Wow, Ini 5 Pahlawan Indonesia Keturunan Tionghoa

Wow, Ini 5 Pahlawan Indonesia Keturunan Tionghoa

2 Februari 2022 0 By Tim Redaksi

PADA zaman penjajahan, berbagai kalangan masyarakat bersama-sama untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Tanpa memandang perbedaan agama, ras, maupun suku, semua kalangan masyarakat berjuang bersama.

Salah satu yang mempunyai peran andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ialah keturunan Tionghoa. Berikut beberapa pahlawan Indonesia keturunan Tionghoa.

  1. Tjia Giok Thwam

Tjia Giok Thwam merupakan seorang pejuang keturunan Tionghoa yang terlibat dalam pertempuran, beliau lahir di Surabaya pada 1927.

Ketika menginjak 18 tahun, Tjia Giok Thwam bergabung dalam pasukan Corps Mahasiswa Djawa Timur (CMDT).

Ia melaksanakan tugas terakhirnya sebagai pasukan gerilya CMDT dan mundur dari dunia militer dengan pangkat terakhirnya Letnan Dua (Letda). Setelah itu, ia melanjutkan studi kedokteran di Universitas Airlangga, Surabaya.

Pada 5 Oktober 1958 berdasarkan SK Menteri Pertahanan RI, Tjia Giok Thwam menerima Satya Lencana Perang Kemerdekaan Kedua.

  1. Lie Eng Hok

Lie Eng Hok merupakan seorang wartawan yang pernah mempelopori gerakan pemberontakan Banten terhadap pemerintah Hindia Belanda. Ia lahir di Balaraja, Tangerang Banten pada 17 Februari 1893.

Semasa hidupnya, Lie Eng Hok aktif sebagai wartawan Sin Po dan berkawan dengan para pejuang kemerdekaan, seperti WR Supratman, rekannya di surat kabar dan pencipta lagu Indonesia Raya.

Lie Eng Hok pernah menjadi penghubung untuk teman-temannya sesama kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia agar pergerakan tidak diketahui oleh Belanda.

Namun ia tertangkap basah sewaktu hendak menyampaikan surat titipan yang ia selipkan dalam buku tuanya.

Pada saat itu, siapa pun yang melawan Kolonial Belanda akan dituduh sebagai komunis dan Lie Eng Hok salah satu yang mendapat tuduhan tersebut.

  1. Ferry Sie King Lien

Ferry Sie King Lien mengangkat senjata dalam pertempuran di Solo tahun 1949 bersama empat rekannya yaitu Tjiptardjie, Salamoen, Semedi, dan Soehandi.

Ia juga membuat coretan “Eens kompt de dag dat Republik Indonesia zal herrijzen” yang berarti “suatu hari Republik Indonesia akan muncul kembali”.

Ferry Sie King Lien meninggal ketika ia dan keempat temannya disergap Belanda. Ia dan Soehandi kalah jumlah saat pasukan Belanda mengarahkan senjatanya ke arah mereka, sementara ketiga rekannya berhasil lolos.

  1. Liem Koen Hian

Liem Koen Hian merupakan seorang wartawan dan politikus yang berhasil mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Ia lahir di Banjarmasin tahun 1896 dan pernah mengikuti pendidikan di sekolah Belanda, walaupun tak selesai.

Di tengah kariernya di dunia wartawan, ia mengambil haluan nasionalisme Indonesia sejak era 1920-an dan mengembangkan gagasannya di koran Soeara Publiek.

Liem menyerukan agar kaum Tionghoa yang lahir di Indonesia menjadi orang Indonesia dengan visinya “Indesche Burgerschap yang harus menjadi Indonesierschap bagi para hoakiauw di Lam Yang (tanah Indonesia)”.

  1. John Lie

John Lie atau Jahja Daniel Dharma seorang perwira militer angkatan laut. Ia sukses menyelundupkan senjata untuk Tentara Indonesia sehingga kerap disebut “Hantu Selat Malaka”. Ia juga kerap menyelundupkan peralatan radio perjuangan Republik Indonesia untuk memberitakan perjuangan NKRI.

John Lie memiliki misi menghapus ranjau Jepang di perairan Cilangkap sehingga dapat digunakan sebagai pelabuhan resmi NKRI.

Pada Mei 1946, John Lie menemui pimpinan Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia (KRIS) Hand Pendelaki dan Mohede di Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta. Pada 27 Agustus 1988 John Lie mengembuskan napas terakhirnya.

(Montt/Okezone)