Dianggap Berbahaya di Pilpres 2024, Sosok Ini Bakal Dilengserkan Sebelum Tahta Jokowi Berakhir?
3 Juni 2022PDI Perjuangan sebagai partai ‘penguasa’ belum unjuk gigi menjelang Pemilu 2024.
Padahal, sejumlah partai politik sudah menyatakan koalisinya menjelang pesta demokrasi lima tahunan.
Di antaranya Partai Golkar, PAN dan PPP sebagai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Pengamat membaca PDIP masih melakukan kondolidasi internal, selain adanya beberapa figur potensial, termasuk putri mahkota Puan Maharani, anak kandung Megawati Soekarnoputri, sang pendiri partai.
Hanya, situasi menjadi dilema. Sebab, ektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memuncak dan populer di kalangan rakyat.
Otomatis, posisi Ganjar diprediksi bakal jadi penghalang bagi Puan Maharani untuk maju Capres 2024, melanjutkan tongkat estafet Joko Widodo (Jokowi).
Manuver elite pun mulai dilancarkan, tak hanya di luar partai tetapi juga di internal partai.
Semuanya demi kepentingan dan kekuasaan.
Sementra itu, nasib Ganjar Pranowo menuju Pilpres 2024 masih di awang-awang.
PDI Perjuangan belum menyatakan sikap untuk koalisi hingga figur yang akan diusung pada Pemilu 2024.
Belakangan, Megawati Soekarnoputri menunujukkan sikap cuek terhadap Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Di lain sisi, Megawati menunjukkan ‘kemesraan’ dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, disusul swafoto bersama putri mahkotanya, Puan Maharani, di sela perayaan Idul Fitri, belum lama ini.
Pengamat menangkap gestur pertemuan Prabowo dan Puan Maharani sebagai sinyal bakal dikawinkan sebagai pasangan calon presiden (Capres) 2024.
Lantas, bagaimana nasib Ganjar Pranowo yang diinginkan rakyat sebagai pengganti sosok Presiden Jokowi?
Terbaru, intrik politik mewarnai internal PDI Perjuangan.
Politisi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan tiba-tiba saja menyoroti upaya Ganjar Pranowo yang dinilai ambisius untuk maju pada Pilpres 2024.
Trimedia lalu mempertanyakan kinerja Ganjar selama menjabat Gubernur Jawa Tengah.
“Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?” kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).
Anggota DPR dari Fraksi PDI-P itu kemudian membandingkan kinerja Ganjar dengan Ketua DPR Puan Maharani.
Adapun Puan juga merupakan politisi PDI-P yang menjabat Ketua DPP.
Menurut Trimedya, rekam jejak Puan Maharani jelas mulai dari Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR ketika era oposisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia menilai Puan berhasil mengorganisir anggota saat pemerintahan SBY.
Dari situ, Puan melanjutkan langkahnya menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Selain itu juga diklaim berhasil mengoordinasikan 7 Kementerian dan memiliki kinerja yang baik.
Lanjut Trimedya, ketika menjadi Ketua DPR, Puan bisa memimpin di tengah kader-kader terbaik partai politik di level pimpinan.
“Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu. Selesaikan rob itu, berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” tegas Trimedya.
Sebagai informasi, dilihat Kompas.com, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, tercatat kenaikan garis kemiskinan di provinsi itu selama periode 2019-2021.
Jumlah penduduk miskin di Jateng meningkat tiap tahunnya. Pada 2019 jumlahnya 3.743,23 jiwa.
Kemudian 2020 3.989,90 dan 2021 menjadi 4.109,75 orang.
Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas.
Bahkan, dirinya menilai Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa bisa disebut sombong dan congkak.
“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kab kota, itu baru,” ujar Trimedya.
Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini melihat langkah Ganjar terlalu menampilkan syahwat politiknya.
Hal ini tampak dari safarinya ke berbagai wilayah di Indonesia beberapa waktu belakangan.
Ia menyebutkan, Ganjar aktif keliling Indonesia mulai dari Sumatera Utara hingga Makassar, Sulawesi Selatan.
“Ini kan kelihatan main semua, ke mana-mana semua jalan. Ke Medan ke Makassar, ya kita ketawa-ketawa saja pada saat PON Papua ada yang teriak Ganjar… ganjar… siapa orang Papua yang tahu Ganjar, kelihatan benar by design (sudah diatur) apalagi orang yang mengerti politik,” ungkap legislator dapil Sumut II ini.
Trimedya menekankan, seharusnya Ganjar sebagai salah satu kader yang tergolong lama memahami karakter PDI-P dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Namun, bagi Trimedya, Ganjar terkesan tidak menghargai Megawati dengan manuver-manuver pilpres yang dilakukannya.
Pernyataan Trimedya semakin menambah kesan adanya kerenggangan di internal PDI-P terkait Pilpres.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menepis kabar kerenggangan itu.
Hasto menegaskan bahwa hubungan PDI-P dan Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader, Ganjar Pranowo, baik-baik saja. Dia memastikan tak ada keretakan dalam relasi PDI-P dan Ganjar.
“Renggang, jauh, dekat itu kan persepsi, suatu skenario politik yang digalang pihak lain,” kata Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto ditemui di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Isu keretakan muncul setelah Ganjar selalu disebut sebagai salah satu calon presiden dengan elektabilitas relatif tinggi dalam sejumlah survei.
(NKRIPOST/Tribunnews)