Ditemukan Tak Sengaja, Harta Karun Kiloan Emas Bikin Geger Indonesia
6 Oktober 2022BELUM lama ini proyek MRT Jakarta kembali menemukan benda ‘harta karun’ cagar budaya.
Hal serupa juga terjadi pada proyek tol di Jawa, yang mendapati temuan benda Cagar Budaya seperti Tol Solo-Jogja dan Tol Pandaan-Malang dan lainnya.
Adakah temuan harta karun sesungguhnya yang pernah terjadi di Pulau Jawa?
Beberapa penemuan harta karun di Pulau Jawa ternyata pernah ada dan sempat bikin geger pada masa lalu.
Umumnya ditemukan tak sengaja oleh warga yang beraktivitas.
Harta karun ini ada yang merupakan peninggalan masa kerajaan hingga masa revolusi kemerdekaan.
Misalnya di Jawa Tengah tiga dekade lalu, sempat heboh penemuan guci berisi emas harta karun.
Hal ini berawal saat enam warga penggali tanah uruk di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten Jawa Tengah tanpa sengaja menemukan empat guci berisi perhiasan emas dan perak pada Oktober 1990 silam.
Guci itu ternyata berisi perhiasan berbagai bentuk. Mulai dari gelang, cincin,
Berbagai perhiasan emas dan perak yang disimpan di dalam empat guci itu disebut sebagai temuan maha karya dan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Benda-benda bersejarah itu ditemukan enam orang warga di kedalaman 3 meter tanah berpasir yang digali untuk tanah uruk.
“Yang menemukan 6 orang. Saat mencangkul ada yang kena guci di kedalaman tanah sekitar 3 meter yang berpasir,” kata Widodo, salah satu warga yang menemukan.
Isi guci bermacam benda dari bahan baku emas dan perak. Ada gelang, kalung, mangkok, tas, koin kecil-kecil dan lainnya banyak bentuk lainnya.
“Ada 4 guci, yang 2 ukuran besar dan yang 2 kecil. Yang besar isinya koin emas banyak sekali dan yang kecil isinya berbagai perhiasan,” kata Sudadi, salah satu penemu lainnya.
Harta Karun Jepang
Jauh ke periode belakang, dahulu di daerah Cigombong, dekat perbatasan Sukabumi-Bogor, Jawa Barat pernah ditemukan harta karun.
Kawasan ini sebelum 1946 pernah ditempati tentara Jepang.
Setelah pertengahan 1946, tentara Jepang yang sudah kalah pergu dari Cigombong.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengamankan tempat itu dengan bantuan penduduk.
Bersama penduduk lokal sekitar Cigombong kemudian tentara menggali-gali lahan di sekitar bekas lokasi tentara Jepang, berharap mendapatkan senjata untuk melawan tentara Belanda,
“..Sersan Mayor Sidik bersama beberapa anggota polisi tentara dan rakyat menemukan sebuah guci besar. Setelah guci itu dibuka, mereka menemukan kaus kaki yang berisikan barang keras. Kaos kaki itu mereka buka satu persatu. Mereka kaget melihat isinya emas permata dan berlian yang sudah dicongkel-congkel gemerlapan,” aku haji Priyatna Abdurrasyid: Dari Cilampani ke New York (2001:102).
Perwira tertinggi yang menjadi komandan brigade TNI di sana adalah Letnan Kolonel (Letkol) Alex Evert Kawilawang segera memerintahkan kepada Letnan Godjali (dengan ditemani beberapa tentara muda) untuk menyerahkan harta penemuan Sidik dkk itu ke pemerintah pusat RI yang berada di Yogyakarta.
Emas dan berlian itu sampai ke Yogyakarta dalam keadaan utuh. Di Yogyakarta emas itu diserahkan kepada kepada Mr Sumarman, Sekretaris Kementerian Dalam Negeri.
Nilai emas itu, menurut majalah Ekspres (29/09/1972), hampir mencapai Rp 6 miliar.
Detilnya, harta karun itu berupa 7 kg emas dan 4 kg berlian, yang asalnya dari Perkebunan Pondok Gede, Bogor.
Berdasar laporan dari tim yang menyerahkan harta karun itu ke Yogyakarta, harta karun itu lalu diserahkan kepada Bank Negara Indonesia (BNI-46) di Yogyakarta.
Direktur BNI-46 kala itu adalah Raden Mas Margono Djojohadikusumo, kakek dari Menteri Pertahanan RI saat ini.
Setelah puluhan tahun berlalu, ada sekitar 15 orang yang mengaku sebagai penemu emas dan berlian itu mendatangi Menko Polkam era orde baru.
Sersan Mayor Sidik, menurut Priyatna juga menanyakan kemungkinan adanya hadiah atas penemuan emas dan berlian itu. Sidik tak mendapat apa-apa atas penemuannya.
(NKRIPOSTl/CNBC Indonesia)