Guru Honorer Pengkritik Dirinya Dipecat Pihak Yayasan, Ridwan Kamil Bilang Begini…

Guru Honorer Pengkritik Dirinya Dipecat Pihak Yayasan, Ridwan Kamil Bilang Begini…

16 Maret 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan pemecatan guru SMK bernama Muhammad Sabil (34) itu bukan atas rekomendasinya.

“Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya disampaikan klarifikasi,” tulis kang Emil melalui akun pribadinya @ridwankamil di Instagram, Rabu (15/3).

Sebagai seorang pemimpin, Kang Emil merasa selalu terbuka terhadap segala kritik yang datang.

Dia bahkan mengaku selalu merespons kritikan dengan bijaksana.

“Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar,” tulis eks Wali Kota Bandung.

“Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respons dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,” lanjutnya.

Namun, soal sanksi pemecatan terhadap Muhammad Sabil, itu diberikan langsung oleh pihak yayasan sekolah tempat pengkritiknya itu mengajar.

“Mungki karena yang melakukan posting kasar adalah seorang guru, yang posting-annya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” tutur Ridwan Kamil.

Selain itu, dia juga sudah menghubungi pihak yayasan tempat Muhammad Sabil mengajar dan meminta supaya guru tersebut tidak dipecat.

Menurut Kang Emil, pihak yayasan seharusnya cukup memberi peringatan saja kepada yang bersangkutan terkait kasus itu.

“Setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” ujar dia.

Dia juga berpesan agar di era media sosial seperti sekarang, peran orang tua, guru, dan pemimpin harus diaktifkan dalam mengawasi penggunaan medsos.

“Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, kewajiban kita para orang tua, guru, dan pemimpin untuk terus saling nasihat-menasihati dalam kebaikan, kesabaran, dan selalu bijak dalam bermedsos, agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia,” tuturnya.