Heboh! 2 Anak SD Asal Madura Nekat ke Jakarta Naik Motor Ikuti GPS, Demi Temui Sosok Berpengaruh Ini

Heboh! 2 Anak SD Asal Madura Nekat ke Jakarta Naik Motor Ikuti GPS, Demi Temui Sosok Berpengaruh Ini

23 November 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Dua bocah yang berusia 12 tahun itu nekat pergi dengan modal mengikuti Google Maps atau GPS.

Mereka menggunakan sepeda motor hanya membawa bekal uang Rp 100 ribu.

Uang tersebut pun diketahui hasil meminjam dari tetangganya.

Mereka bepergian jauh hanya modal nekat tanpa kesiapan.

Kedua bocah asal Madura ini hanya memakai pakaian yang dikenakannya di tubuh mereka.

Mereka hanya memakai kaos oblong, celana pendek dan sendal jepit.

Usut punya usut, ternyata ada kisah getir di balik aksi nekat kedua bocah SD asal Madura tersebut pergi ke Jakarta.

Rupanya mereka pergi ke Jakarta demi menemui sosok seorang teman sebayanya tanpa pamit ke orangtua.

Sebelumnya sosok temannya itu sering berkomunikasi dengan mereka lewat telepon.

“Bilangnya mau menemui temannya di Jakarta, mereka juga tidak pamit ke orangtua,” ungkap Kapolsek Tengaran AKP Supeno, Selasa (21/11/2023).

Namun, belum sampai ke Jakarta, aksi nekat kedua bocah SD tersebut ketahuan anggota polisi di Semarang.

Keduanya dicegat polisi tepatnya di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah.

Kemudian mereka diamankan di kantor Polsek Tengaran.

Setelah ditanya-tanya oleh polisi diketahui identitas kedua bocah SD tersebut berinisial D (10) dan MZ (11).

Keduanya merupakan bocah berasal dari Madura, Jawa Timur.

Kronologi

Salah satu bocah SD berinisial D membeberkan kronologi mereka nekat pergi ke Jakarta dari Madura.

D mengaku dirinya bersama temannya MS berboncengan mengendarai sepeda motor pergi ke Jakarta dari Panggarengan Sampang Madura pada (19/11/2023) sekira pukul 13.00 WIB.

Ia mengaku perjalanannya ke luar kota tersebut baru pertama kali mereka lakukan tanpa orangtua.

Mereka hanya mengandalkan mengikuti Google Maps atau GPS untuk bisa sampai ke Jakarta.

Mereka pun mengaku mereka pun menyetir sepeda motornya secara bergantian.

“Kita menyetir bergantian, tanpa menggunakan helm dan selama perjalanan tidak bertemu Polisi,” ujarnya, Selasa (21/11/2023).

Saat malam hari, mereka sempat menginap di sebuah Gardu beradai di pinggir jalan raya, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan.

Ketika mereka lapar, mereka hanya membeli mi instan.

Kepada polisi mereka mengaku hanya membawa bekal uang Rp 100 ribu.

Uang tersebut pun sudah mereka gunakan untuk membeli bensin dan makan selama di perjalanan.

Namun, saat diamankan polisi, belum sampai ke Jakarta, mereka mengaku uangnya hanya tinggal sisa Rp 10 ribu.

“Sisa uang tinggal Rp 10 ribu,” ucap D dengan polos.

Kapolsek Tengaran AKP Supeno, pihaknya berhasil menghubungi keluarga bocah SD tersebut setelah memeriksa ponsel yang dibawa mereka.

Kepolisian berhasil menemukan nomor guru sekolanya hingga kemudian disambungkan ke orangtua dua bocah tersebut.

Supeno menjelaskan orangtua kedua bocah SD tersebut tiba menjemput sekira pukul 23.00 WIB.

Ia juga menjelaskan saat ditemukan kondisi dua bocah SD tersebut dalam keadaan sehat.

“Kondisi anak sehat, biasa saja. Makan juga terjamin, kedua anak tersebut teman bermain,” ujar Supeno.

Keterangan Keluarga

Pihak keluarga salah satu bocah MZ mengaku syok mendapati kabar keponakannya itu diamankan polisi.

Jauhari, paman MZ mengaku mendapatkan informasi pertama kali dari istrinya yang ditelepon oleh petugas kepolisian.

Saat itu dirinya tak langsung percaya karena khawatir penipuan.

Namun ia sempat meminta foto dan video keberadaan keponakannya itu guna memastikan kebenaran informasi tersebut.

Setelah mendapatkan kebenaran informasi tersebut, Jauhari langsung bergegas menjemput keponakannya itu ke Jawa Tengah.

“Setelah dikirim foto dan video, saya langsung bergegas menjemput ponakan saya ke Jawa Tengah dengan ditemani keluarga,” ujar Jauhari.

Jauhari mengaku tak habis pikir dengan aksi nekat keponakannya itu yang berinisiatif pergi ke Jakarta.

Sebab, sebelum ia bertemu dengan keponakannya di Pasar.

Saat ditanya saat itu keponakannya itu hanya mengaku ingin jajan.

Oleh karena itu ia awalnya tak menaruh curiga.

“Saat itu saya percaya, tanpa menaruh rasa curiga karena mereka hanya mengenakan kaos dan celana pendek,” ujarnya.

Setelah kedua bocah tersebut diamankan, orangtua mereka berterima kasih kepada Polsek Tangaran.

“Orangtua berterima kasih, mereka juga tidak ditilang,” paparnya.

Secara khusus Supeno mengimbau kepada orangtua untuk mengawasi anaknya.

Selain itu, juga melarang anak-anak yang di bawah umur untuk mengendarai sepeda motor.

“Tentu harus diawasi ketat, kalau belum 17 tahun jangan diberi izin menaiki sepeda motor,” tegasnya.

(Sa/ya)