TPNPB Umumkan Duka Nasional, Sosok Berjasa Bagi Papua Merdeka Ini Meninggal Dunia Secara Tidak Wajar

TPNPB Umumkan Duka Nasional, Sosok Berjasa Bagi Papua Merdeka Ini Meninggal Dunia Secara Tidak Wajar

11 Mei 2022 0 By Tim Redaksi

JURU BICARA OPM Sabby Sambom, mengumumkan duka nasional bagi seluruh TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat).

Duka nasional tersebut diumumkan setelah tokoh yang sangat berjasa dalam perjuangan Papua merdeka, meninggal dunia.

Dalam video yang viral di media sosial tersebut, Sebby Sambom mengungkapkan tentang penyebab kematian sang tokoh OPM tersebut.

Sebby Sambom menyebutkan bahwa sosok yang sangat berjasa dalam perjuangan Papua merdeka itu adalah Kornelis Aikinggin.

Namun kematian Kornelis Aikinggin tersebut menimbulkan tanda tanya besar di kalangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan TPNPB pada umumnya.

Sebab sosok tersebut dikabarkan meninggal dunia secara tidak wajar. Korban menghembuskan nafas terakhir setelah mengonsumsi sesuatu yang tak diketahui dari mana sumbernya.

Sebby Sambom menyebutkan bahwa sosok itu menemui ajal setelah mengonsumsi satu botol air kemasan mineral.

Meski mengungkapkan adanya kejanggalan tersebut, tetapi Sebby Sambom tak membeberkan secara detail tanda-tanda yang tampak dari kematian yang disebutnya sebagai hal tidak wajar itu.

Jika Sebby Sambom menyebutkan bahwa kematian Kornelis gegara mengonsumsi air mineral, berarti air yang dikonsumsi mengandung racun.

Lantas, dari mana air mineral itu diperoleh? Siapa yang membawanya untuk sang komandan TPNPB di wilayah Sorong itu?

Siapa pula orang yang terakhir menemui Kornelis dan menyuguhkan air beracun itu kepadanya?

Benarkah Kornelis tewas karena air beracun? Jika demikian, apa tanda-tandanya sehingga disebut sebagai meninggal secara tidak wajar?

Hingga kini teka teki itu belum bisa dijawab. Bahkan tak satu orang pun yang mengungkap misteri di balik kematian tersebut.

Terlepas dari semua sebab itu, Sebby Sambom menyatakan bahwa kematian itu merupakan duka nasional bagi bangsa Papua.

Pasalnya, Kornelis Aikinggin tak hanya sebagai sosok berpengaruh di TPNPB, tetapi juga punya jasa sangat besar bagi bangsa Papua.

Buah pikirannya, spiritnya juga kegigihannya dalam berjuang menentang kelaliman, sangat nyata bagi bangsa Papua.

Oleh karena itu, katanya, Kornelis pantas menjadi pahlawan nasional bangsa Papua. Apa yang telah ia berikan bagi Papua, tak terbalaskan hingga maut menjemputnya.

Sebagai tanda penghormatan terakhir bagi Kornelis, Sebby Sambom pun mengumumkan kematian itu sebagai hari perkabungan nasional.

“Bangsa Papua berduka. Salah satu tokoh terbaik TPNPB meninggal dunia. Ini duka nasional,” ujar Sebby Sambom dalam video singkat yang kini viral di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat peti jenazah Kornelis dibaluti bendera bintang kejora.

Peti jenazah itu pun diusung oleh para pengikut setia Kornelis yang membaur bersama keluarga yang ditinggalkan.

Hingga saat ini peristiwa kematian sosok berpengaruh tersebut masih menjadi pergunjingan warga Papua.

Warga juga masih bertanya-tanya, ada apakah gerangan sehingga sosok tersebut tiba-tiba meninggal dunia secara tidak wajar?

Mereka pun mempertanyakan sterilnya keamanan yang mengawal Kornelis. Sebab sosok tersebut meninggal dunia bukan karena diterjang peluru.

Bahkan warga menduga adanya penyusup di antara para pejuang TPNPB yang dekat dengan Kornelis.

Hanya saja semua itu hanya dugaan semata. Karena sampai saat ini tak satu pun yang berhasil membongkarnya.

Belakangan baru terungkap bahwa kabar kematian Kornelis itu pertama kali disampaikan oleh orang kepercayaan Kornelis, yakni Arnol Kocu.

