Beda-beda, Ini Reaksi Surya Paloh, Megawati, dan Prabowo Saat Menteri dari Partainya Jadi Tersangka Korupsi

Beda-beda, Ini Reaksi Surya Paloh, Megawati, dan Prabowo Saat Menteri dari Partainya Jadi Tersangka Korupsi

19 Mei 2023 0 By Tim Redaksi

NKRIPOST.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate jadi menteri kelima dari pemerintahan Joko Widodo yang terlibat korupsi dalam beberapa tahun terakhir.

Empat menteri lain terjadi dalam periode pertama dan kedua yaitu Idrus Marham (Menteri Sosial), Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga), Juliari Batubara (Menteri Sosial) dan Edhy Prabowo (Menteri Kelautan dan Perikanan).

Dari kelima menteri yang terlibat kasus korupsi itu, semuanya merupakan kader partai politik besar pendukung Presiden Jokowi.

Jhonny G Plate adalah Sekjen Partai NasDem yang dipimpin oleh Surya Paloh.

Idrus Marham adalah Sekjen Partai Golkar.

Imam Nahrawari adalah petinggi DPP Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.

Dan, Edhy Prabowo Ketua DPP Partai Gerindra.

Setelah kader mereka yang menjabat menteri ditetapkan tersangka kasus korupsi, para ketua umum partai politik memberikan tanggapan.

Melansir dari Tribunnews, Seperti apa reaksinya.

  1. Reaksi Surya Paloh Saat Johnny G Plate Tersangka Korupsi

Kejaksaan Agung menetapkan Menkominfo yang juga Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate menjadi tersangka kasus korupsi BTS Bakti Kominfo, Rabu (17/5/2023).

Setelah ditetapkan tersangka, Johnny G Plate langsung ditahan selama 20 hari di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung.

Tak berapa lama berselang, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengumpulkan para petinggi partainya di kantor DPP NasDem Jakarta.

Usai pertemuan, Surya Paloh memberikan keterangan pers.

Dia menantang Kejaksaan Agung (Kejagung) RI membuktikan jika ada aliran dana kasus BTS mengalir ke NasDem.

Paloh mengklaim partai yang dipimpinnya itu transparan.

Menurutnya, partainya terbuka jika penyidik dari Kejagung juga memeriksa siapa pun pihak dari partainya yang dianggap menerima aliran dana korupsi tersebut.

“Ini yang memang dikehendaki partai ini. Partai ini ingin transparansnya seutuhnya. Sekali lagi, saya katakan transparansi. Periksa seluruh kemungkinan. Dari ujung kiri ke ujung kanan. Dari barat timur. Atas bawah. Siapa saja yang terlibat,” ujar Paloh di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Tak hanya itu, Paloh juga meminta penyidik juga memeriksa seluruh institusi mana pun untuk bisa mendalami aliran dana tersebut.

Bahkan, Paloh juga menantang yang bersalah diberikan hukuman yang setimpal.

“Periksa juga seluruh unsur yang ada di institusi manapun, termasuk Nasdem. Nasdem se welcome itu. Kita menyambut itu. Dan berikan juga hukuman yang setimpal, tanpa ada lex specialis dalam artian privileges. Si A boleh diperiksa, si C tidak boleh diperiksa. Nah, Makin sedih lagi kita. Semakin sedih,” jelasnya.

Surya Paloh pun menyebutkan pihaknya bakal memberikan bantuan hukum kepada Johnny G Plate.

“Bantuan hukum wajib. Kawan-kawan di luar partai saja minta bantuan hukum kita kasih. Apalagi sekretaris jenderal partai ini,” kata Paloh.

Paloh menambahkan NasDem memiliki kewajiban untuk memberi bantuan hukum kepada Jhonny.

“Kewajiban kita untuk memberikan,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Paloh, pihaknya pun menghormati proses hukum yang bergulir di Kejagung RI.

Namun, dia tak menampik penetapan tersangka tersebut mengusik perasaan dirinya.

“Jadi proses hukum ini harus kita hormati. Kami tetap hormati ini. Tapi sukar untuk mengusik apa yang terjadi di dalam perasaan emosi diri saya,” katanya.

  1. Reaksi Prabowo Subianto Saat Edhy Prabowo Tersangka Korupsi

Pada tahun 2020 lalu, Menteri KKP RI Edhy Prabowo ditangkap KPK dan ditetapkan sebagai tersangka.

Dirinya ditetapkan tersangka atas dugaan suap terkait Perizinan Tambak, Usaha dan/atau Pengelolaan Perikanan atau Komoditas Perairan Sejenis Lainnya Tahun 2020.

Saat itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak mengumpulkan petinggi partainya apalagi langsung menggelar konferensi pers.

