Moeldoko: Harga BBM Mau Dinaikkan Masyarakat Lagi Sulit, Tapi….
20 Juli 2022KEPALA Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan imbas dari kenaikan harga energi di dunia, membuat Indonesia berada dalam situasi tidak menguntungkan.
Sebab, sampai saat ini pemerintah masih menanggung beban subsidi cukup besar untuk bahan bakar minyak alias BBM bagi masyarakat.
Menurutnya, jika harga jual BBM tidak dinaikkan, pemerintah yang malah akan mengalami kesulitan karena memiliki tanggungan cukup besar untuk menyubsidi BBM.
“Kita sekarang menghadapi situasi yang tidak enak, yakni persoalan energi,” kata Moeldoko, pada Senin (18/7/2022).
“Mau (harga BBM) dinaikkan masyarakat lagi sulit. Tidak dinaikkan negara kesulitan. Karena untuk subsidinya (ke harga BBM) itu luar biasa.”
Moeldoko menuturkan, kenaikan harga minyak mentah di dunia berpengaruh pada APBN.
Terlebih, dalam perhitungan sebelumnya, kenaikan harga minyak dunia diproyeksikan tak sampai 70 dolar AS per barrel.
Namun, pada kenyataannya, proyeksi tersebut meleset. Saat ini, harga jual minyak mentah dunia sudah lebih dari 100 dolar AS per barrel.
Dengan demikian, kata Moeldoko, dana dari APBN yang digunakan untuk menyubsidi BBM agar harganya tetap murah di masyarakat, menjadi sangat besar.
Moeldoko mengatakan, harga BBM di Indonesia saat ini merupakan yang paling murah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Selain itu, Moeldoko juga menyinggung harga sejumlah bahan bakar lainnya seperti tabung gas elpiji 3 kilogram yang disebutnya sudah hampir 12 tahun tidak naik.
“Bayangkan, pemerintah harus menyubsidi (besarnya luar biasa) dan subsidi itu lari kepada orang-orang yang tidak tepat karena subsidinya subsidi barang,” ujar Moeldoko.
Karena sebab itulah, dia mengatakan, pemerintah saat ini sedang memikirkan untuk mengubah skema pemberian subsidi. Nantinya, subsidi diberikan tidak lagi ke barang tetapi dialihkan ke orang.
“Agar betul-betul address-nya jelas, mereka yang berhak, itu yang seharusnya mendapatkan (subsidi),” ucap Moeldoko.
“Tetapi justru sekarang, karena subsidinya dalam bentuk barang, orang menengah ikut menikmati subsidi itu dengan tidak malu-malu. Orang kaya menikmati. Orang menengah menikmati.”
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya kembali menyinggung soal kemampuan APBN menanggung subsidi bbm di Tanah Air.
Jokowi memberikan gambaran jika APBN tidak mampu lagi menanggung subsidi tersebut. Menurut dia, kenaikan harga bbm berkemungkinan dapat terjadi sebagaimana kondisi di sejumlah negara.
“(Harga bensin) kita masih Rp7.650, karena apa? disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi,” ujar Jokowi.
“Kalau (APBN) sudah tidak kuat, mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik, ada yang setuju?”
Menurut Jokowi, kenaikan harga jual minyak dunia ini dipengaruhi oleh perang Ukraina-Rusia dan kondisi pandemi.
Dia mengungkapkan, saat masih normal, harga minyak dunia 60 dolar AS per barrel. Sementara saat ini harganya naik menjadi 110-120 dolar AS per barrel.
(NKRIPOST/Kompas TV)