Ngeri, Detik-detik Dokter Ditemukan Tewas Tak Wajar, Mulut Berbusa hingga Tulang Rusuk Patah, Menkes Bilang Begini

Ngeri, Detik-detik Dokter Ditemukan Tewas Tak Wajar, Mulut Berbusa hingga Tulang Rusuk Patah, Menkes Bilang Begini

13 Maret 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Mawartih Susanty, Dokter spesialis paru yang meninggal dunia tak wajar di rumah dinasnya.

Mawartih merupakan dokter asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang dinas di RSUD Nabire, Papua Tengah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga ikut menaruh perhatian atas kasus ini.

Saat melayat ke rumah duka, ia berjanji akan mengusut kematian dr Mawartih.

Menkes Budi juga sudah mengantongi hasil autopsi sementara almarhumah yang dianggap meninggal tidak wajar.

Sosok dr Mawartih Susanty

Dokter Mawartih Susanty menyelesaikan S1 kedokteran dari Universitas Hasanuddin pada 2004.

Setelah itu, ia menempuh pendidikan spesialis Pulmonologi dan Ilmu Respirasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Sementara itu, menurut keterangan Ketua IDI Cabang Nabire Dr. Oktovianus Saranga, SpOG, dr Mawartih sudah berdinas sejak 5 tahun lalu di Nabire.

Tidak hanya sebagai dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire, dr Mawartih diketahui banyak berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan edukasi yang diadakan oleh IDI maupun pemerintah setempat.

“Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau,” ungkap dr Oktovianus.

Sang ayah tak kuat lepas kepergiaan dr Mawartih ke peristirahatan terakhir

Luter Toding Palamba pecah saat melepaskan kepergian jenazah putrinya, dr Mawartih Susanty, ke peristirahatan terakhir di Pekuburan Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin (13/3/2023) siang.

Ayah lima orang anak ini terlihat begitu terpukul atas peristiwa yang dialami putri ketiganya itu.

“Bapak tidak sanggup mengantarmu ke tempat peristirahatan terakhir, bapak hanya sanggup melepasmu di rumah ini,” kata Luter terisak saat menyampaikan sepatah kata dengan pengeras suara di rumah duka Jl Mannuruki II, Lorong I, Makassar, dikutip dari Tribun Timur.

Menurut Luter, begitu banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan dr Mawar sapaan Mawartih di rumah duka itu.

“Di rumah ini kita berkumpul bersama-sama, kamu (Mawar) tumbuh besar dan menjadi dewasa dan mencapai cita-citamu,” kenang Luter.

“Kamu sudah mewujudkan cita-cita Mus sebagai dokter spesialis paru. Namun, sayang tidak panjang perjalananmu,” lanjutnya.

Menurut Luter, apa yang dialami Mawar adalah kejahatan.

“Di ujung sana terjadi suatu musibah yang tidak diduga, yang menurut perasaan itu sangat jahat,” sebutnya.

Sepatah kata sang ayah itu membuat jemaat yang hadir tidak kuasa menahan tangis.

Nyaris semua pelayat yang hadir terisak sembari mengusap air matanya.

Kejanggalan kematian dr Mawartih

Ada kejanggalan di balik meninggalnya dr Mawartih Susanty di rumah dinas RSUD, Nabire Papua, Kamis (9/3/2023) lalu.

Kejanggalan itu terlihat dari jenazah almarhumah yang kabarnya terdapat tanda-tanda kekerasan.

“Kalau dari fotonya (almarhum Mawartih Susanty) memang ada tanda-tanda (kekerasan), nanti hasil otopsi yang ungkapkan,” ucap salah satu kerabat almarhum yang dihampiri.

Dugaan kejanggalan itu juga diungkapkan perwakilan keluarga almarhum, Mayor Inf Sermon Runtuk saat menyampaikan duka jelang pelepasan jenazah ke pekuburan.

“Pada tanggal 9 Maret 2023, kami keluarga di Makassar dikagetkan dengan berita di Nabire, bahwa anak terkasih dr Mawartih telah meninggal dunia,” ucap Mayor Inf Sermon saat menyampaikan sepatah kata mewakili keluarga.

Keluarga besar dr Mawartih mulanya pun tidak percaya adanya informasi tersebut.

“Saya hubungi keluarga, katanya tidak betul. Karena besoknya (dr Mawartih) ada tugas kerja di Jogja,” ujar Sermon.

“Kemudian keesokan harinya, pada tanggal 10 Maret, jenazah tiba di Makassar. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dalam proses otopsi,” sambungnya.

Setelah pihak keluarga melihat langsung kondisi mayat Mawartih, lanjut Sermon, ditemukanlan tanda-tanda kejanggalan atas kematian dokter spesialis paru itu.

“Setelah dibuka, kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan,” jelasnya.

“Untuk itu, ungkapan hati kami keluarga sangat-sangat mengharapkan, apa yang dialami oleh almarhuma agar proses kasusnya terungkap dengan jelas, benar dan seadil-adilnya,” pinta Sermon.