Informasi tersebut disampaikan Arnol Kocu kepada Sebby Sambom yang selanjutnya diumumkan kepada publik melalui media sosial.

Untuk diketahui sejak meninggalkan Kornelis Aikinggin, sampai saat ini belum satu pun sosok yang bisa menggantikan kebolehan Kornelis.

Meski demikian, spirit perjuangan yang ditinggalkan Kornelis masih dilanjutkan oleh para panglima KKB lainnya di Papua.

Hanya saja, perjuangan KKB saat ini sepertinya makin terbatas. Pasalnya, ruang gerak KKB terus dibatasi dari waktu ke waktu.

Ini terjadi karena aparat TNI Polri semakin ngotot dalam mengawal kedaulatan NKRI di Papua.

Prajurit TNI Polri tak henti-hentinya menyisir semua lokasi yang ditengarai sebagai markas KKB.

Bahkan jika menemukan orang yang dicari, maka kepada yang bersangkutan aparat TNI Polri langsung mengambil tindakan tegas terukur.

Hingga kini tak disebutkan lagi berapa banyak anggota KKB yang merenggang nyawa karena tindakan nekatnya.

Namun dari video viral yang saban hari beredar di media sosial terungkap bahwa satu per satu orang berpengaruh di KKB diterjang timah panas.

Salah satunya, adalah penyergapan tempat persembunyian Lesmin Walker baru-baru ini di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Dalam penyerbuan tersebut, TNI Polri berhasil menduduki markas Lesmin Walker. Dan, riwayat sosok andalan KKB itu pun tamat di tempat tersebut.

Kejadian yang merenggut nyawa Lesmin Walker itu berselang tak lama setelah tewasnya Toni Tabuni, juga Ali Teu Kogoya yang merupakan anak buah Panglima Egianus Kogoya.

Sementara video terbaru yang viral di jagat maya saat ini, adalah ketika prajurit TNI berpapasan dengan anggota KKB di tengah hutan.

Setelah terjadi kontak tembak beberapa menit lamanya, dua anggota KKB pun dikirim ke alam baka.

Kisah ini cukup mengharukan karena peristiwa baku tembak terjadi setelah prajurit TNI menunaikan Sholat Maghrib di tengah hutan.

Ajang Baku Tembak Paling Mengerikan

Diberitakan bahwa pertemuan tak terduga itu menjadi ajang baku tembak yang paling mengerikan di tanah Papua.

Sebab kedua belah pihak sama-sama menenteng senjata api dan dalam posisi berhadap-hadapan.

Namun keberuntungan lebih memihak pada TNI Polri. Hal itu selain karena kehebatan aparat yang dibanggakan NKRI, tetapi juga atas campur tangan Sang Ilahi.

Kisah ini amat menyentuh, sehingga seketika video itu pun menjadi viral di jagat maya.

Bahwa sebelum berpapasan dengan para pengacau bersenjata tersebut, aparat TNI telah tergerak hatinya untuk mencari air wudhu guna menunaikan Sholat Maghrib di tengah hutan.

Maklum, saat itu hari hampir gelap, dan telah tiba waktunya bagi umat muslim untuk menunaikan Sholat Maghrib.

Ketika para prajurit TNI itu beralih jalan menuju sungai untuk mengambil air wudhu, tak lama berselang datanglah pasukan KKB yang juga melewati rute yang sama.

Komplotan KKB itu bukan sejalan dengan prajurit TNI yang sedang menuju sungai untuk mengambil air wudhu.

Tetapi mereka mengambil jalan lurus tanpa tahu alur belokan yang dilalui prajurit TNI menuju sungai.

Saat itu, tak satu anggota KKB pun yang mendeteksi kehadiran prajurit TNI yang sedang melewati jalan tikus tersebut. Jejak TNI itu praktis tak diketahui sama sekali.

Sementara sebelumnya, sejumlah pemuda yang menemani prajurit TNI melewati jalan tikus itu, sempat mewanti-wanti tentang kemungkinan komplotan KKB melewati jalan tikus tersebut.

Kala itu, prajurit TNI yang telah berbelok jalan menuju sungai juga tak tahu kalau KKB ternyata melewati alur jalan yang sama.

Bila sebelumnya prajurit TNI lebih dahulu melewati jalan itu, kini komplotan KKB-lah yang justru berada di depan prajurit TNI.

