Siswi SMA di Cianjur Ini Malu ke Sekolah Karena Guru Paksa Lihat Tanda Lahir, Ini Kata Sekolah

Siswi SMA di Cianjur Ini Malu ke Sekolah Karena Guru Paksa Lihat Tanda Lahir, Ini Kata Sekolah

17 September 2022 0 By Tim Redaksi

PIHAK SMA negeri di Cianjur, Jawa Barat, memberikan penjelasan terkait dugaan seorang perundungan (bullying) terhadap seorang siswi bernisial RG.

RG disebut malu ke sekolah karena tanda lahir di tangannya terlihat teman-temannya karena ulah oknum guru tersebut.

Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan VN, mengatakan awal mula kejadian tersebut ketika guru henda memeriksa kuku siswi di lapangan.

Kata VN, oknum tersebut tidak mengetahui jika RG memiliki tanda lahir hitam yang hampir menutup telapak tangan bagian kanannya.

Padahal RG sudah kelas 11 dan sudah setahun setengah bersekolah di sekolah tersebut.

Kepada pihak sekolah RG mengatakan, selalu berjuang menutupi bagian tangannya sejak sekolah dasar jika sedang berada di luar rumah.

“Tak ada maksud memaksa, ini hanya ketidaktahuan petugas kami di lapangan yang memeriksa. Memang kami rutin memeriksa kuku siswa agar tak dikutek dan semacamnya,” ujar VN saat dikonfirmasi, Jumat (16/9/2022).

VN mengatakan, saat ini sekolah sedang gencar melakukan sosialisasi pencegahan anti bullying atau perundungan.

“Jadi kami juga langsung mengajak mengobrol RG dan membangun lagi mentalnya agar bangkit. Saya melihat itu bukan cacat ya, jadi tanda lahir, saya melihat RG sudah reda menangisnya,” kata VN.

Orangtua RG, Gagan Sugandi (40), mengatakan, teman anaknya sempat memperingatkan agar jaket almamater yang menutup tangan RG tak dibuka oleh guru.

Teman anaknya juga sempat menyarankan agar RG diperiksa terpisah di ruangan.

“Tadi saya ke sekolah sempat tak mengaku, setelah saya hadirkan saksi akhirnya guru tersebut mengaku, iya katanya menarik sedikit,” katanya.

Guru Diminta Maaf di Depan Siswa

Kamis (15/9/2022) sekitar pukul 10.00 WIB, RG bertemu dengan seorang guru SL di lapangan.

Guru tersebut sedang memeriksa kerapihan, ia hendak memeriksa kuku tangan siswi tersebut, namun ditutupi dengan jaket almamater karena di tangan siswi tersebut terdapat tanda hitam.

Namun guru itu memaksa membukanya, padahal siswi tersebut meminta untuk diperiksa terpisah karena malu dan khawatir dan mendapatkan ejekan dari temannya.

Namun sang guru tetap menarik jaket almamater hingga tangan RG pun terlihat sama teman lainnya.

Padahal sahabat RG sudah memberitahu sang guru agar RG diperiksa terpisah di ruangan.

“Ia langsung menelepon pamannya sambil menangis,” ujar ayah RG, Gagan Sugandi (40), setelah mendatangi pihak sekolah, Jumat (16/9/2022).

Gagan tak terima anaknya diperlakukan seperti itu.

Pasalnya ia melihat anaknya selalu rajin sekolah dan tak pernah membuat ulah.

“Sekarang tak mau sekolah karena malu sama teman-temannya,” kata Gagan.

Gagan sudah mendengar permintaan maaf dari guru bersangkutan dan kabarnya akan mendatangi rumahnya.

Namun bukan hal seperti itu yang ia inginkan.

Ia menginginkan guru tersebut meminta maaf kepada anaknya di hadapan semua pelajar dan guru.

“Kejadiannya di lapangan di depan semua guru dan murid, permintaan maafnya juga harus di hadapan guru dan murid juga,” katanya.

(NKRIPOSTl/Tribunnews)