Adopsi Anak Hasil Hubungan Gelap Oknum Polisi Berujung Jadi Tersangka, Yulis Hanya Bisa Menangis, Begini Kisahnya

Adopsi Anak Hasil Hubungan Gelap Oknum Polisi Berujung Jadi Tersangka, Yulis Hanya Bisa Menangis, Begini Kisahnya

5 September 2022 0 By Tim Redaksi

TANGIS Yulis pecah saat mendengar dirinya telah ditetapkan sebagai tersangka, dalam kasus adopsi anak.

Yulis bersama suaminya, Oki, berinisiatif mengadopsi anak yang tak terawat, karena hasil hubungan gelap seorang wanita berinisial RI dengan oknum polisi.

Pasangan suami istri (Pasutri) dari Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan tersebut, awalnya tak tega melihat anak yang dilahirkan dari hubungan gelap RI yang merupakan karyawan perusahaan kontraktor, dengan oknum polisi di Polda Sulawesi Selatan, berinisial RE.

Yulis mengaku rela mengadopsi anak hasil hubungan gelap tersebut, karena merasa iba setelah melihat bayi tersebut nyaris terlantar.

Bayi tak berdosa ini lahir di Kota Makassar, dan nyaris terlantar karena kedua orang tuanya takut hubungan gelap mereka terbongkar.

Yulis mengaku bayi hasil hubungan gelap tersebut dirawat bersama suaminya selama 1,5 tahun. Dia bersama suaminya akhirnya mengurus dokumen akta lahir bayi tersebut, menggunakan namanya, karena RI menolak untuk mengurusnya karena takut rahasia hubungan gelap itu terbongkar.

Dokumen akta lahir ini sangat dibutuhkan anak tersebut, karena untuk keperluan mendapatkan layanan pemeriksaan di Posyandu.

Atas persetujuan RI, akhirnya dokumen bayi hasil hubungan gelap itu, diurus atas nama Yulis dan Oki.

Yulis dan Oki Dipolisikan

Setelah mengetahui peristiwa adopsi tersebut, nenek dari bayi meminta Yulis mengembalikan dua bayi atau kedua cucunya.

Yulis kemudian mengembalikan bayi itu karena disebut-sebut ada pengancaman.

Belakangan, Yulis dan suaminya juga dilaporkan ke polisi atas tuduhan pemalsuan dokumen oleh nenek bayi inisial AK.

Bahkan, RE yang merupakan ayah bayi juga dilaporkan sehingga ketiganya ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan dokumen.

Menurut Yulis, dia memang saling mengenal dengan nenek sang bayi. Hal ini karena RI merupakan sahabat karibnya sejak dulu.

Yulis mengatakan nenek sang bayi melapor ke polisi karena tidak mengetahui duduk perkara di balik kasus adopsi tersebut.

“Mereka tidak mau (mediasi) ya saya mau bilang bagaimana kalau mereka enggak mau, saya minta tolong kan kasi ketemu saya sama ibunya, karena yang tau ceritanya kan ibunya, neneknya kan tidak tahu, yang melaporkan saya tidak tahu apa-apa,” kata Yulis.

“Cuma tahunya saya sudah dianggap sama dia saya dianggap membohongi bahwa ini cucunya dia, saya bilang tante saya tidak ada hak bicara, tante kalau anu tanya anaknya dong,” imbuhnya.

Pasutri Yulis dan Oki Jadi Tersangka

Kasat Reskrim Polres Luwu Timur AKP Warpa mengatakan pasutri Oki dan Yulis telah ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan dokumen.

RE selaku ayah kandung dari bayi yang diadopsi juga dijerat pidana yang sama.

“Tiga orang (tersangka), iya (bapak bayinya juga tersangka),” kata AKP Warpa saat dihubungi terpisah, Jumat (2/9).

Warpa mengaku pihaknya sudah berusaha melakukan mediasi. Namun nenek bayi selaku pelapor enggan damai.

