Jika Terlibat Perang, Indonesia Hanya Mampu Bertahan Selama 3 Hari, Ini Sebab dan Alasannya

Jika Terlibat Perang, Indonesia Hanya Mampu Bertahan Selama 3 Hari, Ini Sebab dan Alasannya

9 Maret 2022 0 By Tim Redaksi

BEBERAPA tahun silam, Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengatakan, jika perang, Indonesia hanya bertahan selama 3 hari.

Kenapa bisa begitu?

Publik sempat dibuat geger atas pernyataan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu pada tahun 2015.

Ryamizard Ryacudu pada saat itu mengatakan, jika Indonesia perang, paling hanya bertahan tiga hari.

Melansir laman republika.co.id alasannya karena keterbatasan cadangan BBM yang dimiliki oleh Indonesia.

“Saya masih ingat pak susilo (Mantan Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo) berkata “Pesawat tempur kita punya tapi mau diisi bahan bakarnya pakai apa? Pakai air?” ungkap Ryamizard Ryacudu, dikutip republika.co.id, pada Februari 2015 silam.

Indonesia Hanya Bertahan Selama 3 Hari Jika Perang, Menurut Pengamat

Pernyataan di atas diamini oleh pengamat pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mochamad Nur Hasim.

Bahkan menurutnya, Indonesia bisa kerepotan meski perang baru berlangsung beberapa jam.

“Jangankan tiga hari, perang selama lima jam saja Indonesia sudah keteteran,” ujar Mochamad Nur Hasim, dilansir dari republika.co.id.

Menurut Mochamad Nur Hasim, ada beberapa faktor yang membuat pertahanan Indonesia dianggap lemah pada saat itu (tahun 2015).

Pertama karena usia alat utama sistem pertahanan atau Alutsista.

Kemudian pasokan energi seperti bahan bakar untuk mendukung sektor pertahanan negara yang masih kurang.

Pada tahun 2019 saat masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres), isu ini kembali dibawa oleh Prabowo Subianto yang notabene maju sebagai calon Presiden Indonesia.

“Menteri Pertahanan yang sekarang pun mengatakan, jika perang, Indonesia hanya mampu bertahan 3 hari karena peluru kami hanya cukup untuk 3 hari perang. Ini bukan kami yang menyampaikan, tapi pemerintah sendiri,” ungkap Prabowo, melansir suara.com, pada 14 Januari 2019 silam.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu lalu mencoba mengklarifikasi pernyataannya yang dikutip oleh Prabowo.

Ia mengatakan, pernyataannya tersebut ia lontarkan 10 atau 12 tahun lalu yang pada saat itu terjadi krisis minyak.

Sang menteri menyebut, pada saat ini (tahun 2019), militer Indonesia mampu berperang dalam jangka waktu lama.

“Saya bilang 3 hari itu waktu 10-12 tahun lalu, saat ada krisis minyak. Kalau kita untuk perang, bisa 1.000 tahun eksis kok,” ujarnya, dikutip cnnindonesia.com, pada 16 Januari 2019.

Bagaimana dengan Tahun 2022?
Pernyataan: jika perang, Indonesia hanya bertahan selama 3 hari sudah terjadi beberapa tahun lalu.

Lantas, bagaimana dengan keadaan sekarang?

Mengutip laman kompas.com, situs pemeringkatan militer dunia Global Firepower menempatkan Indonesia pada peringkat ke-15 dunia dari 140 negara di tahun 2022.

Hebatnya, posisi Indonesia berada di atas negara maju, seperti Jerman (peringkat 16), Australia (peringkat 17), dan Israel (peringkat 18).

Situs pemeringkatan militer itu merilis, ada beberapa keunggulan yang membuat Indonesia berada di posisi ke-15 besar dunia.

Pertama karena militer Indonesia sudah dilengkapi oleh sumber daya manusia baik.

Kemudian, faktor Alutsista yang sudah mumpuni.

(NKRIPOST/99.co/Kompas)