Hacker Ini Pernah Bobol Situs Departemen Pertahanan AS pada 2016, Begini Kabarnya Sekarang, Anda Bakalan Terkejut, Serius
22 September 2022KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kelabakan menghadapi ragam pertanyaan yang dilontarkan masyarakat sebulan terakhir.
Akun anonim mengatasnamakan diri sebagai Bjorka jadi penyebabnya.
Dia dianggap menjadi momok bagi pemerintah karena berhasil mengekspose kelemahan sistem keamanan digital Indonesia.
Sepak terjang Bjorka dalam melakukan peretasan menyasar data pelanggan IndiHome, SIM Card, pemilih Indonesia, hingga data pribadi para pejabat Indonesia dan dokumen rahasia.
Sebelum Resmi Dirilis Namun, Bjorka bukan satu-satunya nama hacker yang pernah menggemparkan publik.
Beberapa nama hacker dunia pernah menjadi sorotan, salah satunya David Dworken.
David Dworken adalah salah satu sosok hacker yang pernah menjadi sorotan pada 2016 silam.
David yang saat itu masih duduk di bangku SMA, menghabiskan 10–15 jam di kelas untuk meretas situs Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS).
Namun, saat itu David Dworken tidak mendapat hukuman atas ulahnya itu.
Dworken yang saat itu baru saja lulus menjadi salah satu remaja yang mendapat ucapan terima kasih dari Secretary of Defense Ash Carter di Pentagon karena berhasil menemukan sebuah bug.
Aksi David Dworken juga bukan tanpa alasan. Pasalnya pada awal April 2016 silam, Departemen Pertahanan AS sempat membuka lomba berjudul ‘Hack the Pentagon’ dan pertama kali diadakan dalam sejarah pemerintah federal.
Melalui ajang tersebut, para peserta ditantang untuk membobol sistem keamanan Pentagon demi keperluan identifikasi dan mengetahui celah keamanan dari sejumlah website Departemen Pertahanan.
Sebanyak lebih dari 1.400 peserta telah berhasil menemukan 138 celah keamanan pada lomba yang diadakan pada 18 April 2016 hingga 12 Mei 2016 tersebut.
Salah satu dari peretas itu adalah David Dworken.
Meskipun saat itu Dworken tidak dipekerjakan oleh pemerintah seperti yang banyak diberitakan sebelumnya, namun kariernya hingga saat ini cukup berkembang berkat keikutsertaannya dalam acara tersebut.
Menjadi Insinyur Keamanan Informasi di Google.
Melansir halam profil LinkedIn milik Dworken, saat ini dia diketahui berprofesi sebagai seorang insinyur keamanan informasi di Google sejak tahun 2020.
Tak main-main, profesinya tersebut ternyata berfokus pada pengembangan dan penerapan fitur keamanan web modern dalam skala besar.
Dalam keterangan profilnya, Dworken mengeklaim pernah berpartisipasi dalam lebih dari tiga lusin program hadiah bug berbeda yang bekerja untuk beberapa perusahaan dunia termasuk Uber, United Airlines, dan Western Union.
Selain itu, dia juga merupakan seorang spesialisas dalam keamanan web dan telah menemukan segalanya mulai dari XSS hingga RCE.
Sebelumnya, Dworken menghabiskan sebagian besar masa kerjanya sebagai pakar keamanan siber.
Dia lulus dari Universitas Northeastern sebagai jurusan CS setelah magang sebagai insinyur keamanan Salesforce, Snapchat, Datadog, dan Keybase.
Sepanjang karirnya, Dworken juga diketahui telah mengidentifikasi bug lebih dari 50 perusahaan berbeda termasuk Google, Microsoft, Uber, dan United.
Saat awal bergabung di Google pada 2020 lalu, dia adalah peneliti keamanan peringkat teratas Microsoft yang melaporkan lebih dari 20 kerentanan kritis yang berbeda.
Selain itu, Dworken juga telah memberikan kontribusi kode ke berbagai proyek sumber terbuka di Github dan juga telah membuat sejumlah proyeknya sendiri, salah satunya Cascara Security and History.
Dworken mungkin adalah contoh sempurna seseorang yang berkarir dalam dunia peretasan ‘legal’.
Jika Anda melakukan langkah dan melamar ke perusahaan yang tepat, Anda dapat memperoleh banyak uang sebagai peretas ‘legal’.
Menurut U2B, gaji rata-rata untuk seorang hacker etis di AS sekitar USD101.387.
Tapi jangan berharap untuk mendapatkannya pada percobaan pertama Anda.
Perkiraan yang lebih realistis untuk gaji tahunan adalah antara USD90,442 dan sebanyak USD115,661, jika Anda memiliki keterampilan dan pengalaman untuk mendukung kenaikan gaji tersebut.
(NKRIPOSTl/iNews.id)