Kekayaan Anas Urbaningrum Usai Bebas Bikin Geleng-geleng Kepala, SBY Jangan Kaget, Segini Total Kekayaannya

Kekayaan Anas Urbaningrum Usai Bebas Bikin Geleng-geleng Kepala, SBY Jangan Kaget, Segini Total Kekayaannya

12 April 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tersangka kasus korupsi proyek Hambalang memiliki harta kekayaan mencapai Rp5,3 miliar yang terlapor pada 2010.

Dia dinyatakan bersalah dan dipenjara karena kasus korupsi pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang pada 2010-2012.

Anas ditahan pada 2014 dan divonis hukuman 8 tahun penjara, sehingga dirinya akan dibebaskan murni pada 2023.

Harta kekayaan Anas Urbaningrum jika dilihat dari LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni memiliki 7 harta dalam bangunan dengan total kekayaan sebesar Rp2,4 miliar.

Selain itu, Anas juga memiliki kekayaan dalam 8 jenis transportasi atau kendaraan seperti mobil dan motor dengan total nilai sebesar Rp1,1 miliar.

Adapun dalam harta bergerak lainnya, seperti logam mulia, batu mulia dan barang-barang antik, Anas memiliki kekayaan total sebesar Rp92,8 juta.

Lebih lanjut, kekayaan Anas Urbaningrum dalam giro dan setara kas lainnya memiliki harta sebanyak Rp1,7 miliar.

Diketahui, Anas Urbaningrum pertama kali dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus gratifikasi proyek Hambalang pada 22 Februari 2013.

Adapun Anas divonis hukuman 8 tahun penjara pada 24 September 2014.

Dia juga dijatuhkan hukuman untuk membayar denda sebesar Rp300 juta.

Selanjutnya, jika denda tersebut tidak dibayarkan, maka Anas harus menggantinya dengan pidana kurungan penjara selama 3 bulan.

PROFIL ANAS URBANINGRUM

Anas Urbaningrum lahir pada 15 Juli 1969 di Desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur.

Ia diketahui menempuh pendidikan dari tingkat dasar (SD) hingga menengah atas (SMA) di daerah kelahirannya, Kabupaten Blitar.

Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, Anas melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), di Kota Surabaya.

Ia lulus pada 1992 silam. Ia juga diketahui mendapatkan gelar master bidang politik dari Universitas Indonesia pada 2000.

Saat menempuh pendidikan pasca-sarjana di UI, Anas tergolong aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Keaktifannya di HMI ini menjadi awal perkenalannya dengan dunia politik Indonesia.

Saat berkecimpung di HMI, Anas sempat terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI, melalui Kongres HMI di Yogyakarta 1997.

Selanjutnya, ia melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar doktor ilmu politik.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, kiprah Anas di dunia politik Indonesia diawali dari keaktifannya dalam HMI, di mana ia terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada 1997.

Saat itu, situasi politik Indonesia tengah bergejolak, di mana gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia menuntut adanya reformasi.

Anas pun turut aktif bergerak bersama para mahasiswa dalam gejolak politik yang kemudian berujung pada turunnya Presiden Soeharto dari panggung kekuasaan yang telah dipegang selama lebnih dari tiga dekade.

Di awal masa-masa reformasi, Anas anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik atau Tim Tujuh.

Ia anggota Tim Seleksi Partai Politik atau Tim Sebelas yang bertugas memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam Pemilu 1999.

Kemudian, ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan Pemilu 2004.

Namun, keanggotaannya di KPU tak bertahan lama. Sebab, ia memutuskan mengundurkan diri pada 8 Juni 2005, untuk bergabung dengan Partai Demokrat, yang merupakan partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY sendiri terpilih menjadi Presiden RI ke-6, melalui perhelatan Pemilu 2004.

Di awal karirnya sebagai anggota Partai Demokrat, Anas mendapatkan jabatan sebagai Ketua Divisi Otonomi Politik dan Daerah DPP Partai Demokrat. Melalui keaktifannya di dalam Partai Demokrat, karier politik Anas makin terbuka, di mana pada Pemilu 2009 ia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perawakilan Rakyat (DPR).

Dalam Pemilu Legislatif 2009, ia terpilih dengan memperoleh suara terbanyak untuk daerah pemilihan Jawa Timur VII, yang mencakup Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung, dengan perolehan 178.381 suara.

Di DPR, Anas menjadi Ketua Fraksi Demokrat untuk periode 2009-2014.

Perjalanan karir politiknya makin menjulang, di mana pada Kongres Partai Demokrat yang diselenggarakan pada 20-23 Mei di Bandung, Jawa Barat, ia terpilih menjadi Ketua Umum, mengalahkan calon kuat seperti Andi Malarrangeng dan Marzuki Alie.

Anas kemudian dilantik sebagai Ketua Umum, dengan Edi Baskoro Yudhoyono sebagai Sekertaris Jenderal DPP Partai Demokrat untuk periode 2010-2015.

Saat itu, Anas dinilai menjadi salah ketua partai politik termuda di Indonesia, dan memiliki masa depan yang cerah dalam dunia politik Indonesia. Ia bahkan disebut-sebut menjadi bakal calon presiden dari generasi muda.

(Yar/Sis)