“Neneknya anak ini yang keberatan. Kami juga sudah lakukan juga mediasi, tapi sama sekali memang tidak mau sekali (neneknya bayi untuk berdamai), jadi kami karena dapat laporan harus berikan kepastian hukum,” kata Warpa.

Hubungan gelap oknum polisi dengan RI ternyata masih terus berlanjut, hingga akhirnya RI kembali hamil anak ke dua. Setelah melahirkan anak ke dua, RI memberanikan diri menceritakan semuanya ke orang tuanya.

Kisah ini ditulis langsunh oleh RI ibu bayi yang diadopsi oleh Yulis dan Oki yang membuat pasutri tersebut dilaporkan dan menjadi tersangka atas dugaan pemalsuan dokumen.

Kisah pertemuan antar RI dan RE ditulis di Makassar, 18 Oktober2021 dan diterima Redaksi iNewsLutra.id, Minggu (4/9/2022).

KRONOLOGIS

WriteBy : RR

September2016

Saya RI bertemu dengan seorang laki-laki inisial RE yang bekerja di Polda unit Sabhara sedang tugas di PT Vale Sorowako selama satu bulan.

Pertemuan pertama kali di warkop saya. pada saat itu, RE sering datang tiap hari, awalnya saya tidak gubris dan biasa saja.

Namun RE melakukan pendekatan sekalling ke saya, ia bahkan terjalin pendekatan dengan orang sekitar saya, akhirnya saya berkenalan sebatas costumer warkop pada saat itu.

Karena saya sangat menjaga privasi hubungan dengan setiap orang diawal pertemanan, saya menanyakan status apakah sudah berkeluarga atau belum, RE mengaku masih bujang/sendiri.

Setelah selesai tugas selama satu bulan, RE pulang ke Makassar. Tidak lama ada seorang perempuan menghubungi saya dan mengatakan dia adalah istrinya.

Akhirnya saya putuskan hubungan dan tidak balas chat lagi setelah itu, namun RE terus menghubungi saya dan meyakinkan bahwa Rumah Tangga mereka sedang bermasalah lama sebelum bertemu dengan saya dan sudah pisah rumah sekitar setahun lalu.

Saya mengatakan “jika mau serius sama saya, selesaikan urusannya dengan yang sana baru sama saya”.

RE terus meyakinkan bahwa mereka memang tidak bersama, pada saat itu RE tinggal di rumah Bapak Ibu kandungnya.

RE terus video cal pagi siang sore malam memastikan bahwa memang dia tinggal sendiri.

RE mengatakan dia sedang dalam pengurusan perceraian karena istrinya berselingkuh dengan orang lain.

Yang menjadi permasalahan bahwa dia tidak bisa memberikan bukti karena HP istrinya dibanting dan rusak setelah dia dapati istrinya dan laki-laki lain saling mengirim foto telanjang.

Setelah itu saya tidak mau peduli dan ikut campur, saya selalu mengatakan bahwa kalau mau serius sama saya selesaikan baik baik urusannya dan langsung ke orang tua saya baik baik.

Saya tidak pernah lagi balas komunikasinya dan saya sudah jauhi RE pada saat itu, namun RE tiba-tiba datang sendirian menyetir mobil ke Sorowako tanpa sepengetahuan saya, saya kaget dia meminta maaf dan menunjukkan keseriusannya.

Saya terus mengatakan “jika memang serius, selesaikan baik baik yang perlu diselesaikan.” RE pulang Kembali ke Makassar.

September 2017

Saya jauhi RE karena tidak ada kejelasan sudah setahun berjalan. RE terus meyakinkan saya bahwa memang dia sudah berpisah sejak lama, hanya karena dalam kepolisian laki-laki tidak bisa menggugat. Ini yang selalu disampaikan.

2018

RE Kembali ditugaskan dari Polda bekerja di Sorowako selama kurang lebih 2 bulan.

Agustus 2018

Pada bulan ini, saya hamil anak RE bersamaan dengan saya diterima bekerja di PT Vale. Jadi saya hanya bisa fokus, sakit dan keluhan kehamilan saya hadapi dan selesaikan seorang diri di Sorowako.

