Mengejutkan, Seluruh Direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Dicopot, Ini Alasannya
19 Agustus 2022KABAR mengejutkan datang dari PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk pada Kamis (18/8).
Seluruh jajaran direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta itu dicopot.
Keputusan itu didapat setelah ada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BUMD tersebut.
Jajaran direksi yang diberhentikan secara terhormat ini adalah Teuku Sahir Syahali, Febrina Intan, Wing Antariksa, Budi Santoso, serta Suparno sebagai direktur utama dan direktur.
“Penyegaran direksi merupakan peristiwa umum di dalam suatu perusahaan yang ditujukan untuk terciptanya perbaikan kinerja,” kata Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Thomas Trikasih Lembong di Jakarta, Kamis (18/8).
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk kini dijabat Winarto dengan jajaran direksi, antara lain, Daniel Nainggolan, Eddy Prastiyo, dan Cahyo Prakoso.
Sementara itu, Komisaris Utama dan Independen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dijabat Thomas Trikasih Lembong dengan Komisaris Geisz Chalifah dan Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso.
Menurut Geisz, Sutiyoso yang pernah menjabat 10 tahun sebagai gubernur DKI dan pernah menjadi kepala Badan Intelijen Nasional akan membawa pengalaman dan perspektif yang luar biasa bagi Ancol.
Teuku Sahir Syahali akan diberi penugasan baru di PT Pembangunan Jaya (salah satu pemegang saham utama perseroan).
Dalam RUPST, PT Pembangunan Jaya Ancol memutuskan mencopot seluruh direksi, simak selengkapnya.
Sementara itu, Wing, Suparno, Budi, dan Febby yang memberikan kontribusi signifikan kepada transformasi Ancol akan ditempatkan di berbagai sektor, seperti BUMD, BUMN, dan swasta.
“Penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Ancol terus berkomitmen melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di tanah air,” ucap Thomas.
Pada RUPST tersebut, kinerja tahunan yang dibukukan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk per 31 Desember 2021 menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 389 miliar atau turun 6 persen dari realisasi 2020.
Masih terdapat kerugian sekitar Rp 275 miliar. Walau demikian, posisi keuangan masih membaik sebesar 30 persen dari realisasi 2020.
Posisi keuangan membaik karena didorong implementasi perubahan dan terobosan oleh manajemen yang memberikan landasan yang kuat untuk transformasi Ancol selanjutnya.
Hadirnya Jakarta International Stadium (JIS) dan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) serta pembangunan Museum Rasulullah dan Masjid Apung di sisi timur-selatan Ancol juga membawa momentum dan peluang baru.
(NKRIPOST/antara/jpnn)