2 Tahun Menghilang, Siswa SMK Ini Ternyata Tewas Dibunuh, Pelakunya Tak Disangka, Lihat

2 Tahun Menghilang, Siswa SMK Ini Ternyata Tewas Dibunuh, Pelakunya Tak Disangka, Lihat

2 Desember 2022 0 By Tim Redaksi

MISTERI menghilangnya AG, siswa kelas 2 SMK di Tarakan sejak April 2021 atau hampir dua tahun yang lalu akhirnya terkuak.

Remaja 17 tahun itu ternyata tewas dibunuh.

Pelaku pembunuhannya adalah sepupu korban bersama dua orang lainnya.

Kapolres Tarakan AKBP Taufik Nurmandia mengungkap jasad AG ditemukan tinggal tulang belulan dikubur di kebun nanas tak jauh dari lokasi pembunuhan terjadi.

“Kejadiannya di Jalan Perumahan PNS belakang Blok D kandang ayam RT 01 Kelurahan Juara Permai,” beber AKBP Taufik saat menggelar konferensi pers dan dilansir dari laman Polres Tarakan, Jumat (2/12).

Perwira menengah Polri itu membeberkan kronologi kejadian berawal saat AG tidak pulang ke rumah selama seminggu lebih pada April 2022.

“Saat itu AG dilaporkan mengambek dan keluar rumah pada saat bulan puasa,” ungkapnya. Hingga saat itu keberadaan AG tidak diketahui.

Kasus ini mulai terungkap ketika ayah korban melaporkan adanya dugaan AG dibunuh oleh seseorang ke Polres Tarakan pada 27 November lalu.

Dugaan sang anak telah dibunuh diperoleh ayah korban dari salah seorang rekannya.

Mendapat lapran tersebut, unit Reskrim Polres Tarakan langsung bergerak menggali informasi dan akhirnya menemui titik terang.

Hanya butuh waktu tiga hari, pelaku pembunuhan yang terjadi pada April 2021 lalu dan ternyata didahului dengan penculikan terhadap korban berhasil diungkap.

Ketiga pelaku adalah ED (23) yang merupakan sepupunya sendiri.

Kemudian AF (22) istri dari ED, dan MD (45) merupakan teman dari ED.

Tersangka ED dan AF sudah diamankan pihak kepolisian setelah diringkus di kediamannya Jalan Kusuma Bangsa, Kelurahan Gunung Lingkas.

Sementara itu, MD sendiri masih berada di Lapas Berau karena terseret kasus narkotika.

“Saat kejadian pembunuhan, korban masih duduk di bangku kelas dua SMK,” ungkap Taufik.

Saat ditemukan, jasad AG yang dikubur di kebun nanas itu tinggal tulang belulang dalam kondisi pakaian atau kaos dan celana masih melekat.

Sementara itu, terkait motif pembunuhan berawal saat ED saat itu dipercayakan orang tuanya untuk mengurus operasional pos kepiting dan diberikan sejumlah uang.

Namun, uang tersebut telah habis digunakannya untuk bermain game dan judi online.

Merasa takut kepada orang tuanya karena uang habis, akhirnya ia memiliki niat untuk menculik AG dan membuat video yang berisikan permintaan tebusan sebesar Rp 200 juta.

“Karena AG yang sudah meninggalkan rumah kemudian tinggal di kandang ayam, akhirnya ED dan AF muncul niat menakut-nakuti ibu korban untuk memberikan sejumlah uang. Korban saat itu diikat oleh suami istri ini di sebuah kursi,” bebernya lagi.

Tak merasa cukup akhirnya ED memanggil temannya MD untuk membantu karena AG telah meronta-ronta meminta dilepaskan.

Pembunuhan AG diawali dengan mengikat korban di sebuah kursi dan ditikam kemudian dibungkus oleh kain, sebelum akhirnya dikubur di sebuah kebun nanas.

“Digalinya tidak terlalu dalam untuk mengubur setelahnya tersangka membersihkan TKP dari darah-darah AG yang bersimbah. Saat kami ke TKP juga barang bukti sebagian masih ada karena pondok itu tidak pernah didatangi siapapun sejak setahun lalu,” terangnya.

Para tersangka yang disangkakan Pasal 340 juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana hukuman mati atau seumur hidup.

(NKRIPOST/jpnn)