Ini Alasan Turki Tertarik Impor Vaksin Nusantara 5,2 Juta Dosis, Wow

Ini Alasan Turki Tertarik Impor Vaksin Nusantara 5,2 Juta Dosis, Wow

27 Agustus 2021 0 By Tim Redaksi

PEMERINTAH Turki dikabarkan berminat melakukan impor vaksin Nusantara dari Indonesia sebanyak 5,2 juta dosis.

Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Profesor Choirul Anwar Nidom membeberkan alasan Turki tersebut.

Alasan pertama Turki berminat mengimpor vaksin Covid-19 besutan Terawan Agus Putranto karena berasal dari darah calon penerima vaksin, sehingga aman.

Menurutnya, perlu waktu 7 hari untuk penyuntikan vaksin setelah pengambilan dan pemrosesan darah dari calon penerima vaksin.

Kemudian, lanjut Nidom, karena vaksin Nusantara tidak mengandung bahan kimia atau benda asing seperti vaksin konvensional.

Dia menjelaskan bahwa vaksin konvensional menggunakan aluminium hidroksida untuk meningkatkan antibodi.

Zat tersebut bisa bersifat neurotoksin atau neurotoksik di dalam tubuh dengan gejala kejang dan serangan jantung.

Neurotoksin sendiri berarti zat sintetis atau alami yang merusak, menghancurkan, atau mengganggu fungsi sistem saraf pusat dan atau perifer (sistem saraf tepi).

“Sehingga dari segi agama, vaksin Nusantara aman karena tidak mengandung zat atau mineral lain, diproses dari darah orang yang akan divaksin,” jelasnya, seperti dikutip dari Bisnis pada Kamis (26/8/2021).

Lebih lanjut, Nidom menyatakan bahwa vaksin Nusantara juga aman bagi orang yang mempunya komorbid.

Nidom menyebut berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2, antibodi untuk melawan Virus Corona SARS-CoV-2 muncul setelah 17 hari penyuntikan serta tidak ada KIPI serius.

Turki Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara, Ketua DPD RI Serukan Hal Ini ke Pemerintah

GURU Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler Unair, Profesor Chairul Anwar Nidom menyatakan Turki memesan 5,2 juta dosis vaksin Nusantara.

Terkait hal itu, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyambut positif dan memberikan dukungan penuh.


LaNyalla lantas berharap pemerintah Indonesia bisa segera memproduksi vaksin besutan dr. Terawan Agus Putranto itu secara massal.

Dia juga meminta pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama untuk mendukung hal tersebut agar bisa terealisasi.

“Indonesia harus segera bersiap dengan rencana ekspor vaksin Nusantara ke Turki sebanyak 5,2 juta dosis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/8/2021), seperti dikutip dari detikhealth.

“Vaksin ini harus segera diproduksi massal untuk memenuhi permintaan Turki,” imbuhnya.

Lebih lanjut, LaNyalla juga mengaku pihaknya menerima kabar bahwa vaksin Nusantara telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meskipun demikian, lanjutnya, penggunaan vaksin Nusantara masih harus menunggu izin resmi dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).

LaNyalla kemudian meminta agar pemerintah bergerak cepat karena WHO sudah mengakui vaksin tersebut serta Turki juga telah memesan.

Menurutnya, jangan sampai hal tersebut justru menjadi kontroversi dan minim dukungan terhadap hasil karya anak bangsa.

Selain itu, LaNyalla juga menyebut vaksin tersebut bisa menjadi salah satu upaya untuk menyelamatkan jutaan jiwa manusia dari paparan virus dan penyakit.

PROFIL KETUA DPD-RI LA NYALLA

LA Nyalla Mattalitti secara resmi telah terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk masa jabatan 2019-2024.

Sebelumnya, La Nyalla ditetapkan sebagai Ketua DPD melalui mekanisme voting yang dilakukan 134 anggota DPD yang hadir.

La Nyalla mendapatkan 47 suara mengalahkan tiga pesaingnya, yakni Nono Sampono dengan 40 suara, Mahyudin 28 suara, dan Sultan Bachtiar 18 suara.

Dengan demikian, tiga orang pesaing La Nyalla yang gagal akan menjadi Wakil Ketua DPD.

Lalu bagaimana sepak terjangnya selama ini?

