7 Tokoh Terpopuler di Jabar, Nomor 1 Bukan Lagi Ridwan Kamil Tapi Sosok Ini, Gak Nyangka
1 Juni 2023 0 By Tim RedaksiNKRIPOST.COM – Penelitian terbaru Big Data Jayabaya menunjukkan Dedi Mulyadi menempati posisi pertama tokoh terpopuler di Jawa Barat.
Dedi Mulyadi merupakan mantan bupati Purwakarta dua periode.
Pria kelahiran 11 April 1971 itu sebelumnya politisi Golkar yang saat ini telah berlabuh ke Partai Gerindra.
“Big data ini merangkum semua pembicaraan dan ketersukaan yang kemudian diterjemahkan menjadi komentar negatif dan positif,” kata CEO sekaligus peneliti Big Data Jayabaya, Gumilar Satriawan, melalui sambungan telepon, di Purwakarta, Rabu (31/5), seperti Dilansir dari Antara dan JPNN.
Hasil penelitian terbarunya terhadap sejumlah nama tokoh yang populer di Jawa Barat menempatkan Dedi Mulyadi sebagai tokoh terpopuler di Jabar.
Hasil tersebut diolah melalui Engine-X yang kemudian ekstrak data dari media sosial dan media online.
Dari data yang dihimpun sejak 1 Januari 2023 pukul 00.00 WIB hingga 31 Mei 2023 pukul 7.30 WIB telah terhimpun 28.655 data dari 35.761 net user.
Berikut Tokoh Terpopuler di Jabar
- Dedi Mulyadi meraih 36,6 persen
- Ridwan Kamil 32,7 persen.
- Mochamad Iriawan 9,4 persen,
- Bima Arya Sugiarto 5,4 persen
- Uu Ruzhanul Ulum 4,3 persen
- Desi Ratnasari 3,3 persen
- Ahmad Syaikhu 2,2 persen.
Selain itu, ada juga sejumlah tokoh lain yang masuk dalam data dengan persentase satu persen, di antaranya Ono Surono, Deddy Mizwar, Saat Mustofa, Cucun Syamsurizal, Mulyadi dan Taufik Hidayat.
“Berdasarkan variable keterkenalan dan ketersukaan masing-masing tokoh yang dalam konteks big data disebut subjek. Hasilnya kang Dedi Mulyadi di posisi pertama,” katanya.
Menurut dia, meski perhelatan Pilgub Jabar masih cukup lama, tapi perbincangan di media sosial sudah ramai. Termasuk dinamika di masing-masing partai politik yang sudah mulai dinamis.
Gumilar meyakini hasil big data yang dimilikinya tak pernah jauh berbeda, bahkan seringkali mirip dengan hasil survei yang dilakukan lembaga kredibel lainnya yang meneliti tentang popularitas dan elektabilitas.
Disebutkan bahwa big data bisa mempelajari perilaku kejadian masa lalu untuk menentukan langkah strategis di masa depan.
Dia mencontohkan, Pemilu Amerika Serikat yang dimenangkan Donald Trump, itu tak lepas dari penggunaan analisa data.
Sehingga hal tersebut bisa menjadi alternatif bagi calon yang akan melangkah di dunia politik.
“Big data bisa melakukan pemetaan terhadap isu daerah yang hasilnya bisa menjadi bahan kampanye dalam memberikan solusi terbaik,” kata Gumilar. (Yar/Sis)