Nabi yang Dikurbankan, Ismail atau Ishak? Jangan Kaget dengan Penjelasan Gus Baha
9 Juli 2022TIAP 10 Zulhijah, umat Islam di berbagai negara merayakan Iduladha untuk mengenang ketaatan Nabi Ibrahim dan putranya dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Sebagaimana masyhur diceritakan dalam Al-Qur’an, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu lewat mimpi untuk menyembelih putranya.
Perintah itulah yang kemudian dia jalankan dengan mendapatkan kerelaan hati dari putranya.
Namun demikian, Al-Qur’an tidak menyebutkan secara eksplisit siapa nama putra Ibrahim yang rela dikurbankan itu.
Sebaliknya, dalam kitab samawi yang lain, yakni Taurat dan Injil menyebutkan secara eksplisit bahwa yang dikurbankan adalah Nabi Ishak.
Jika demikian, hal tersebut tentunya berseberangan dengan pandangan umat Islam kebanyakan, khususnya di Indonesia yang menyakini bahwa Ismail adalah putra Ibrahim yang dikurbankan dan kemudian diganti Allah dengan seekor domba.
Mana yang lebih mendekati kebenaran?
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfiz Al-Quran LP3IA Rembang Kiai Haji (KH) Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha begitu hati-hati dalam menjelaskan perkara ini.
Siapakah sebenarnya nabi yang dikurban oleh Ibrahim: Ismail atau Ishak? Berikut penjelasan dari Gus Baha dan sumber lainnya.
Dia sadar bahwa perbedaan pendapat mengenai siapa yang dikurbankan oleh Ibrahim memang jarang dibicarakan Umat Islam Indonesia.
“Di Indonesia, kan, enggak terbayang ada perbedaan pendapat semacam ini. Itu memang ada dua pendapat, Ismail dan Ishak,” kata Gus Baha dalam pengajiannya yang diunggah akun Ngaji Online di YouTube.
Dia mengungkapkan bahwa perdebatan ulama tentang siapa yang dikurbankan oleh Ibrahim sebetulnya lebih mengarah kepada Ishak.
Namun, dia kemudian meminta murid-muridnya untuk mengikuti pandangan umum umat Islam di Indonesia yang lebih mengarah kepada Ismail.
“Sepertinya yang benar (dikurbankan adalah) Ishak, tetapi karena yang terkenal (di Indonesia) Ismail, ya ikut saja,” ujarnya.
Lebih jauh, Gus Baha mengutip penjelasan Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Mishri al-Khilwati al-Maliki (1825 M/1241 H) dalam kitabnya Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain atau Tafsir Shawi.
“Di kitab ini menyebutkan, pendapat yang mengatakan bahwa putra Ibrahim yang disembelih adalah Ishak itu lebih kuat,” katanya.
Pandangan Pro Ismail
Pandangan yang menyebut bahwa Ismail adalah putra Ibrahim yang dikurbankan sebetulnya sama tuanya dengan pandangan yang kontra.
Salah satu pendukung pandangan ini yang paling masyhur dan sering dikutip adalah Ibnu Katsir (w.774/1373). Dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir, menyebutkan secara gamblang bahwa putra Ibrahim yang dikurbankan adalah Ismail.
Hal tersebut berdasarkan penafsiran Al-Qur’an Surah Ash-Shaffat Ayat 99-113.
Dia menyebutkan, Ismail adalah anak pertama Ibrahim sehingga lebih tua daripada saudara tirinya, yakni Ishak.
Menurut Ibnu Katsir, Ibrahim mempunyai anak Ismail ketika berusia 86 tahun dan kemudian mempunyai anak Ishak ketika berusia 99 tahun.
Untuk mengukuhkan pendapat tersebut, Ibnu Katsir lalu menyebut bahwa pandangan yang menyatakan Ishak yang dikurbankan Ibrahim, adalah kidzb wa buhtan (bohong dan dusta).
Pandangan tersebut, ditegaskan oleh dia hanya bersumber dari musuh-musuh Islam dan diambil dari cerita-cerita ahli kitab (isra’iliyat).
“Orang-orang ahli kitab dengki dan iri hati kepada bangsa Arab, karena itu mereka menambah-nambahinya dan menyelewengkan arti anak tunggal dengan pengertian ‘anak yang ada di sisimu,’ karena Ismail telah dibawa pergi oleh Ibrahim bersama ibunya ke Makkah. Takwil seperti ini merupakan takwil yang menyimpang dan batil,” tulisnya.
(NKRIPOST/JPNN)