La Nyalla diketahui lahir di Jakarta, 10 Mei 1959.

Pemilik nama lengkap La Nyalla Mahmud Matalitti ini lahir dari keluarga yang berkecukupan.

Dikutip Antaranews, ayahnya Mahmud Mattalitti adalah seorang dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Sedangkan kakeknya yang bernama Haji Mattalitti ialah seorang saudagar besar dari Bugis, Sulawesi Selatan, yang cukup berpengaruh di Surabaya.

Kendati demikian, La Nyalla muda pernah bekerja sebagai pekerja serabutan dan ia juga dikenal memiliki sifat bengal hingga akhirnya berubah menjadi sosok pengusaha yang berpengaruh di Surabaya.

Karir Sepak Bola

La Nyalla juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2015-2016.

Di masa kepemimpinannya, PSSI langsung dihadapkan pada pembekuan atas sanksi yang diberikan oleh Menpora Imam Nahrawi.

Dikarenakan kebijakan PSSI soal hasil rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang saat itu tidak meloloskan Arema Malang dan Persebaya Surabaya.

Di tengah konfik yang terjadi tersebut, La Nyalla juga terjerat kasus dugaan korupsi. Ia diduga menyelewengkan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014.

Kasus tersebut terjadi saat La Nyalla menjadi pengusaha dan sebagai Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jatim.

Hingga akhirnya La Nyalla ditetapkan sebagai tersangka dan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, ia dipaksa untuk mundur.

Pada 27 Desember 2016, majelis hakim memvonis bebas La Nyalla pada persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor.

Rapat paripurna ketiga dengan agenda pemilihan Ketua DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Lihat Foto

Berseteru dengan Gerindra
Pada Januari 2018, La Nyalla kembali menjadi sorotan publik setelah dirinya terlibat perseturuan dengan Partai Gerindra.

Ia mengungkapkan, diminta membayar Rp 40 miliar oleh Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam rangka pencalonannya sebagai Gubernur Jawa Timur.

Uang tersebut digunakan untuk membayar saksi pilkada dan sebagai syarat untuk menerima rekomendasi Gerindra untuk maju sebagai calon kepala daerah di Jawa Timur.

Harta Kekayaan

Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tertanggal 8 April 2019 yang bersumber dari elhkpn.kpk.go.id, La Nyalla memiliki total harta kekayaan sebanyak Rp 14.214.635.894 miliar.

Dalam LHKPN tersebut, La Nyalla tercatat memiliki 8 tanah dan bangunan yang tersebar di berbagai daerah, yakni Surabaya, Jakarta, dan Batu.

Perinciannya 4 tanah dan bangunan di Surabaya senilai Rp 7.256.000.000, 3 tanah dan bangunan di Jakarta senilai 4.229.033.955, serta 1 tanah dan bangunan di Batu Jawa Timur senilai Rp 8,8 juta.

Sehingga, bila ditotal, nilai tanah dan bangunan milik La Nyalla yakni Rp 11.493.833.955 miliar.

La Nyalla juga tercatat memiliki satu buah mobil bermerek Alphard tipe G tahun 2012 senilai Rp 616 juta dan satu buah motor merek Supra Fit tahun 2012 yang bernilai Rp 5 juta.

Selain itu, La Nyalla memiliki harta bergerak lainnya yang bernilai Rp 1 miliar dan memiliki kas dan setara kas senilai Rp 1.099.801.939.

LHKPN tersebut diumumkan dengan catatan lengkap berdasarkan hasil verifikasi pada 18 Juni 2019.

Sebelumnya, pemilihan Ketua DPD sendiri berjalan cukup alot dan memakan waktu selama lebih dari tiga jam.

Pasalnya setelah penyampaian visi dan misi Ketua DPD di hadapan seluruh anggota DPD yang hadir, dan dilakukan musyarakat tidak didapati hasil mufakat.

Oleh karenanya, diputuskan pemilihan ketua melalui voting.

Voting dilakukan secara manual menggunakan surat suara yang kemudian diberi tanda pilih dan dimasukkan ke kotak suara.

Surat suara kemudian dihitung secara manual, dan tercatat nama La Nyalla yang juga mantan Ketua PSSI, mendapat perolehan suara terbanyak

(NKRIPOST/Nesiatimes)