profesional dan fotografer bawah laut tingkat dunia untuk datang dan mengikuti “FESTIVAL TELUK MAUMERE 17-21 Agustus 2016 yang lalu. Kemudian karya-karya yang tergolong langka ini diabadikan di dalam buku ‘UNDERWATER MAUMERE’ dan ‘SIKKA UNDERWATER’. Buku terakhir diluncurkan pada tanggal 21 Desember 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Drs. Frans Lebu Raya, selaku Gubernur NTT saat itu dengan bangga mewakili masyarakat NTT umumnya dan Maumere khususnya, meluncurkan buku ‘Sikka Underwater’ yang menampilkan kekayaan dan keindahan alam bawah laut Kabupaten Sikka.

Pemerintah Pusat melalui kementerian dan lembaga terkait kini telah dan sedang bekerja dalam rangka penataan dan pembenahan sektor pariwisata yang diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara yang hanya mengetahui tentang Indonesia dari keindahan Pulau Bali. Paradigma ini perlahan mulai bergeser ke destinasi – destinasi wisata yang setara bahkan melebihi Pulau Bali (The New Bali) seiring dengan cita-cita Presiden Jokowidodo untuk menggenjot dan mewujudkan beberapa destinasi wisata super premium di Indonesia.

Sandiaga Solahudin Uno, atau yang akrab dipanggil Sandiaga, kini telah ditugaskan oleh Presiden untuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), setelah sebelumnya dijabat oleh Wishnutama Kusubandio. Mengawali kepemimpinannya, Sandiaga tentu paham betul apa yang menjadi target yang sudah diberikan oleh Presiden guna membangkitkan ekonomi dan pariwisata nasional mulai dari 5 destinasi super prioritas, acara pariwisata tahunan, mingguan dan bulanan, inovasi wisata halal dan desa wisata harus dilakukan dengan cepat, terukur dan akuntabel. Sandiaga melabeli semangat dalam menuntaskan pekerjaan rumah ini dengan istilah GERCEP (Gerak Cepat) dan GEBER (Gerak Bersama).

Pada kompetisi Pemilihan Presiden (PILPRES) tahun 2019 yang lalu, Sandiaga Uno yang saat itu berpasangan dengan Prabowo Subianto dengan tagline INDONESIA ADIL MAKMUR, sempat mengunjungi Pulau Flores yakni Maumere dan Manggarai. Di Maumere Kabupaten Sikka, Sandiaga berkesempatan untuk menikmati keindahaan Teluk Maumere di Pantai Lokaria, sambil menikmati alunan Music Reagae. Tentunya, Sandiaga sudah sedikit paham tentang Maumere. Sayangnya moment itu adalah moment kampanye yang tak bisa menghabiskan banyak waktu karena harus berpindah ke tempat berikutnya sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, sehingga sangat disayangkan menteri yang gemar Snorkeling dan Diving ini melewatkan spot ‘The Crack’ di Pulau Babi dan Teluk Maumere.

Ditengah gencarnya pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mewujudkan Labuan Bajo yang dengan ikon Komodonya menjadi salah satu dari 5 destinasi wisata super premium, ‘The Crack Maumere’ akan terus tumbuh dan menambah daya tarik semua pihak, terkhusus sang Menteri Sandiaga untuk kedua kalinya menginjakan kaki di Maumere sambil secara langsung menyaksikan betapa indahnya patahan lempengan bumi yang tentu saja menjadi destinasi pendukung di wilayah flores bagian timur. Jika di flores barat ada destinasi wisata jenis fauna Komodo yang tak ada di belahan dunia manapun, maka di flores bagian timur tepatnya di Maumere ada destinasi wisata alam bawah laut yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi.

Tak hanya itu,
AYO BANG SANDI, KAPAN VISIT KE MAUMERE….???
THE CRACK MAUMERE PANGGIL PULANG. SALAM INDONESIA RAYA

Kontributor ; Carlos Rogger Evantino – Putra Asli Maumere berdomisili di Jakarta, Alumni Badiklat Hambalang, Staf Ketua Umum Partai Gerindra I, dan Staf Eksekutif Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi 2019.