Presiden Jokowi Marah Besar, Perintahkan TNI dan Polri untuk Tangkap Kelompok Ini

Presiden Jokowi Marah Besar, Perintahkan TNI dan Polri untuk Tangkap Kelompok Ini

20 November 2021 0 By Tim Redaksi

GARA-GARA kelompok kriminal bersenjata di Papua semakin membuat resah masyarakat.

Diketahui kelompok kriminal ini kian hari semakin beringas dan tidak berprikemanusiaan.

Berbagai aksi kejahatan telah dilakukan oleh kelompok yang dikenal masyarakat sebagai organisasi Papua merdeka (OPM).

Bahkan dari aksi kelompok ini tidak sedikit korban jiwa berjatuhan, baik aparat maupun warga sipil.

Beberapa bulan lalu, salah satu Jenderal milik TNI AD yakni Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur di tembak kelompok tersebut di kabupaten Intan Jaya, Papua.

Hal itu membuat Presiden, Joko Widodo marah besar.

Jokowi pun secara langsung memerintahkan Panglima dan Kapolri untuk terus mengejar kelompok tersebut.

“Saya telah memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk terus mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB,” kata Jokowi.

Bahkan Jokowi secara terbukan menyampaikan tidak ada tempat bagi kelompok tersebut.

“Saya tegaskan tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air,” tegasnya.

Menanggapi penyataan Presiden Jokowi, Presiden interim United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda angkat bicara.

Presiden interim United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny WendaIa juga mempertanyakan terkait Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dijuluki penjahat dan teroris.

“Pertanyaan saya kepada Presiden Indonesia adalah: Siapa yang menginvasi negara kita? Siapa yang telah membunuh lebih dari 500.000 pria, wanita dan anak-anak?,” tulis Benny dalam pernyataan yang diunggah di laman ULMWP.

Benny juga meprotes pernyataan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, yang mendesak Pemerintah untuk “menghancurkan mereka dulu. Kita akan membahas masalah hak asasi manusia nanti.” cetusnya

Menurutnya, pernyataan Bambang Soesatyo itu dinilai mengabaikan hak asasi manusia (HAM) dalam memberantas KKB.

“Ini adalah mentalitas yang menyebabkan penyiksaan dan pembunuhan Pastor Yeremia Zanambani tahun lalu,” ujarnya.

“Sikap inilah yang mengakibatkan tiga pria dipukuli hingga meninggal dunia di sebuah rumah sakit pada Februari. Itu sebabnya Amnesty Indonesia sudah mengutuk pembicara tersebut.” bebernya.

(NKRIPOST/Tribunnews)