Namun Prabowo Subianto kabarnya tak bisa menahan kemarahannya kepada kader sekaligus orang kepercayaannya, Edhy Prabowo, saat tersangkut kasus korupsi kala menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Murka Prabowo kepada Edhy diungkapkan sang adik, Hashim Djojohadikusumo, dalam sebuah konferensi pers pada Desember 2020 lalu.

Namun dalam konferensi pers yang berlangsung di salah satu kafe di Jakarta Utara itu, Hashim justru blak-blakan menceritakan kemarahan kakaknya kepada Edhy Prabowo yang merupakan eks ajudan pribadi sekaligus orang kepercayaan Prabowo.

Saking murkanya kepada Edhy, Prabowo menyebut Menteri Kelautan dan Perikanan itu sebagai anak yang ia pungut dari selokan namun kini mengkhianatinya.

“Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, ia merasa dikhianati,” ungkap Hashim sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (4/12/2020).

“I picked him up from the gutter, and this is what he does to me (saya memungutnya dari selokan, dan sekarang ini yang dia (Edhy Prabowo) lakukan kepada saya).” Tutur Hashim menirukan ucapan Prabowo saat menyatakan kemarahannya kepada Edhy.

  1. Reaksi Megawati Saat Juliari Batubara Tersangka Korupsi

Pada 2020 lalu, Menteri Sosial yang juga kader PDIP Juliari P Batubara jadi tersangka kasus korupsi.

Dia terkait korupsi paket bansos sembako penanganan Covid-19 di Kemensos pada periode pertama.

Pengadilan Tipikor kemudian menjatuhkan vonis 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta kepada Juliari.

Saat dijadikan tersangka, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak langsung memberikan keterangan pers.

Bahkan dalam catatan, tidak ada pernyataan langsung dari Megawati soal kasus korupsi anak buahnya itu.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan partainya telah berulang kali mengingatkan para kadernya yang duduk di kursi pemerintahan agar jangan korupsi.

“Ketua Umum PDI-P, Ibu Megawati (Soekarnoputri) selalu memberikan arahan kepada kadernya yang punya jabatan politik untuk tidak melakukan penyalahgunaan kekuasan, tidak korupsi. Tertib hukum adalah wajib bagi wajah pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi,” kata Hasto.

Hasto bilang, partainya menghormati langkah KPK dalam memproses hukum Juliari.

Ia menyerahkan sepenuhnya upaya KPK untuk mendalami dan memproses kasus tersebut ke meja hijau.

Kata Hasto, kasus penangkapan Juliari harus menjadi pelajaran bagi seluruh kader PDI-P yang menduduki jabatan politik.

“Seluruh anggota dan kader partai harus benar-benar mengambil pelajaran dari apa yang terjadi,” kata Hasto.

  1. Reaksi Muhaimin Iskandar Setelah Kadernya Tersangka Korupsi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi oleh KPK.

Kasusnya adalah penyaluran dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) melalui Kemenpora tahun anggaran 2018.

Imam Nahrawi adalah menteri dari PKB.

Setelah kasus yang menimpanya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tak langsung bereaksi.

PKB hanya mempercayakan kepada Sekjen PKB Hasanuddin Wahid memberikan keterangan pers.

“Kami akan memberikan advokasi atau pendampingan,” kata Sekjen PKB Hasanuddin Wahid melalui pesan singkat, Rabu (18/9/2019).

Ia mengatakan PKB menghormati sepenuhnya keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ia menambahkan, PKB juga akan menanyakan langsung kepada Imam terkait kasus yang melibatkannya itu. Wahid pun meminta publik mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam kasus ini.

  1. Reaksi Ketua Umum Golkar Kadernya Tersangka Korupsi

Pada tahun 2018 lalu, Menteri Sosial (Mensos), Idrus Marham, ditetapkan sebagai tersangka di KPK.

Politisi Golkar itu diduga menerima suap sebesar Rp 500 juta yang merupakan bagian dari commitment fee 2,5 persen dari nilai proyek kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1.

Saat itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku berduka atas kasus yang menjerat kadernya Idrus Marham di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Idrus kemudian mundur sebagai Menteri Sosial dan kepengurusan Partai Golkar.

“Tentu kami berduka dengan apa yang menimpa Pak Idrus Marham. Kami tentu berharap yang terbaik untuk Pak Idrus Marham,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/8/2018).

Airlangga mengakui mengajukan pengganti Mensos yang juga kader Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus datang bersama Airlangga ke Istana menjelang pelantikan Mensos.

“Ya tentu Pak Agus Gumiwang kan juga punya pengalaman di DPR. Dan juga yang berikutnya adalah Pak Agus tidak nyaleg. Jadi tadinya kita persiapkan untuk jadi timses untuk pemenangan pemilu,” kata Airlangga.

(Yar/Sis)