Tak Mampu Bayar Ambulans, Pria Ini Bonceng Jenazah Anaknya Sejauh 104 Km, Ini Reaksi DPR dan Dirut RS
3 Februari 2022PUBLIK kembali digegerkan dengan adanya orang tua pasien terpaksa membonceng jenazah anaknya lantaran tak mampu membayar biaya, Selasa (1/2/2022).
Lagi, peristiwa memprihatinkan tersebut terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Berawal dari pihak RSUD Datu Pancaitana Kabupaten Bone, Sulsel membiarkan pasien yang meninggal dunia dibonceng oleh orang tuanya pulang ke Kabupaten Sinjai.
Hal tersebut diduga karena pihak keluarga tidak mampu membayar biaya .
Terpaksa, jenazah bayi tujuh bulan itu dibawah sendiri oleh orang tuanya dengan sepeda motor.
Diketahui, jarak tempuh dari RSUD Datu Pancaitana untuk sampai ke rumah pasien kisaran 104 Kilometer (Km).
Perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dapat ditempuh sekira 2 jam 12 menit.
Hal ini pun sontak viral di media sosial.
Komisi IV DPRD Bone pun memanggil pihak RSUD Datu Pancaitana Bone untuk dimintai keterangan, Rabu (2/2/2022).
“Kami meminta klarifikasi atas isu yang menggemparkan kemarin,” kata Ketua Komisi IV DPRD Bone, dr Andi Ryad Baso Padjalangi, Rabu (2/2/2022).
Ia meminta ada tindakan tegas bagi RSUD Datu Pancaitana Bone.
Selanjutnya anggota Komisi IV DPRD Bone, Rangga Risa Swara menyatakan, anggaran transportasi di RSUD Datu Pancaitana Bone cukup memadai.
“Apa dasarnya, sementara disini belanja bahan bakar tinggi,” katanya.
Dalam catatan dari manejemen RSUD Datu Pancaitana Bone, biaya transportasi dalam setahun sebesar Rp69,127 juta.
Anggaran tersebut terpisah antara solar yakni Rp6,72 juta dan bensin sebesar Rp58,5 juta.
Sementara itu anggota Komisi IV DPRD Bone, A Purnama Sari meminta agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Saya berharap jika ada hal seperti ini bisa bekerja sama dengan layanan sosial lainnya,” tukas A Purnama Sari.
Klarifikasi Direktur Rumah Sakit
Direktur RSUD Datu Pancaitana Bone, Syamsiar memohon maaf atas insiden tersebut.
“Kami mohon maaf kalau ada pelayanan kami yang kurang berkesan,” katanya.
Lanjutnya, ia mengatakan telah mengutus tiga bidan dan dua perawat langsung ke rumah duka di Sinjai.
Ia menjamin akan bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
“Ini misskomunikasi dengan manajemen sehingga kami tidak memberatkan pihak sopir,” kata Syamsiar.
Selanjutnya Syamsiar mengambil langkah agar sopir hanya mengantar sesuai tujuan pasien.
Adapun hitungan jarak dan sewa ambulance menurut Syamsiar Rp4 ribu perkilometer.
“Tapi ada uang pangkal awal Rp70 ribu,” terangnya.
Pihaknya pun akan tidak memecat sopir yang bersangkutan.
“Kami tidak bisa memberhentikan sopir karena kasian kesulitan ekonomi juga,” ucap Syamsiar.
Sopir Ambulans ini bekerja sebagai tenaga honorer di RSUD Datu Pancaitana Bone.
“Ia dibayar bulanan, ada juga jasa dalam layanan,” jelasnya.
(NKRIPOST/TRIBUNNEWS)