Terbongkar! Ini Alasan Pintu Keluar Ditutup, Tim Medis Buka Suara Kronologi Tragedi Kanjuruhan, Ada Provokator?

Terbongkar! Ini Alasan Pintu Keluar Ditutup, Tim Medis Buka Suara Kronologi Tragedi Kanjuruhan, Ada Provokator?

4 Oktober 2022 0 By Tim Redaksi

DUKA MENDALAM bagi sepak bola Indonesia setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.

Pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya awalnya berjalan lancar dan tidak ada kericuhan, sampai tim Singo Edan mendapat kekalahan telak dari Bajul Ijo.

Seakan tak terima, Aremania turun ke lapangan setelah tim kesayangan mereka kalah dari rival bebuyutannya.

Dari informasi yang beredar, beberapa Aremania yang turun hanya meminta kaos dan mengungkapkan kekecewaan pada pemain Arema dengan menyanyikan mars ‘Maine kurang sangar’.

Situasi yang tidak kondusif memaksa petugas keamanan untuk bertindak.

Alhasil, kericuhan dan kepanikan terjadi, terutama di area tribune Stadion Kanjuruhan.

Walhasil, banyak korban yang berjatuhan, baik karena sesak napas maupun karena terinjak-injak.

Setiap ruang hingga pintu keluar stadion, banyak korban yang tergeletak, dan beberapa di antaranya tidak lagi bernapas.

Berbagai kronologi bermunculan di sosial media, terutama dari penonton Arema yang berhasil lolos dari tragedi tersebut.

Namun ada juga kronologi peristiwa yang datang dari tim medis yang bertugas, berikut informasi yang dilansir dari akun TikTok @betapung_story07.

“Saya tim medis di sana, kronologi awal beberapa oknum suporter keluar dari pintu utama ketika pemain persebaya akan keluar stadion,” tulis akun @wendykurniawan10_.

Menurut pengamatannya, oknum supporter itu berusaha menutup akses pintu keluar pemain dengan pagar besi, tujuannya agar pemain Persebaya terkurung.

Namun, oknum tersebut awalnya sudah diamankan petugas untuk menghindari kejadian serupa.

Melihat hal itu, petugas pun mengambil langkah menutup sementara pintu keluar utama penonton sampaipemain Persebaya keluar.

“Akhirnya pintu keluar penonton ditutup sampai bus yang membawa pemain Persebaya keluar dari komplek Kanjuruhan, tetapi penonton sebagian nekat turun dari tribun,” tulisnya lagi.

Wendy juga menuturkan bahwa penggunaan water cannon sudah dilakukan sebelum penembakan gas air mata, namun mobil damkar tersebut di bakar sehingga tidak dapat mengatasi kericuhan yang terjadi.

“Mau tidak mau aparat harus memakai gas air mata, memand di FIFA dilarang kecuali dalam hal mendesak,” ucapnya dalam komentar.

Wendy mengaku sebagai pendukung arema, merasa miris dan malu terhadap onum-oknum yang memicu awal kerusuhan di Kanjuruhan itu.

(NKRIPOST/pikiranrakyat.com)