Pasutri Asal Jakarta Ini Tewas Bunuh Diri di Bali dan Tinggalkan 3 Lembar Surat, Pesan Terakhirnya Bikin Merinding, Begini Isinya

Pasutri Asal Jakarta Ini Tewas Bunuh Diri di Bali dan Tinggalkan 3 Lembar Surat, Pesan Terakhirnya Bikin Merinding, Begini Isinya

21 November 2022 0 By Tim Redaksi

PASANGAN suami istri (pasutri) asal Jakarta ditemukan warga Perum Tjampuhan Utama, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, tewas mengenaskan kemarin (20/11).

Korban Anggreni Dewi, 49, dan suaminya Nurdin 49, ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya sekitar pukul 12.30 WITA.

Keduanya ditemukan dalam posisi berbeda, satu tergeletak di kamar mandi, satu lagi di kamar tidur lantai bawah.

Polisi yang menerima informasi kejadian menggemparkan itu segera terjun ke tempat kejadian perkara (TKP) setelah menerima laporan dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Pering.

Dari hasil olah TKP yang melibatkan tim Inafis Polres Gianyar, Polsek Blahbatuh dan Puskesmas Blahbatuh I ditemukan cairan warna kuning berisi benda padat warna putih.

Polisi juga menemukan tiga lembar surat yang ditulis dan ditandatangani oleh kedua korban tertanggal 16 November 2022.

“Ada surat pernyataan, wasiat dan permohonan maaf kepada orang tua dan keluarga,” ujar Kapolsek Blahbatuh Kompol I Made Tama kepada awak media.

Dua lembar surat berisikan nomor handphone teman dan keluarga serta nomor rekening.

Polisi juga menemukan sejumlah obat-obatan di rumah korban.

Dalam surat wasiatnya, pasangan suami istri asal Jakarta Utara ini mengaku bahwa tindakan bunuh diri itu dilakukan dengan sadar.

Pasutri itu berpesan setelah meninggal jenazahnya dibawa ke RS Kasih Ibu sehingga pihak keluarga tidak bingung saat mencarinya.

Aksi nekat pasutri itu terungkap saat saksi Made Suwitra dihubungi orang tua korban yang tinggal di Semarang untuk mendatangi rumah anaknya.

Pasalnya, anaknya bernama Anggreni Dewi tidak mengangkat telepon saat dihubungi. Saksi segera mendatangi rumah korban, tetapi saat dipanggil tidak ada respons.

Made Suwitra lalu minta bantuan satpam perumahan untuk mengecek rumah korban. Keduanya kemudian menuju ke TKP.

Namun, karena tidak ada tanda-tanda kehidupan, saksi dan satpam perumahan masuk rumah korban yang pagar pintu rumahnya tidak dikunci.

Betapa terkejutnya mereka setelah mendapati pasutri itu tewas dengan kondisi mengenaskan.

“Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hanya ditemukan lebam mayat di bagian wajah dan cairan tubuh dari mulut keduanya,” bebernya. Jenazah korban segera dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah sambil menunggu pihak keluarga datang menjemput. Polisi sampai saat ini masih menyelidiki kematian pasutri ini.

(NKRIPOST/JPNN)