Calon Panglima TNI, Ubedilah Sebut Sosok Ini Penuhi Kategori

Calon Panglima TNI, Ubedilah Sebut Sosok Ini Penuhi Kategori

13 Agustus 2021 0 By Tim Redaksi

SOSOK calon Panglima TNI menjadi perhatian. Pasalnya Marsekal Hadi Tjahjanto sebentar lagi pensiun.

Namun polemik figur calon pucuk pimpinan tentara tersebut terus bergulir.

Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun mengatakan, bila dilihat dari profil, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dapat dikatakan memenuhi syarakat kategori.

“Dia (Laksamana Yudo Margono punya segudang pengalaman karir yang strategis,” ujar Ubedilah Badrun di Jakarta, Rabu (11/8/2021).

Sebelumnya menjadi KSAL, Laksamana Yudo Margono pernah menjabat sebagai Panglima komando gabungan wilayah pertahanan I (Kogabwilhan) I.

Menurut Ubedilah, Presiden Jokowi tidak perlu bingung mengajukan calon panglima TNI ke DPR.

Namun, Panglima TNI adalah posisi sangat strategis, sehingga muncul beragam tafsir politik dan kepentingan.

Pihak-pihak tertentu mencoba untuk mengubah mekanisme sirkulasi panglima yang sudah mapan.

Pihak tersebut melakukan loby-loby politik yang kadang dalam perspektif kenegaraan merusak marwah institusi TNI.

“Mekanisme sirkulasi elite TNI itu menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004. Di sana menyebutkan bahwa Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari setiap matra angkatan,” jelasnya.

Dua periode terakhir panglima TNI dijabat oleh jenderal bintang empat dari angkatan darat (Gatot Nurmantyo) dan angkatan udara (Hadi Tjahjanto).

Kini, sejatinya beralih ke angkatan laut yang saat ini jenderal bintang empatnya dipegang oleh Laksamana Yudo Margono.

“Saya termasuk meyakini bahwa siapapun Kepala Staf di TNI mereka adalah kader terbaik di matranya. TNI adalah salah satu institusi yang kaderisasinya jelas dan terbaik di Indonesia,” sebut Ubedilah.

“Tidak perlu melakukan loby-loby politik atau langkah-langkah yang menunjukan semacam political imaging (pencitraan politik) untuk berebut menjadi panglima,” paparnya.

Profil Laksamana Yudo Margono

Yudo Margono adalah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) ke-27 yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (20/5/2020).

Ia diangkat berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 TNI Tahun 2020. Sebelumnya jabatan ini dijabat oleh Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.

Yudo lahir di Madiun, Jawa Timur pada 26 November 2020. Yudo lulus dari Akademi Angkatan Laut angkatan ke-XXXIII/tahun 1988.

Begitu lulus, Yudo langsung bertugas di laut, mengawali jejak kariernya dari kapal ke kapal. Karier militernya dimulai dengan menjadi Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332.

Selanjutnya, ia bertugas sebagai Kadep Ops di KRI Ki Hajar Dewantara 364, lalu Palaksa KRI Fatahilah 361.

Setelahnya, jabatan Yudo merangkak menjadi komandan di kapal perang. Ia mulai menjabat sebagai komandan di kapal patroli KRI Pandrong (801), selanjutnya ia bergeser menjadi komandan KRI Sutanto (377) sebuah kapal yang didesain untuk peperangan anti kapal selam di perairan dangkal atau pantai. Terakhir, Yudo menjabat sebagai Komandan KRI Ahmad Yani (351).

Jejak Karier Yudo Margono di TNI AL

Total 16 tahun Yudo bertugas di kapal. Pada 2004, baru lah Yudo membuang sauh ketika ia diangkat menjadi Komandan Pangkalan Angkatan Laut Tual, Provinsi Maluku. Tugas itu diembannya selama 4 tahun sampai 2008, menurut tni.mil.id.