Saya tidak berani menyampaikan ke orang tua dan keluarga saya, karena pada saat bersamaan kondisi orang tua dan keluarga sedang dalam kemelaratan, ditipu milyaran dan ayah ibu sudah mau berpisah.

Oleh karena itu saya memilih diam dan hadapi sendirian. Saat hamil pertama yang mengetahui cuman kami berdua dan Tuhan, tidak ada orang lain lagi yang mengetahui.

Mei 2019

Pertengahan Mei saya bersamaan mendapatkan jadwal ujian Pascasarjana S2 di Makassar dan sekalian mengambil cuti, waktu yang bertepatan jadwal saya melahirkan.

Akhirnya, pertengahan Mei 2019 saya ke Makassar, kami berdua mempersiapkan kelahiran anak kami, saya membelikan perlengkapan lengkap tanpa terkecuali.

Saat itu kami mengambil pilihan cari kost dekat rumah bersalin, tidak ada ada kekuatan lain selain kekuatan dari Allah SWT tempat saya mengadu, menangis seorang diri, hadapi kehamilan tanpa keluarga, namun saya terus jalani.

Saya harus yakin saya harus maju dan selesaikan baik baik.

Juni 2019

Lahir seorang anak laki-laki kami di Rumah Bersalin Makassar tanggal 2 Juni 2019 secara normal pukul 06:45 WITA, sementara lebaran tanggal 5 Juni 2019 tidak ada pilihan lain saya harus keluar Rumah Bersalin tanggal 3 Juni.

Akhirnya tanggal 3 Juni 2019 pukul 20:00 saya keluar dari Rumah Bersalin dan kami kembali ke Kost. Saya menangis bingung kemana anak saya harus dititipkan sampai saya benar benar berani menghadapi keluarga yang sedang hancur-hancurnya.

Saya menyuruh Bapaknya yang memberi tahu kedua orang tuaku, bukan saya namun RE/Bapaknya tidak berani melakukannya.

Satu hal yang saya sampaikan dihadapannya sambil berlinang air mata tanpa henti dan dada sesak,

“tolong anakku, tolong siapa yg bisa bantu saya jaga sampai saya siap datang kembali ambil anak saya karena saya tidak bisa berpisah sama darah daging ku sendiri, karena untuk saat ini saya tau kondisi keluargaku, kondisi sangat tidak memungkinkan”.

Akhirnya Bapaknya memberikan penawaran bahwa ada anak temannya anggota DPRD di Jeneponto, tapi saya tidak mau.

Kemudian Bapaknya menawarkan ada temannya yang bisa rawat jaga tapi di Makassar, saya tetap saja tidak bisa berpisah dengan anak saya.

Bersamaan saat itu Mbak Yulis teman saya yang dulu sudah seperti keluarga menuju perjalanan ke Makassar Bersama keluarganya.

Tidak ada pilihan lain saya ikhlas dibesarkan sama keluarga tersebut karena mereka tinggal sedaerah dengan saya di Sorowako, saya tidak mau jauh dengan anak saya.

Akhirnya RE menelfon Mbak Yulis menyampaikan dan menawarkan merawat anak tanpa menyebutkan asal usul anak ini dan tidak mengungkapkan bahwa ini adalah anak kami, padahal saya maunya Bapaknya jujur bahwa ini anak kami.

Tidak ada pilihan lain dari pada saya jauh dengan anak saya, saya ikhlas Bapaknya tidak bilang asal usul yang terpenting di pikiranku saat itu saya tidak mau jauh dari anak saya, akhirnya Mbak Yulis dan Suami anaknya menerima dengan baik.

Keluarga itu merawat dengan baik anak saya. Tiga hari setelah lebaran Mbak Yulis dan keluarganya pulang ke Sorowako.

