Terbongkar! Ini Sosok Perempuan Cantik yang Menangis Keluar dari Rumah Sambo, Waow, Putri Cendrawati Pasti Syok

Terbongkar! Ini Sosok Perempuan Cantik yang Menangis Keluar dari Rumah Sambo, Waow, Putri Cendrawati Pasti Syok

1 Desember 2022 0 By Tim Redaksi

KETERANGAN Bharada Richard Eliezer alias Bharada E sebagai saksi terdakwa Ricky Rizal alias Bripka RR dan Kuat Maruf tengah menjadi sorotan.

Hal ini menyangkut sosok perempuan menangis yang keluar dari rumah Jalan Bangka, Ferdy Sambo.

Bharada E yang mengungkap ada wanita keluar dari rumah tersebut saat kondisi raut wajah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi marah.

Kondisi tersebut turut menyimpan pertanyaan.

Menanggapi hal itu Penasihat Hukum Bharada E angkat bicara.

“Iya itu kan hakim menyampaikan adakah pertengkaran, kemudian Bharada E kan ngejelasin ada pertengkaran sekitar akhir Mei atau Juni,” kata Penasihat Hukum Bharada E, Ronny Talapessy, Rabu (30/11).

Menurut Ronny, keterangan Bharada E soal perempuan itu berawal cerita keberangkatan dari rumah pribadi, Jalan Saguling bersama Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Putri.

“Nah di situ dilihat waktu dari Saguling, terus disuruh membawa senjata laras panjang muter-muter Kemang. Kemudian sama Ibu diminta ke Bangka, pas di Bangka mereka disuruh nunggu di depan. Terus saudara Almarhum masuk ke dalam bersama kalau tidak salah Mateus,” kata Ronny.

Ketika Bharada E menunggu di luar, di situlah kliennya melihat ada seorang perempuan berpakaian sipil keluar dari rumah sambil menangis.

“Kemudian ada perempuan keluar menangis. Pokoknya pakai baju sipil waktu itu, tidak berseragam, iya tidak berseragam. Untuk detailnya saya akan tanya dan saya kasih tahu ya (nanti),” kata Ronny.

Ronny mengatakan kesaksian soal perempuan di rumah Bangka itu baru dibuka oleh Bharada E sebagai fakta baru persidangan.

“Kaga (belum pernah cerita), ini baru diceritakan ini fakta persidangan. Iya kan hakim yang nanya, bukan (Tidak ada di BAP) hakim itu kan berdasarkan fakta persidangan hakim kan melihat acuannya fakta persidangan,” sebutnya.

Pada kesempatan terpisah, Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) menanggapi soal perempuan di rumah Bangka milik Ferdy Sambo.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan hal tersebut juga dibeberkan Bharada E kepada pihaknya.

“Dia (Bharada E) sudah cerita dengan LPSK” ungkap Edwin, (30/11).

Edwin mengatakan, sosok perempuan yang menangis itu bukan lah PC maupun ART di rumah Bangka.

Bharada E mengaku tidak kenal nama perempuan tersebut.

“Bukan (PC atau ART). Dia tidak kenal nama tapi paras perempuan itu cantik,” sambung Edwin.

Saat dikonfirmasi usai sidang, Bharada E enggan berkomentar dia terlihat tidak mengindahkan pertanyaan awak media.

Dia hanya sibuk memakai rompi merah khas tahanan Kejaksaan.

“Bharada E jadi sosok perempuan yang menangis itu siapa,” tanya awak media di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11).

Keterangan Bharada E berawal dari Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso bertanya terkait dengan hubungan keluarga pasangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Dia bertanya ke Bharada E apakah sempat ada pertengkaran antara mereka berdua sebelum keberangkatan di Magelang, Jawa Tengah pada Juli 2022 lalu

“Pada waktu sebelum kejadian di Magelang, apakah ada peristiwa- peristiwa lain yang misalnya semacam kaya pertengkaran saudara PC dan FS, atau PC dengan Yosua?” kata Wahyu bertanya ke Bharada E saat sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11).

