Bencana Melanda NTT, Kabupaten Malaka Terbanyak Warga Yang Mengungsi
13 April 2021Video Aksi Heroik Wakil Bupati Malaka Terpilih Kim Taolin Salurkan Bantuan Kepada Warga Yang Terisolir
Nkripost, Jakarta – Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Alenia ke IV mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, kedamaian abadi dan keadilan sosial.
Sebagai Implementasi dari amanat tersebut dilaksanakan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera yang senantiasa memperhatikan hak atas penghidupan dan perlindungan bagi setiap warga negaranya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris katulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam yang memiliki berbagai keunggulan, namun dipihak lain posisinya berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekwensi yang cukup tinggi, sehingga memerlukan penanganan yang sistematis, terpadu, dan terkoordinasi.
BACA JUGA:
Tegal Alur Jakarta Barat Kirim Bantuan Untuk Korban Bencana NTT
Potensi penyebab bencana diwilayah negara kesatuan Indonesia dapat dikelompokan dalam 3 (tiga) jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
Bencana alam antara lain berupa Banjir, gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/ lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah, kejadian luar biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa.
Memahami akan tingginya kerawanan terhadap ancaman bencana, Penanggulangan Bencana merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yaitu serangkaian kegiatan Penanggulangan Bencana sebelum, pada saat maupun sesudah terjadinya bencana.
Seperti halnya Cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja yang sejak awal pekan lalu, memporak-porandakan kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga masih memiliki kemungkinan akan muncul potensi Bencana yang lain dalam beberapa hari ke depan, sehingga masih sangat membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah Republik Indonesia dalam menanggulangi pasca bencana.
Bencana yang terjadi akhir pekan lalu tersebut memicu ribuan korban bencana yang harus melakukan pengungsian. Dilansir dari data BNPB pada Minggu (11/4), pukul 23.00 WIB, mencatat total Siklon tropis Seroja yang memicu cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan kerusakan pemukiman dengan total rumah rusak berat 13.184 unit, rusak sedang 7.801 dan rusak ringan 30.575.
Sementara itu, data BNPB total korban meninggal dunia sebanyak 177 orang di Provinsi NTT, sedangkan hilang 45 orang, luka-luka 154. Warga yang masih mengungsi berjumlah 16.033 orang.
Rincian warga yang teridentifikasi mengungsi di Kabupaten Malaka sebanyak 5.468 jiwa, Lembata 2.345, Kupang 1.942 orang, Flores Timur 1.882, Rote Ndao 696, TTS 678, Sabu Raijua 346, Alor 299, Belu 272, Sumba Timur 219, TTU 156, Sumba Barat 80 dan Ende 34
Selain itu juga ratusan relawan terus melakukan upaya penanganan darurat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pasca bencana yang dipicu siklon tropis Seroja.
Data yang dihimpun Desk Relawan mencatat 513 relawan yang tersebar di beberapa wilayah terdampak di seluruh NTT. Lembaga kemanusiaan ini banyak bergerak untuk membantu masyarakat Flores Timur, kemudian di Kabupaten Lembata. Sebanyak 30 lembaga berada di Flores Timur, sedangkan 19 lain di Lembata. Tim Koordinasi Desk Relawan juga mencatat lembaga kemanusiaan bekerja di Kota Kupang, Kabupaten Malaka, Sumba Timur, Kupang, Belu, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Rote Ndao, Alor, Sabu Raijua, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Manggarai Timur dan Barat.
Lembaga kemanusiaan tersebut memberikan bantuan berupa terpal, bantuan pangan dan nonpangan , layanan medis, obat-obatan, dan dukungan psikososial. Pada awal bencana terjadi, mereka pun membantu proses evakuasi warga. Organisasi-organisasi ini masih terus mendistribusikan bantuan kepada masyarakat terdampak.(BNPB).