Tiga hari berlalu Bapaknya juga masih tidak mau dan melarang saya terus terang, saya tidak bisa hidup seperti ini dipisahkan dari anak saya oleh Bapaknya, akhirnya dengan segala permohonan kepada Allah akhirnya saya punya keberanian mengatakan ke Mbak Yulis bahwa anak itu adalah anak saya sambil saya memperlihatkan surat keterangan lahir.

Setelah itu, Mbak Yulis dan Mas Oki bertemu saya di Sorowako, akhirnya saya melihat lagi dengan anak saya sendiri. Saya mengatakan ke mereka,

“tolong saya titip jaga rawat anak saya, keluarga dan kondisi saya sekarang tidak memungkinkan”.

Mereka mengiyakan dan masih memperbolehkan saya bertemu anak saya kapan saja saya mau.

Setiap pulang kerja saya mampir untuk bertemu dengannya tanpa ada kelurga yang tau satupun, membelikan susu, popok dan kebutuhannya tiap bulan.

Berjalan beberapa bulan, Mbak Yulis punya teman Namanya Kak JN dipanggil Een. Mbak Yulis menyampaikan soal anakku, akhirnya kami selalu bertiga Bersama anakku ini besarkan dia.

Tiada hari tanpa sesak dada dan air mata, mengingat anak jauh sejak umur 2 hari. Tidak ada pilihan lain yang harus saya jalani, berattttttt, sangat berat buatku, namun saya selalu kembali ke Allah memohon setiap hari sholat taubat bahwa kekuatan ada padaNya, ku memohon kekuatanNya.

Akhirnya, berkat pertolongan Allah semakin anak ku tumbuh semakin saya belajar tentang arti Ikhlas. Ku serahkan, ku kembalikan anakku ke yang memiliki Allahu Rabb.

Maret 2020

Saya mengandung anak RE yang kedua, saat umur 3 bulan RE mengatakan ke saya bahwa dia Rujuk dengan istrinya, betapa terpukulnya saya.

Setelah RE tau saya hamil lagi anaknya dia suruh saya menggugurkannya tapi apapun yg terjadi saya akan mempertahankan anakku.

9 bulan saya hamil yang mengetahui hanya Mbak Yulis, Mas Oki suaminya dan Kak Een, tidak ada keluargaku yang tau.

Ibuku saat itu pergi ke Bandung selama kurang lebih 6 bulan, menenangkan diri dan menyelesaikan masalahnya.

April 2021

Ternyata AP istri RE melahirkan, pantesan saja dia bulan lalu dia mengatakan ke saya bahwa dia Rujuk dan menyuruh saya menggugurkan anaknya, tapi saya tidak mau apapun yang terjadi,cukup saya sudah terpisahkan dengan anak pertama jangan pisahkan lagi saya dengan darah daging ku yang kedua.

Ternyata selama ini dia Bohongi saya, dia khianati saya, luar biasa sakitnyaaaaaa!

September 2020

Anakku seorang laki-laki lahir kembali di Makassar, Rumah Bersalin yang sama. Saat harinya tiba, saya di induksi selama 24 jam penuh, tenyata anak saya plasentanya menghalang pintu lahirnya jadi malam itu juga dipilih tindakan operasi.

Saya operasi tanpa kehadiran orang tua saya. La haula, hanya tasbih yang menemani saya masuk diruang operasi dan melewati tahap luar biasa itu, pertaruhan hidup dan nyawa.

Seminggu di Makassar setelah melahirkan saya kembali ke Sorowako dengan membawa Baby Sister dari Makassar untuk jaga anak saya.

Mbak Yulis menawarkan, anak saya yang kedua tinggal dirumahnya untuk sementara, sambil saya mencari kost untuk kami tinggal.

Setelah saya dan anak saya kost 3 bulan di Area Wawondula, ibu saya akhirnya pulang dari Bandung setelah sekian lama berpisah.

Saya mempelajari keadaan keluarga, sudah mulai membaik dan semakin menerima kenyataan atas musibah pekerjaan kemarin.

Kondisi rumah mulai adem, perpisahan kami sekeluarga kemarin Allah mengajarkan kami untuk saling introspeksi diri, akhirnya Allah menyatukan kembali di Sorowako.

