Heboh! Warga Dilarang Masuk Gereja Gara-gara Pakai Sandal Jepit, Berikut Penjelasan TNI AU
16 Mei 2022SEJUMLAH warga tidak diperbolehkan memasuki gereja di komplek Pangkalan Utama TNI AU (Lanud) Pattimura, Kota Ambon, pada Minggu (15/50/2022).
Larang masuk gereja tersebut rupanya hanya diberlakukan terhadap warga yang menggunakan sandal jepit.
Petugas TNI AU yang berjaga tepat di gerbang utama pintu masuk Lanud Pattimura, mencegah warga yang menggunakan sandal jepit untuk masuk gereja di komplek mereka.
Insiden adu mulut pun sempat terjadi akibat larangan tersebut.
Warga tidak terima mereka tidak diperbolehkan masuk gereja hanya gara-gara menggunakan sandal jepit.
“Jadi tadi itu ada beberapa jemaat yang ke gereja. Mereka gunakan sepatu, tapi ada kelihatan jarinya lalu dilarang, tidak boleh, dan disuruh pulang,” kata salah satu jemaat gereja Patrik Kelmaskosu, Minggu (15/5/2022).
Ia mengaku, insiden pengusiran itu memantik emosi para jemaat lainnya hingga terjadi adu mulut dengan petugas.
“Itu yang bikin jemaat marah. Ini kan kita mau pergi ibadah, bukan mau pergi ke mereka (Lanud) punya kantor. Kalau mau (pergi) ke mereka punya kantor, okelah aturannya seperti itu. Tapi ini kan kita mau pergi ibadah,” ungkapnya.
“Itu kejadiannya tadi jam 8 waktu mau pergi ibadah jadi banyak jemaat yang disuruh pulang,” tambahnya.
Dia mengatakan, warga baru diizinkan beribadah di gereja tersebut setelah terjadi adu mulut selama beberapa jam dengan petugas.
Aksi protes warga itu pun sempat viral di media sosial.
Terkait insiden itu, Komandan Lanud Pattimura, Kolonel Pnb Andreas Dhewo menjelaskan bahwa pihak Lanud tidak pernah melarang warga untuk beribadah di gereja yang berlokasi di area Lanud Pattimura.
“Menanggapi kejadian tadi pagi, tepatnya di pos pintu masuk Lanud Pattimura dengan anggota Sat POM AU, kami ingin menyampaikan yang pertama tidak ada pihak Lanud Pattimura melarang warga beribadah di gereja yang terdapat di dalam area Lanud Pattimura,” ungkapnya saat memberikan keterangan pers di Lanud Pattimura, Minggu (15/5/2022) sore.
Dalam kesempatan itu, ia juga membantah anggotanya memeriksa jemaat gereja yang menggunakan sandal jepit.
“Tadi ada simpang siur di media sosial saya sendiri. Seorang kristiani tidak mungkin melarang saudara kristiani beribadah. Kemudian tidak ada sweeping di dalam gereja, semuanya normal-normal saja,” ungkapnya.
Namun Andreas mengakui, dalam tiga bulan terakhir pihak Lanud Pattimura sedang menerapkan aturan bagi setiap warga yang memasuki kawasan tersebut.
Aturan yang diterapkan yakni setiap warga yang hendak memasuki Lanud Pattimura harus berpakaian rapi dan tidak boleh memakai celana pendek dan sandal jepit.
“Beberapa bulan terakhir kita mencoba menegakkan aturan bagaimana seseorang memasuki institusi Negara, institusi militer yaitu aturannya wajib berpakaian yang sopan dan rapi dalam hal ini tidak menggunakan sandal jepit tidak bercelana pendek,” ungkapnya.
Dia mengakui ada sejumlah warga kebetulan tadi menggunakan sandal jepit saat hendak ke gereja dan petugas menyampaikan aturan tersebut kepada mereka.
“Khususnya tadi ada beberapa warga yang juga merasa kaget karena saat ke gereja ada yang menggunakan sendal jepit,” ujarnya.
Terkait insiden itu ia mengaku ke depan pihaknya akan lebih gencar menyosialisasikan aturan tersebut. Pihak Lanud Pattimura juga akan lebih intens membangun komunikasi dengan warga jemaat gereja tersebut.
“Kedepan kita semakin intens lagi membangun komunikasi agar kita dapat berjalan seiring dan berjalan sesuai koridor,” ungkap Andreas.
“Terakhir, pada prinsipnya menurut saya, kita bisa berdialog karena ajaran kita adalah ajaran cinta kasih. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan, dengan agama yang lain saja bisa saling menghargai apalagi sesama kita,” tandasnya.
(NKRIPOST/Jabar News/Kompas.com)