Mbak Puan Lebih Baik Tidak Mencalonkan Jadi Capres 2024, Ini Alasannya, Mohon Didengarkan

Mbak Puan Lebih Baik Tidak Mencalonkan Jadi Capres 2024, Ini Alasannya, Mohon Didengarkan

27 Mei 2022 0 By Tim Redaksi

PEMILIHAN Presiden (Pilpres) 2024 masih dua tahun lagi.

Sejumlah nama muncul menjadi kandidat calon presiden (capres), salah satunya adalah Ketua DPR RI Puan Maharani.

Namun, munculnya nama Mbak Puan, sapaan akrabnya, belum tepat waktunya.

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana mengatakan Puan Maharani lebih tepat menjadi sosok jiwa negarawan.

Menurut Harits Hijrah Wicaksana, lebih baik tidak mencalonkan sebagai presiden maupun wakil presiden pada bursa Pilpres 2024.

Alasannya masuk akal.

“Hingga saat ini rating elektoral Puan dari hasil berbagai lembaga survei ternama antara 2,6 sampai 3,1 persen.

Itu juga terkatrol oleh jabatan Ketua DPR RI dan sosialisasi dengan memasang baliho di seluruh Indonesia,” kata Harits.

Pengamat politik Harits Hijrah Wicaksana menilai Mbak Puan lebih baik tidak mencalonkan jadi Capres 2024, alasannya kuat.

Menurut Harits, dengan pencapaian elektoral seperti itu, Mbak Puan sangat berat jika dipaksakan untuk bersaing pada Pilpres 2024.

Harits Hijrah Wicaksana mengatakan meski sudah menjabat anggota DPR RI, menteri hingga Ketua DPR RI, kinerja Mbak Puan seperti biasa-biasa saja dan belum menunjukkan leadership yang dibutuhkan Indonesia.

Elektoral cucu Proklamator itu kalah dibandingkan Prabowo Subianto, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anies Baswedan.

Bahkan, di PDI Perjuangan, Puan Maharani kalah oleh Ganjar Pranowo dan Risma.

Dia mengatakan literasi pendidikan politik masyarakat sudah cerdas, sehingga melihat Puan Maharani belum menunjukkan karakter kepemimpinan yang bersentuhan dengan rakyat.

Masyarakat Indonesia sekarang ini membutuhkan figur kepemimpinan yang bersentuhan langsung dengan rakyatnya dan tidak disekat-sekat.

Selain itu, juga masyarakat berkeinginan pemimpin nasional dengan karakter ketokohan yang mampu bekerja dengan baik.

Kebanyakan kaum milenial membutuhkan pemimpin nasional yang bisa menjawab tantangan ke depan menjadi lebih baik.

(NKRIPOST/JPNN)