Apa Itu Apokaliptik? Diduga Jadi Motif Tewasnya 1 Keluarga di Kalideres, Ini Penjelasan Kriminolog
15 November 2022APA ITU APOKALIPTIK? Diduga jadi motif tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Apokaliptik tiba-tiba jadi salah satu kata yang menjadi trending di pencarian Google.
Kata ini muncul ketika kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, mengungkapkan dugaan motif tewasnya satu keluarga di Kalideres.
Adrianus Meliala menduga satu keluarga yang ditemukan meninggal dunia di dalam rumah pada Kamis (10/11/2022) diduga menganut paham Apokaliptik.
“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022).
Adrianus menduga ada tindakan sengaja lapar atau pelaparan.
Lantas apa arti dari paham Apokaliptik?
Dikutip dari Wikipedia, kata Apokaliptik berasal dari bahasa Yunani yang artinya menyingkapkan atau membukakan dan merujuk pada sesuatu yang tersembunyi.
Kata Apokaliptik, sebenarnya merupakan ungkapan dari gereja Kristen abad ke-2 untuk jenis sastra yang dipakai dalam surat Wahyu kepada Yohanes di Perjanjian Baru.
Dari situ mulai digunakan kata Apokaliptik menjadi sebuat sebutan untuk gaya penulisan yang banyak menggunakan simbol, seperti di dalam Kitab Wahyu.
Sementara itu, dikutip dari situs parokicitraraya.org, menjelaskan makna dari aliran paham Apokaliptik.
Paham Apokaliptik merupakan satu dari enam paham tentang Kerajaan Allah yang muncul dan diimpikan oleh bangsa Israel.
Dalam situs tersebut menjelaskan jika Apokaliptik merupakan aliran yang percaya akan datangnya penghakiman Allah.
Karena dunia sudah jahat dan akan digantikan oleh dunia baru.
Dalam dunia baru tersebut akan muncul kebaikan yang dianugerahi kebakaan, dan yang jahat akan dihukum.
Menurut pandangan para Apokaliptik, Kerajaan Allah adalah sebuah kenyataan terakhir yang akan terjadi di akhir zaman.
Setelah zaman ini lenyap, ‘Kerajaan Allah’ yang mereka yakini akan menjadi kenyataan di bumi baru dan langit baru yang dijadikan Allah.
Paham Apokaliptik menjadi bahan perbincangan setelah Adrianus menduga keluarga yang tewas di kalideres memiliki keyakinan tersebut.
Adrianus juga menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut.
“Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu,” kata Adrianus.
Ada juga dugaan seperti adanya pihak yang membuat para korban lapar dengan tidak memberi akses makanan.
“Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat,” lanjut Adrianus.
Untuk diketahui, kepolisian masih mendalami tentang kasus ini.
4 Korban Tewas Sudah Lama Tidak Makan
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.
“Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil,” ucap Pasma.
Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yang lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.
“Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.
Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.
“Enggak ada (bercak darah),” ujarnya.
Ketua RT Bersaksi Korban Termasuk Keluarga Mapan
Satu keluarga yang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden I Ekstension, Kalideres, Jakarta Barat diketahui merupakan keluarga mapan dari segi finansial dan bukan penerima bantuan sosial (bansos).
Ketua RT07/15 Perumahan Citra Garden I Ekstension, Asiung menjelaskan hal itu kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).
Asiung menjelaskan mapannya terlihat dari sejumlah harta yang dimiliki keluarga tersebut mulai dari rumah hingga kendaraan roda dua dan roda empat.
“Saya katakan ini keluarga mapan, punya mobil punya motor dan bukan keluarga penerima bansos (bantuan sosial),” jelas Asiung.
Selain itu, dikatakan Asiung terkait kepemilikan mobil dan motor itu tak hanya diketahui oleh dirinya saja, warga sekitar pun disebutnya juga mengetahui perihal harta yang dimiliki oleh satu keluarga tersebut.
Sementara itu, Asiung juga kerap beberapa kali melihat KM (66) yang merupakan istri sekaligus korban tewas bersama DF (42) anaknya berbelanja keperluan dapur.
“Punya mobil dan motor yang kadang kadang sebelum kejadian suka ke pasar ibu dan anak ini,” ucapnya.
(NKRIPOSTl/TRIBUNKALTIM.CO)