Prabowo Tak Bisa Berpasangan dengan Sosok Ini Karena Dilarang UUD 1945, Padahal Kemungkinan Menang Besar
2 Agustus 2022KETUA Umum Partai Gerindra kembali dijagokan sebagai kandidat capres pada Pilpres 2024.
Meski diketahui Prabowo Subianto sudah mengalami kegagalan tiga kali dalam Pemilihan Presiden.
Namun ternyata masih banyak masyarakat yang menaruh harapan dengan Prabowo Subianto.
Hal ini dibuktikan dengan survei elektabilitas Prabowo yang selalu tinggi.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun membuka ruang koalisi dengan Partai Gerindra dengan mendorong Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pendamping Prabowo.
Namun, belakangan, diketahui ada suara dukungan Prabowo Subianto duet dengan sosok ini, geser Cak Imin, meskipun sayangnya dilarang UUD 1945.
Adalah sosok Joko Widodo (Jokowi) yang didukung berduet dengan Prabowo Subianto untuk maju pada Pilpres 2024.
Dukungan ini datang dari Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo Subianto dan Jokowi melalui kegiatan jalan santai (funwalk) di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (31/7/2022).
“Di sini kami mengumpulkan muda-mudi Indonesia yang menginginkan Bapak Prabowo serta Bapak Jokowi untuk melanjutkan pembangunan serta kepemimpinan mereka dalam memajukan Indonesia yang lebih baik lagi,” ujar Koordinator Sekber Prabowo-Jokowi, Ghea G di Bundaran HI, Minggu.
Ghea mengungkapkan, kegiatan funwalk itu diikuti sekitaran 30 orang anggota Sekber Prabowo-Jokowi.
“Terdiri dari lapisan masyarakat, dari beberapa kumpulan advokat, ada dari massa biasa, ada dari himpunan juga,” ucap Ghea.
Yang paling penting adalah ini pendukung Prabowo dari periode pertama dulu. Jadi pendukung lama lah,” sambung dia.
Menurut Ghea, kegiatan funwalk Sekber Prabowo – Jokowi merupakan pertama kali dilakukan.
Ia menambahkan, jajarannya akan melakukan deklarasi untuk mendukung Presiden Republik Indonesia dan Menteri Pertahanan Indonesia itu untuk maju pada Pilpres 2024.
“Ini baru pemanasan nanti kedepannya baru betul-betul acara sebenarnya,” ungkapnya.
Meskipun demikian, diketahui bahwa Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak mungkin lagi ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
Pasalnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah dua periode memimpin Indonesia.
Berdasarkan Pasal 7 Perubahan Pertama UUD Tahun 1945, disebutkan Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
Koalisi Gerindra – PKB
Partai Gerindra dan PKB makin kuat mengindikasikan koalisi antar keduanya.
Komunikasi politik antara dua ketua umum juga terlihat hangat dan akrab.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno melihat antara Partai Gerindra dan PKB memiliki titik temunya, di mana PKB akan mendorong Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.
“Kalau PKB dengan Gerindra ya tentu ada titik temunya karena ingin mendorong cak Imin misalnya cawapres. Dua partai ini sudah bisa maju untuk pilpres 2024. Minimal menggenapi ambang batas 20 persen,” ungkapnya.
Kendati demikian, Adi menilai Partai Gerindra belum tentu mengaminkan hal tersebut dan itu yang membuat Gerindra tetap berkomunikasi dengan partai lain.
“Kalau ditanya misalnya Gerindra sangat mungkin dan sangat mau berkoalisi dengan PKB. Tapi ketika ditanya kalau cawapresnya Prabowo Subianto itu Cak Imin mau enggak Gerindra? Kan belum ada jawaban sampai saat ini,” ucapnya.
Sementara di sisi lain, PKB menyatakan siapapun yang berkoalisi dengannya, wajib hukumnya menyertakan Cak Imin sebagai pasangan capres.
“Kan ini yang kemudian membuat saya melihat dari jauh kenapa Gerindra dan PKB sampai saat ini belum deklarasi, masih berbalas pantun, saling puji, Islam nasionalis cocok. Ya kelompok panglima santri sama mantan panglima tentara, itu kan berbalas pantun saja. Itu yang membuat saya kira kenapa misalnya koalisi-koalisi soal 2024 masih cukup cair,” ucap Adi.
(NKRIPOST/Tribunnews)