Pemerintah Umumkan Aturan Baru untuk Siswa SD/MI/Sederajat se-Indonesia, Berlaku Mulai Tahun Ajaran 2027/2028, Seluruh Sekolah Wajib Tahu, Simak!
1 Mei 2024 0 By Tim RedaksiNKRIPOST.COM – Pemerintah umumkan aturan baru untuk siswa SD/MI/Sederajat se-Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (1/5/2024), Pemerintah mewajibkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo mengonfirmasi hal tersebut.
Baca Juga:
Kurikulum Merdeka melalui Permendikbud Ristek Nomor 12/2024 mengatur bahwa mata pelajaran bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib mulai kelas 3 Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau satuan pendidikan lain yang sederajat.
Penekanannya bukan pada pengetahuan tentang tata bahasa atau grammar, tetapi pada penggunaan bahasa Inggris untuk keperluan praktis seperti komunikasi dan mencerna informasi.
Adapun penerapan kebijakan ini perlu waktu dan tidak akan langsung diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025.
“Pewajiban bahasa Inggris di SD, MI, atau satuan pendidikan sederajat akan berlaku mulai tahun ajaran 2027/2028. Jadi pemda dan sekolah punya waktu untuk melakukan berbagai persiapan,” kata Anindito.
Baca Juga:
Alasan Kemendikbud Ristek wajibkan pelajaran bahasa Inggris
Untuk alasannya, Anindito menyebut bahwa semua negara di Asia Tenggara sudah mewajibkan pelajaran bahasa Inggris sejak SD.
Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum mewajibkan bahasa Inggris bagi murid pada tingkat dasar.
Selain itu, Kemendikbud Ristek juga melihat kemampuan berbahasa Inggris bukan hanya sebagai kemampuan berbahasa, tetapi juga sebagai modal penting untuk belajar seumur hidup.
Hingga saat ini, sebagian besar pengetahuan ilmiah modern disajikan dan ditulis dalam bahasa Inggris.
Baca Juga:
Sumber belajar yang gratis di berbagai platform digital, seperti di MOOC yang dibuat oleh MIT, Coursera, dan EdX, sebagian besar juga hanya tersedia dalam bahasa Inggris.
“Tanpa kecakapan bahasa Inggris, akses terhadap begitu banyak ilmu pengetahuan dan sumber belajar menjadi tertutup,” tuturnya.
Anindito berpendapat bahwa bahasa Inggris juga termasuk alat untuk berkomunikasi dan berkolaborasi di tingkat regional dan internasional.