Pada malam itu, tekad saya bulat membawa anak saya kepada kedua orang tua saya, karena Bapaknya tidak lagi bertanggung jawab, apalagi untuk menafkahinya.

Saya diantar Kak Een membawa anak ku yang kedua ke rumah danau tempat ayah ibuku tinggal.

Kejadian mengharukan terjadi, ayah telp RE dan suruh bertanggung jawab tapi RE tidak bisa, Ayah saya suruh RE menikahi saya dan RE mau tapi nikah di Imam saja di Makassar diantar adik dan ayah saya menyuruh Mbak Yulis ikut antar.

Kondisi tidak stabil, akhirnya saya sudah menikah dengan RE dan saat itu juga ada surat cerai/pisah yang ditandatanganinya.

Isinya ada beberapa poin salah satunya memberikan nafkah anak anaknya, namun hingga kini RE tidak menafkahinya.

Desember 2020

Anakku yang pertama akhirnya Kembali kepada saya, Masya Allah tangisan dan sujud syukurku pada Tuhan atas pengaturannya hingga bisa berkumpul bersama anak saya.

Luar biasa perjalanan ku dengan anakku yang pertama hingga kami dipersatukan kembali dengan caranya, karena kejadian kami berpisah memang bukan keinginan kami tapi karena memang benar benar kondisi.

Februari 2021

Anak anakku di aqiqah di Panti Asuhan Bersama dengan pemberian nama baru karena anakku yang pertama diberi nama oleh keluarga Yulis & Mas Oki, tapi ini nama belum Aqiqah, mereka tidak aqiqah anak saya selama 1,5 tahun dirawat oleh mereka.

Kehadiran dua anak ini membawa perubahan luar biasa kepada keluarga saya.

Awalnya saya bersaudara juga terpisah dengan kehadiran anak anak ini kami keluarga menjadi kumpul bersatu tidur bersama rame rame yang tidak pernah terjadi setelah sekian lama.

September 2021

Ar. berulang tahun yang ke-1. Sampai umur anak saya setahun, saya menunggu niat baik Bapaknya namun hingga kini tidak ada niat baik ke keluargaku dan tidak menafkahi anak anaknya.

Yasudah, artinya dia tidak mau bertanggung jawab atas kedua anaknya. Kami bertiga saya, AR dan AQ hidup bahagia meski keluarga Yulis mempermalukan saya di sosmed, satu kali pun saya tidak balas, karena bukan karakter saya berkelahi atau mengungkapkan perasaan di sosial media.

Sosial media digunakan untuk berbagi inspirasi, bukan untuk curhat masalah atau pun membuka aib orang lain.

Keluarga mereka terus memposting anak saya yang pertama hingga minggu ini di akun mereka dan terus mencari perhatian iba orang dengan yang sedih sedih, ini yang membuat saya keberatan dan terpukul.

Meski mereka menghancurkan mempermalukan saya, saya tutup telinga tidak mau mendengar apapun dan memilih terus melanjutkan hidup focus bekerja mencari uang untuk menafkahi anak anak ku yang sudah ada didalam pelukanku.

Saya sangat menyayangi kedua anakku, hanya saja kondisi yang membuat kami terpisahkan, tapi sekarang tidak akan ada lagi yang memisahkan ku dengan anak anakku apapun yang terjadi.

Karena saya sudah merasakan bagaimana sakitnya terpisahkan dengan darah daging sendiri. Allahu Akbar.

Oktober 2021

Setelah sekian lama berlalu sejak 2016 hingga sekarang, lima tahun pertemuanku dengan RE akhirnya saya bertekad bulat, mau menyelesaikan, mau menutup semua ini. Laki-laki itu perlu mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dan saya akan terus tumbuh bersama kedua anakku, menjadi lelaki soleh. Mohondoanya,Aamiin

TerimaKasih

Makassar,18 Oktober 2021

Ttd

(NKRIPOSTl/iNewsLutra.id)