Selanjutnya, Yudo ditugaskan menjadi Komandan Pangkalan Angkatan Laut Sorong. Ia bertugas selama dua tahun sampai 2010.

Pada 2011, Yudo menjabat Komandan Satuan Kapal Eskorta Komando Armada (Dansatkorarmatim).

Di sini Yudo memimpin 21 kapal dalam bebagai jenis, diantaranya, kelas Perusak Kawal Rudal (PKR) 105, kelas Van Speijk yang dilengkapi rudal Harpoon, kelas Corvette dengan kemampuan rudal dan meriam kaliber besar dan kelas Parchim yang berkemampuan anti kapal selam, masih dari sumber tni.mil.id.

Setahun berselang, Yudo kembali digeser kini menjadi Komandan Kolat Armabar.

Pada 2014 ia menjabat Paban II Opslat Sops Markas Besar Angkatan Laut, dan tahun 2015 ia menjabat Komandan Pangkalan Utama TNI AL Belawan.

Pada 2016, Yudo masuk ke jajaran perwira tinggi di Korps Angkatan Laut. Yudo diangkat menjadi Laksamana Pertama dan berhak menyandang satu bintang di bahunya.

Yudo juga ditarik ke Jakarta untuk menjadi Kepala Staf Komando Armada RI wilayah Barat (Koarmabar) [kini Koarmada-I].

Setahun bertugas di Koarmabar, ia lantas diangkat menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer.

Di sini, ia bertugas memimpin pergeseran kekuatan militer baik pasukan maupun logistik melalui laut di seluruh perairan Indonesia.

Pada 2018, Yudo kembali mendapat promosi, kali ini ia menyandang dua bintang di bahunya dan menjadi seorang laksamana muda.

Ia lantas dipanggil kembali ke Koarmabar untuk menjadi Panglima. Di posisi ini, Yudo bertanggung jawab atas wilayah laut Indonesia di wilayah barat.

Pada 2019, Presiden Joko Widodo meneken Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Petahanan (Kogabwilhan) dan Peningkatan Status 23 Komando Resort Militer dari Tipe B menjadi Tipe A. Kogabwilhan berperan mengintegrasikan berbagai pangkalan TNI dari tiga matra di seluruh Indonesia.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun mengangkat Yudo Margono menjadi Panglima Kogabwilhan wilayah I yang berkedudukan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Satuan ini bertanggung jawab atas wilayah darat, laut, dan udara di Sumatra, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Seiring dengan pengangkatan ini, Yudo diangkat menjadi laksamana madya.

Jabatan itu bertahan setahun, pada 2020, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat Yudo menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dengan pangkat laksamana.

Harta Kekayaan Yudo Margono
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dihimpun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), per 2020, Yudo memiliki harta kekayaan sebesar Rp11.364.872.854.

Yudo dilaporkan memiliki 18 properti yang tersebar di Surabaya, Sorong, Bogor, Madiun, dan Tangerang.

Di Surabaya, Yudo memiliki 5 unit properti di antaranya tanah dan bangunan seluas 299m²/246m² senilai Rp1.500.000.000 dan tanah seluas 300m² persegi 1.123.500.000. Total, tanah dan bangunan yang dimiliki Yudo bernilai Rp Rp6.961.855.000.

Yudo juga memiliki sejumlah kendaraan antara lain Mobil Toyota Fortuneer Jeep pada 2012 senilai Rp300 juta, mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep pada 2010 senilai Rp310 juta, dan dua buah motor yang masing-masing bernilai Rp10 juta.

Selain itu, Yudo memiliki kas dan setara kas senilai Rp3.408.017.854 serta harta bergerak lainnya senilai Rp365.000.000.000.

Dengan demikian total kekayaan Yudo mencapai Rp11.364.872.854. Sebagai perbandingan, pada tahun 2016 saat menjabat sebagai Kepala Staf Koarmabar Yudo melapor memiliki kekayaan sebesar Rp6.747.025.082.

(NKRIPOST/Fajar)