Semuanya baru terungkap setelah prajurit TNI menunaikan ibadah sholat maghrib di tengah hutan, kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju pos keamanan yang dituju.

Lantaran hari semakin gelap, ritme langkah kaki para prajurit pun kian dipercepat. Meski demikian semua tetap waspada atas pelbagai kemungkinan yang tak diharapkan.

Dan, benar saja. Belum terlalu lama meninggalkan tempat sholat maghrib, tiba-tiba terdengar sayup-sayup sebuah ‘kidung’ memecah kesunyian malam di hutan Papua.

Suara nyanyian itu terdengar di kejauhan sana, pada arah jalan yang nantinya akan dilewati prajurit TNI ini.

Manakala langkah kaki semakin dekat dengan sumber suara, semakin jelas pula terlihat seberapa banyak orang yang sedang bernyanyi di tempat itu.

Bahkan terlihat berapa senjata api yang diletakkan di samping mereka. Terlihat pula senjata tajam berupa parang, kapak serta busur dan anak panah.

Maklum, ketika itu KKB sedang beristirahat dan anggota KKB lainnya membakar onggokan kayu. Nyala api itulah yang membuat suasana sekitarnya menjadi terang benderang.

Momen itulah yang digunakan prajurit TNI untuk membedakan personel yang memegang senjata dan mana yang tidak sama sekali.

Saat-saat situasi sedang tegang, tiba-tiba secara tidak sengaja, salah satu di antara prajurit TNI menginjak kayu kering sehingga mengeluarkan bunyi cukup keras.

Mendengar bunyian tersebut, gerombolan KKB pun secara spontan mengambil senjata kemudian menembak secara membabi buta.

Mereka mengarahkan senjata ke sembarang tempat dan menembaknya secara tak teratur.

Untungnya prajurit TNI telah mengambil posisi yang menguntungkan, dengan bersembunyi di balik pepohonan besar.

Pada posisi itulah TNI kemudian secara terukur mengirimkan hadiah kepada gerombolan KKB yang sedang melancarkan aksinya tersebut.

Lantaran tindakan TNI itu tegas dan terukur, sehingga dua personel KKB pun dipastikan jatuh tersungkur ke pangkuan ibu pertiwi.

Melihat rekannya terkena tembakan, KKB pun makin beringas. Mereka menyiram peluru ke semua sisi dengan harapan bisa mengenai prajurit TNI.

Tapi semuanya sia-sia. Setelah kontak tembak sekitar 15 menit lamanya, anggota KKB pun meninggalkan medan pertempuran sambil membawa dua jenazah rekannya.

Sedangkan di pihak TNI, jangankan terkena tembakan, terluka akibat tembakan pun tidak sama sekali.

Hanya saja, seorang pemuda yang membantu memandu jalan, sedikit terluka lantaran terkena rekoset peluru.

Melihat fakta tersebut, pemuda itu pun langsung diberi pertolongan emergensi.

Dan, setelah tiba di tempat tujuan, pemuda itu langsung dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan medis.

Dari video yang viral itu terungkap fakta, bahwa prajurit TNI itu sesungguhnya tertolong oleh keputusan untuk menunaikan Sholat Maghrib saat hari hampir gelap.

Pada saat para prajurit menunaikan Sholat Maghrib, pada saat itulah komplotan KKB berjalan mendahului prajurit TNI.

Andaikata prajurit TNI itu tak menunaikan sholat maghrib di tengah hutan, mungkin saja ceritanya menjadi lain.

Prajurit TNI itu bisa saja diserang dari arah belakang, karena posisi KKB memang sedang dalam rute perjalanan yang sama dan sama-sama melewati jalan tikus tersebut.

Pada situasi inilah orang beriman akan meyakini bahwa keputusan untuk Sholat Maghrib, adalah penolong utama prajurit TNI.

Pasalnya, andaikata prajurit TNI tak memutuskan untuk menunaikan Sholat Maghrib dan terus melanjutkan perjalanan mengingat hari sudah gelap, maka pada saat itulah mereka diserang dari belakang oleh pasukan KKB.

Dari kisah ini terungkap konklusi, bahwa dalam situasi apa pun, hendaklah mendengarkan kata hati.

Suara hatimu akan selalu memberikan jalan yang benar untuk hidupmu pada hari-hari yang akan datang.

(NKRIPOST/Pos Kupang)