“Siap yang mulia, jadi pada waktu bulan juli, itu saya sempat naik piket bersama almarhum Yosua padahal almarhum ini ajudan ibu. Tapi karena bang Mateus ini sedang jaga, jadi yang naik piket saya sama almarhum,” kata Bharada E mengawali cerita.

Setelah itu, Bharada E menjelaskan ketika piket tiba-tiba melihat Putri turun tangga dari rumah pribadi di Jalan Saguling disusul Brigadir J dengan membawa senjata dari lantai dua.

“Sambil kita bertiga saya, Almarhum (Brigadir J), dan Mateus. Abis itu (Brigadir J Bilang) ‘Dek Richard kamu di mobil sendiri di belakang’. Jadi kami jalan ke arah Kemang, tapi belum di kediaman yang mulia (rumah Bangka),” kata Bharada E.

Namun demikian, Bharada E mengaku tak mendapat kejelasan dari Brigadir J maksud tujuan saat itu pergi ke rumah Bangka.

Setelah berkeliling dahulu di area Kemang, baru rombongan Putri tiba di Rumah Bangka dengan ekspresi marah.

“Jadi pada saat di kediaman Bangka. Ibu turun, saya lihat ibu seperti marah yang mulia itu ada. Lalu masuk semua turun, Bang Yos bilang Chad parkir mobil di belakang,” ujarnya.

Tak lama sekitar 30 menit setelah rombongan Putri tiba di Rumah Bangka, lalu Ferdy Sambo dengan raut muka seperti marah, tiba bersama dengan ajudan Saddam.

“Pak FS kayak marah-marah juga langsung masuk ke dalam rumah. Almarhum bilang Chad nanti ada Pak Eben datang, rekannya bapak, pas datang saya tidak melihat. Karena pada saat itu saya sedang di belakang, saya tidak tahu Pak Eben datang dengan siapa,” katanya.

Tidak melihat tamu yang dimaksud Pak Eben, Bharada E malah kembali diperintah Brigadir J untuk berada di area luar rumah Bangka.

Dimana di area dalam rumah hanya diperbolehkan dua ajudan yakni Brigadir J dan Mateus.

Sedangkan ajudan lainnya seperti Adzan Romer, Saddam dan asisten rumah tangga (ART) di pintu belakang. Sedangkan Bharada E, Alfon, dan beberapa sekuriti ada di pintu depan

Bharada E yang tidak tahu apa terjadi di dalam.

Namun saat menunggu, dia melihat tiba-tiba ada perempuan keluar sambil menangis dari dalam area pekarangan rumah Bangka.

“Nanti sekitar satu, dua jam baru tiba-tiba ada orang keluar kan pagar kami tutup. ‘Fon ada orang keluar saya lihat ada perempuan’ saya tidak kenal yang mulia. Saya bertanya-tanya ini siapa perempuan itu menangis,” katanya.

Akan tetapi, saat dihampiri Bharada E, perempuan itu hanya meminta agar dipanggilkan sopir pribadinya yang berada di sebelah rumah.

Tak lama tiba sopirnya, wanita itu pun pergi tanpa menjelaskan apapun kepada Bharada E.

“Tapi memang saya tidak tahu siapa dan ada apa di dalam. Perempuan itu cuman bilang mau cari drivernya, saya cari ke samping Mobil Pajero Hitam kalau tidak salah,” ujarnya.

Lantas semenjak kejadian wanita keluar sambil menangis di Rumah Bangka, lanjut Bharada E, Ferdy Sambo lebih sering tinggal di rumah pribadi jalan Saguling.

“Semenjak kejadian itu, Pak FS sudah lebih sering tinggal di Saguling,” terangnya.

(NKRIPOST/merdeka.com)